02|Numb

6.4K 566 37
                                    

🥀Happy Reading🥀

“Cuciin baju gue!” ujar Nichols sambil melemparkan bajunya yang kotor tadi karena tumpahan milkshake strawberry ke arah wajah Beby. Cewek yang sedang sibuk menulis itu sedikit terkejut dengan apa yang dilakukannya.

Beby mendongak menatap Nichols kesal, dia mengambil baju milik Nichols dan menyimpannya di dalam tas, lalu kembali pada buku dihadapannya. Sebenarnya ini jam istirahat, tapi Beby belum pergi ke kantin karena dia belum selesai menyalin beberapa materi yang dipelajari di sekolah ini,  pelajaran di sini dan Belanda sangat berbeda, dia baru saja pindah, dan harus segera memahami pelajaran, sebentar lagi ujian. Nanti setelah ini, dia akan pergi ke kantin. Cacing-cacing di perutnya pun sudah mulai berdemo.

Nichols mengangkat alisnya bingung melihat Beby yang hanya diam, tidak berbicara apa pun. Ini orang sakit tenggorokkan atau apa?

“Besok jangan lupa bawa,” ujar Nichols yang tidak mendapat tanggapan apa pun lagi. Nichols mendengus kesal, baru kali ini ada cewek yang tidak menanggapinya. Nichols langsung pergi dari sana.

“Buat lo,” ujar seseorang di hadapan Beby sambil meletakkan minuman. “Milkshake strawberry.”

Beby langsung mendongak. Di hadapannya terdapat Aillard. Beby menggeleng kuat. Beby menjauhkan yang diberikan Aillard, walaupun dia menyukai milkshake strawberry, dia tidak bisa menerima pemberiaan dari laki-laki.

“Ambil aja, punya lo kan tumpah tadi pagi,” ujar Aillard kembali mendekatkan minuman itu.

Beby menggeleng kuat, dia berdiri dari kursi, dan beranjak pergi dari kelas. Dia memang sangat menyukai hal-hal yang berbau strawberry, tapi jika diberikan oleh laki-laki, dia tidak bisa menerimanya.

Aillard menghela napas pelan melihat Beby yang pergi meninggalkannya.

Beby tersentak ketika dia keluar kelas, dan dikejutkan dengan kerumunan laki-laki yang berada di depan pintu.
Para laki-laki dari berbagai tingkatan itu langsung terbengong-bengong melihat wajah cantik Beby, ternyata benar anak baru itu cantik, berita itu dalam beberapa jam sudah menyebar ke seluruh penjuru sekolah.

Beby mengabaikan mereka, dan ingin melanjutkan langkahnya melewati kerumunan itu. Tapi mereka semua menghalanginya dengan berebut menjulurkan tangan mereka pada Beby untuk kenalan, aksi rebutan kenalan padanya itu, membuat mereka semua berdebat ingin dahuluan.

Shit!” Beby meringis melihat mereka. Bagaimana dia mau menuju kantin, jika seperti ini?

“Heh?!” ujar Beby kaget, ketika tiba-tiba saja seseorang menariknya keluar dari kerumunan para buaya yang sedang berdebat itu, sampai lupa jika incaran mereka sudah hilang dari hadapan mereka.

“Aillard?” ujar Beby setelah melihat orang yang membawanya keluar dari kerumunan itu adalah Aillard.
Beby bernapas lega, akhirnya bisa keluar dari para buaya itu.

“Biasa buaya,” ujar Aillard.

“Lo juga makhluk sejenis mereka,” celetuk Beby.

Aillard hanya terkekeh pelan.

Beby melirik tangan Aillard yang masih setia menggenggam tangannya, dia langsung menarik tangannya dari genggaman Aillard. Dia benci ini.

NumbTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang