27|Numb

2.5K 281 28
                                    

🥀Happy Reading🥀

Nichols dan Beby tetap telat masuk sekolah, tadi sedikit macet. Dan, mereka pastinya nanti akan jadi santapan pak Sam. Sudah pasrah saja.

Nichols berhenti berlari ketika ingin memasuki sekolah, berniat menggoda. Dia melambaikan tangannya pada murid lain yang dihukum di depan gedung sekolah. “Semangat jalani hukumannya, lain kali jangan terlambat lagi ya,” ujar Nichols sok bijak.  Mereka semua berdecak kesal.

“Ayo masuk By, biarin aja mereka, salah sendiri kenapa telat,” ujar Nichols pada Beby. Menariknya masuk.

Mereka semua langsung sewot melihat Nichols dan Beby bisa masuk ke dalam sekolah. Nichols tersenyum, ada untungnya juga jadi anak pemilik sekolah. Walau kadang tetap dihukum karena pak Sam yang jadwal piket.

Nichols berdecak saat menyadari Beby berjalan santai di belakangnya menuju kelas, sedangkan dia sudah ketar-ketir ketakutan, takut pak Sam keburu masuk kelas.

“CAPAR BURUAN!” desak Nichols.

“NANTI PAK SAM MALAH TAMBAH NGAMUK. LEBIH BAIK KITA TADI BOLOS AJA,” sewot Nichols. Bolos lebih baik, dari pada kena omel, telinganya sudah capek dengar pak Sam ngomel. Tapi, Beby tidak mau bolos. Calon pacarnya memang murid teladan.

Beby tidak menanggapinya, tetap berjalan santai. Beby sangat tidak mood pagi ini, bodoh amat pak Sam masuk duluan.

Nichols mendengus kesal, perasaannya saja atau bagaimana. Tapi, sepertinya ada yang aneh dengan Beby. Nichols mendekati Beby, merangkul pundaknya. “Kenapa?”

Beby tidak menjawab, dia melangkah duluan di depan.

Nichols mengernyit Beby kenapa sih? Ini pak Sam bentar lagi masuk. Nichols menghela napas pelan. Bodoh amat dengan pak Sam. Urusan kena hukum belakang, Beby prioritas utama. Nichols mengejar Beby, menahannya.

Beby menghela napas kasar, berusaha melepaskan tangan Nichols dari lengannya. Tapi gagal. Beby berdecak kesal, membuang tatapannya dari Nichols. Malas.

Nichols menarik rahang Beby pelan, agar menatapnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nichols menarik rahang Beby pelan, agar menatapnya. “Kalau gue ada salah, bilang. Jangan diem aja. Gue tahu lo suka diem, tapi diem lo beda kali ini.”

“Kenapa? Jangan buat gue gila,” ujar Nichols frustrasi karena Beby hanya diam saja.

“Ya udah gila aja!” ketus Beby.

Tarik napas. Buang. Astaga, Nichols salah apa. Ini Beby marah lo. Dia bisa bedakan, mana Beby yang sedang dingin, mana Beby yang sedang marah.

“Beby calon pacar. Kenapa? Lo bisa kasih tahu gue. Jangan marah gitu, lo tambah cantik kalau marah, entar gue tambah kesemsem,” ujar Nichols berusaha menggoda Beby agar berbicara. “Jangan diem aja, ngomong ya cantik.”

Beby tetap diam, menghempaskan tangan Nichols kasar dari lengannya, lalu kembali melangkah. Nichols menghela napas pelan, mengingat kembali kata-kata yang dia ucapkan pagi ini. Siapa tahu ada yang menyinggung perasaan Beby.

NumbTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang