24. |Satu Penghianat terungkap| 🌊

622 69 32
                                    

Kellen berjalan seorang diri di koridor sekolahan yang sepi, kedua tangannya ia sakukan, dan juga bibirnya menghisap rokok.

Pikirannya sudah melayang jauh sedari tadi, ia selalu memikirkan ucapan Aurion. Entahlah hatinya merasa resah sekaligus tenang.

"Biru? Gadis lemon? Gelang pelangi?" Monolognya sembari tersenyum miring.

"Gue harus nemuin dia secepatnya!" Monolognya lagi dengan tangan terkepal didalam saku.

"Kell" Tiba-tiba seorang gadis berwajah imut datang menepuk pundaknya.

Shaqila Theabella Narendra. Begitulah yang Kellen baca pada name tag gadis disampingnya.

Kellen tau bahwa Qila adalah kembaran Shaka sejak ia berteman dengan cowok itu, dan juga suatu kejadian 4 tahun yang lalu. Namun ia tak terlalu dekat dengan Qila, karena ia adalah tipe lelaki yang enggan dekat dengan seorang perempuan.

"Hmm" jawabnya datar.

Qila tersenyum kearah Kellen, lalu mengeluarkan sebuah surat dan juga satu kotak kecil berwarna hitam.

"Gue tau lo nggak suka dikasih coklat ataupun bunga karena lo alergi keduanya, jadi gue cuman mau kasih lo sapu tangan juga surat yang udah gue siapin satu tahun yang lalu. Gue mohon tolong jangan buang surat ini, karena gue butuh waktu panjang buat kasih lo Kell" Ujar Qila panjang lebar dengan senyum manis yang masih terpatri di bibirnya.

Kellen menggenggam pemberian Qila, tadinya ia ingin menolak mentah-mentah, namun niatnya ia urungkan karena ucapan gadis itu.

"Oke" Ucapnya lalu pergi dari sana dan itu tak pernah luput dari pandangan Qila yang masih tersenyum.

"Semoga lo bales cinta gue Kell" ujarnya lirih lalu pergi dari tempat itu.

Tanpa mereka sadari ada seseorang yang memperhatikan mereka dari jauh dengan tangan terkepal. "Gue nggak akan biarin lo dapetin Kellen, Shaqila"

  🌏🍋🌏

"VERO BELAKANG LO!!"

Bugh

Tinjuan Alvaero tepat sasaran pada wajah tertutupi masker didepannya. Sedangkan Arsean langsung berlari menghabisi satunya lagi.

2 orang berbaju hitam yang mendapatkan serangan dadakan pun tak terima dan membalas serangan Alvaero dan Arsean.

Jadilah perkelahian antar keduanya menjadi sengit, tinjuan dan tendangan tak luput dari itu semua.

Alvaero dan Arsean melawan dengan tangan kosong sedangkan 2 orang itu menggunakan pisau.

Srakk

Ujung pisau mengenai tangan Alvaero hingga membuat darah merembes keluar, tapi Alvaero tak merasa kesakitan justru matanya sudah menajam seperti ingin menguliti habis-habisan orang didepannya.

Alvaero benci darah!

Aura gelap Alvaero membuat lawannya meneguk ludah kasar, karena sungguh tatapan Alvaero membuat siapa saja meringis ketakutan.

Alvaero mencekik leher lawannya dan melayangkan tinjuan berkali-kali hingga darah mengucur dari pelipis orang itu.

Merasa belum puas Alvaero menendang dada lawannya hingga tersungkur dan langsung menginjaknya tak memperdulikan ringisan lawannya.

ALVAERO { XEZAGRON }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang