03|Numb

5.6K 561 47
                                    

🥀Happy Reading🥀

"BEBY!" teriak Nichols emosi melihat Beby yang sedang berjalan naik menuju tangga.

Nichols langsung berlari menyusul Beby, dia langsung menarik tangan Beby.

Beby yang kaget karena gerakan tiba-tiba itu, langsung kehilangan keseimbangannya, dia hampir saja jatuh dari tangga. Tapi, Nichols lebih dulu menahan pinggangnya, memeluknya erat, sebelum terjatuh. Spontan Beby meletakkan kedua tangannya dibahu Nichols.

Pandangan mereka bertemu satu sama lain, Beby langsung terhipnotis dengan mata hazel milik Nichols. Begitupun juga Nichols, terhipnotis dengan mata Beby. Nichols juga merasa ada yang aneh pada dirinya, kenapa jantungnya berdegup begitu kencang, seperti sedang jatuh cinta?

"NICHOLS SA−" Ray menggantung teriakannya, ketika melihat Nichols dan Beby berpelukan di tangga, dia terkejut melihat keduanya. Begitupan Delmar, Ray, Ellgar, Aillard, Estel, dan Caparina yang ikut menyusul Nichols setelah mengetahui penyebab Nichols marah pada Beby.

"EH, INGAT GUIN!" teriak Ellgar memperingati sambil memperhatikan sekitar. Untung saja Guin tidak ada di sini, jika ada, bisa habis Nichols.

Nichols dan Beby langsung tersadar dari aksi pandang-pandangan mereka. Beby langsung melepaskan diri dari kukungan Nichols. Beby berdeham pelan, kemudian menatap Nichols kesal, gara-gara Nichols dirinya hampir terjatuh.

"Lo apain Guin, huh?" tanya Nichols kembali ke tujuan awalnya mencari Beby. Nichols tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya, tadi, saat dia dan sahabat-sahabatnya mabar di ruang musik. Tiba-tiba saja, Guin datang dalam keadaan yang kacau balau sambil menangis, dan Guin mengatakan kalau penyebabnya adalah Beby. Itu membuat emosinya meluap. "Kenapa lo siram Guin pakai air bekas pel, huh?" tanya Nichols.

Beby berdecih. Wow, Guin sangat pintar memutarbalikan fakta.

"Jawab!" desak Nichols.

Beby mengedikkan bahunya, percuma saja dia menjawab pertanyaan tidak penting itu. Nichols belum tentu percaya sama omongannya, Nichols pasti akan lebih percaya dengan Guin. Itu percuma, dan buang-buang suara saja.

Dia kemudian beranjak ingin pergi menuju rooftop. Tapi lagi-lagi Nichols menghalanginya, mencengkram tangan Beby.

"JAWAB GUE!" desak Nichols. Cengkramannya di tangan Beby semakin kuat, wanita itu meringis pelan.

"Tadi pagi gue yang lo tumpahin minuman, sekarang cewek gue," ujar Nichols. "Lo kenapa hobinya numpahin air sih?!" decak Nichols.

Beby tidak menjawab, dia berusaha melepaskan cengkraman Nichols, itu terasa sangat menyakitkan. Tapi gagal. Dia menatap Nichols kesal.

Nichols menaikkan alisnya. "Jawab dulu, baru gue lepasin," ujar Nichols lembut.

"Nich udah Nich, cewek dia," ujar Aillard menengahi setelah melihat Beby meringis kesakitan. Dia memaksa Nichols melepaskan cengkraman Beby dengan kasar, dan berhasil.

Nichols menatap Aillard tajam, begitupun juga Aillard, menatap tajam Nichols. Nichols berdecak kesal, kemudian mengalihkan pandangannya pada Beby.

"Jawab gue, lo apain Guin, huh?" tanya Nichols.

Beby mengedikkan bahunya tak peduli, kemudian beranjak pergi dari tangga.

"BEBY!" teriak Nichols, dia ingin mengejar Beby, tapi ditahan oleh Aillard dan Ray. "EH, JAWAB GUE, SIALAN! LO APAIN GUIN?!" teriak Nichols, berharap mendapatkan jawaban.

Nichols menghela napas kasar saat tak mendapat jawaban apapun, dan Beby sudah menghilang dari hadapannya. Percuma saja, jika dia memaksa Beby berbicara, itu sama saja seperti mengajak patung berbicara. Tidak akan berhasil!

NumbTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang