01|Numb

9.3K 809 134
                                    

🥀To Be Continue🥀

Semua siswi yang ada di pintu masuk dan parkiran The K High School langsung memusatkan pandangan mereka ketika segerombolan motor yang dinaiki laki-laki tampan baru saja memasuki wilayah pelataran sekolah. Beberapa siswi berteriak heboh melihatnya.

“Ya allah, jodoh gue ganteng banget!”

“Maknya ngidam apa coba? Sampe seganteng itu?”

“Bismillah semuanya, gak boleh cuman satu.”

Segerombolan laki-laki itu memarkirkan motornya, setelahnya mereka masuk ke dalam sekolah sambil terus di tatap para siswi. Banyak dari mereka menampilkan senyum terbaiknya untuk yang memimpin jalan, dia Nichols Luther Keyl, most wanted di The K High School. Wajah tampan, pintar, dan kaya raya membuatnya menjadi primadona walau agak dingin.

Mereka hanya menelan ludah pahit, Nichols selalu mengabaikan senyuman mereka karena ada hati yang harus dijaga. Sedangkan yang heboh membalas senyuman para siswi itu hanya ketiga temannya, Delmar−si playboy garing yang ganteng, inceran satu pertiga sekolah−Ray−jomblo karena belum ketemu yang sepesifikasinya kayak bidadari−dan Ellgar−sudah punya pawang, bucinnya minta ampun. Dan satu lagi, Aillard−dinginnya kayak kulkas delapan pintu, anti sama cewek karena mengharapkan cewek yang hanya pernah ia temui sekali−hanya memasang wajah datar.

“Iya gue tahu gue ganteng, mwuahh,” ucap Delmar kepedean sambil memberikan ciuman menggunakan tangan.

“Yeh, mata loh mines ya, mereka senyum ke Nichols,” ucap Ray sambil menoyor kepala Delmar agar sadar dari haluannya.

“Nichols ada di depan kita, berarti otomatis mereka senyum ke gue!” sewot Delmar.

“Kepedean loh!”

“Lebih baik kepedean dari pada kependekan,” sindir Delmar pada Ray.

“Sial, ngejek gue lo ya?!” tanya Ray mulai tersungut emosi. Ray memang sedikit pendek dari teman-temannya, inget hanya sedikit. Tapi Delmar dan yang lainnya, hobi mengejeknya.

“Udah berantem mulu,” tengah Ellgar menghentikan mereka. Tapi tetap saja, mereka lanjut berdebat, seperti biasanya.

“Nichols, lo udah tahu belum?” tanya Ellgar sambil mengapit leher Nichols.

“Lo belum ngasih tahu, gimana gue tahu?” tanya Nichols balik.

“Oh iya.” Ellgar menggaruk tengkuknya.

“Tapi masa lo gak tahu berita ini,” ucap Ellgar.

“Apa?” tanya Nichols.

“Ada anak baru.”

Nichols hanya mengangguk pelan. Dia tahu soal itu. Namun, dia tidak terlalu peduli soal itu, tidak penting.

“Cewe?” tanya Delmar yang mendadak ikut nimbrung, dan berhenti berdebat dengan Ray.

Ellgar mengangguk.

“Cantik gak?” tanya Delmar lagi.

“Sepupunya Caparina, pasti cantiklah,” jawabnya.

Fiks, gue gebet!” tegas Ray. Sepupu Caparina pastilah cantik orangnya. Caparina aja cantiknya kek selebriti hollywood, apa lagi sepupunya.

“Lo yakin? Kalau sepupunya jelek gimana?” tanya Delmar.

“Yakin lah gue, Caparina aja kayak bidadari, apa lagi sepupunya,” ujar Ray yakin sepenuh hati.

Delmar berdecak. “Awas lo nyesel!” peringatnya.

“NICHOLS!” teriakan itu memenuhi lorong sekolah, beberapa siswi yang mendengarnya langsung menurunkan mata mereka dari Nichols. Mereka masih ingin hidup.

NumbTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang