Seorang anak laki-laki berumur 5 tahun sedang menikmati waktu siangnya di taman, ia baru saja pulang sekolah.
Menghampiri bangku panjang yang kosong seperti hati yang sedang baca. Ia duduk di bangku itu sembari menunggu supir yang biasanya menjemput atau mengantarkanya sekolah.
Orang tuanya selalu sibuk dengan adiknya yang berbeda 2 tahun dengannya karena memiliki penyakit di usianya yang masih sangat belita, Sedih? tentu. Dia merasakan sedih karena jarang diberi kasih sayang oleh orangtuanya, Sedih karena selalu diacuhkan oleh orangtuanya, dan sedih karena asisten pribadinya lah yang selalu mengurusnya bukan orang tuanya sendiri.
Tapi, ia juga harus paham bahwa adiknya lebih membutuhkan kasih sayang itu dibandingkan dirinya. Dulu ia orang yang ceria dan murah senyum, tapi setelah ia sering diacuhkan ia menjadi pribadi yang berbeda. Ia lebih Pendiam dan jarang tersenyum.
"Langit, tolong kirimkan seseorang untuk membuatku tersenyum walau sebentar" pintanya seraya menatap langit yang cerah.
Sedikit bosan, ia membuka tasnya. lalu mengambil pensil dan buku. Setelah itu ia menggambar sebuah langit dan pemandangan pegunungan yang amat indah.
"WAHHH GAMBARAN KAMU BAGUS!!" Pekik seseorang dari belakangnya membuat gendang telinganya hampir saja rusak.
Ia menoleh ke belakang, ternyata seorang gadis berkuncir dua yang sedang memakan buah lemon.
Aneh. Satu kata yang pass untuk gadis itu, jika biasanya anak kecil suka memakan permen, jeli, atau gulali. Tapi dia justru memakan lemon dengan santainya, seperti tidak ada rasa masam.
"Kamu kenapa liatin aku kayak gitu? Oh aku tau kok kalo aku cantik, bohay, mempesona, aduhaii syalalala. Makanya kamu ngeliatin aku kek gitu, benerkan?" Cerocosnya dengan percaya diri.
Ia hanya mengacuhkan gadis itu, dan lanjut menggambar. Sampai tidak sadar bahwa gadis itu sudah duduk disampingnya.
"Kamu selain bisa gambar bagus ternyata juga ganteng ya" ucap gadis itu tepat di depan telinganya, membuatnya terlonjak kaget.
"Bisa diem?" Tanyanya yang mulai agak terganggu. Tapi entah kenapa ia justru senang ketika ada gadis ini, rasa sepinya seperti terobati dengan datangnya gadis ini.
"Kalo aku diem nanti ngga bisa ngomong dong, kalo nggak bisa ngomong nanti aku dikira bisu, terus nanti..."
"Terserah kamu" ucapnya memotong perkataan gadis itu sebelum lebih panjang lagi.
"Hehe maaf" katanya sambil garuk-garuk kepala. "Kamu kok belum pulang? Aku liat temen-temen kamu udah pada pulang kok kamu masih disini sendiri" tanyanya yang kembali memakan potongan lemon.
"Nunggu dijemput" jawabnya singkat.
"Ohhhhh, kamu mau jeruk?" Tawarnya, menodongkan lemon kearahnya.
"Itu lemon bukan jeruk" jawabnya.
"Sama aja yang penting sama-sama tumbuh di pohon" ucapnya dengan goblokya.
"Aku nggak mau, asem" tolak anak laki-laki tersebut, karena ia tak suka dengan yang masam.
"Ih ngga asem tau, ini itu bikin kita bahagia. Kalo kamu makan ini di jamin kamu pasti langsung senyum, percaya deh sama aku" ucapnya memberikan potongan lemon itu ke tangan anak laki-laki itu.
Sepertinya menarik, apakah benar ia akan langsung bahagia? Mungkin perlu di coba, siapa tau itu benar.
Anak laki-laki itu memakan lemon itu dengan sekali hap, ia meringis merasakan betapa masanya lemon itu. Sungguh ia ternyata di bohongi oleh gadis itu.
"HAHAHAHHAHAHA muka kamu kok jadi gitu? HAHAHAHA" tawa gadis itu membuat ia terpesona. Entah kenapa ia juga malah ikut tersenyum, apakah ini yang dinamakan bahagia dengan memakan lemon?
"Manis" ucapnya, membuat gadis itu berhenti tertawa.
"Apanya yang manis?" Tanya gadis itu bingung, bukankah lemon itu masam tapi kenapa anak laki-laki itu bilang manis.
"Seseorang" ucapnya sambil tersenyum.
"Emang orang manis ya?" Tanya gadis itu semakin bingung.
"Lupakan" ia tak mau, membuat banyak beban pikiran dengan pertanyaan bodoh dari gadis itu. "Kenapa kamu suka makan lemon? Bukankah itu masam?" Tanya anak laki-laki itu.
"Lemon memang masam, tapi lemon membuatku menjadi berbeda" ucapnya ambigu.
"Maksudnya?" Tanya anak laki-laki itu,
"Lemon! Nyatanya ngasemin" jawab gadis itu, membuatnya tertawa terbahak-bahak.
Gadis itu ikut tersenyum melihat anak laki-laki tertawa, sepertinya anak laki-laki disampingnya ini sering sedih. Merasa diperhatikan anak laki-laki itu berhenti tertawa, lalu menatap gadis itu.
"Nama kamu siapa?" Tanya gadis itu, ia lupa menanyakan nama anak laki-laki ini.
"Al......"
"BIRU!! AYO PULANG!! PESAWAT AKAN TERBANG SATU JAM LAGII" teriak seorang paruh baya dari dalam mobil.
"Hehe maaf aku udah ditungguin kakek, semoga kita bisa ketemu lagi ya" ucap gadis itu sambil berdiri.
"Oh iya ini aku kasih kamu lemon biar bahagia" ucap gadis itu memberikan Tupperware bermotif kelinci yang berisikan beberapa potongan lemon di dalamnya.
"Bye!! Aku pamit dulu" Ucap gadis itu melangkah pergi sambil melambaikan tangannya.
"Tunggu" Ujar anak laki-laki itu membuat langkah gadis itu berhenti.
"Ini, sebagai tanda terimakasih aku" ucap anak laki-laki itu memasangkan gelang lucu berbandul pelangi dan tulisan best.
"Aku punya 2, jadi aku memberikanmu satu" ucap anak laki-laki itu setelah selesai memasangkan gelang untuk gadis itu."Makasih, aku pergi dulu bye-bye" ucap gadis itu lalu memeluk anak laki-laki ini.
Setelah memeluk anak laki-laki itu, ia pergi berjalan ke arah mobil yang sudah menunggunya. Lalu melambaikan tangan hingga masuk kedalam mobil.
Anak laki-laki itu menatap mobil yang mulai menjauh dari pandangannya.
"Biru"
~ALVA£RO~
HUHU 😭 GABUT AMAT SIH GUE 😊💔, SEMOGA ADA YANG BACA TERUS KALO UDAH DI BACA TOLONG DONG KASIH KOMENYA 😗 KALO ADA YANG KURANG SAMA KATA-KATANYA PROTES AJA GPP!! GUE TAHAN BANTING KOK KAYAK SEMEN 5 RODA!!
MAAF BANGET KALO CERITANYA KURANG NGEFEEL SOALNYA AKU JUGA MASIH PEMULA, BAHKAN AKU UDAH BUAT 2 CERITA TAPI MASIH UNPUB KARENA TAKUT NGGA ADA YANG SUKA
BISMILLAH 🤲🏽🌏😭
Pati, Jawa Tengah. Indonesia
14 Oktober 2021Written : Allanta Nabil✍🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVAERO { XEZAGRON }
Teen Fiction"Gue akan selalu percaya sama lo Al" "Jangan pernah percaya sama gue" Alvaero ketua Xezagron yang terjebak dengan cinta Aurora si cewek Bar-bar dan petakilan. Penghianatan yang tidak pernah dipikirkan oleh Xezagron. Kepercayaan yang sangat besar di...