24|Numb

2.5K 231 6
                                    

🥀Happy Reading🥀

“GAK MAU BY!” rengek Nichols pada Beby yang mendorong-dorongnya. “BIARIN AJA SI AI.”

“Minta maaf sama Ai,” ujar Beby, memaksa Nichols masuk ke dalam UKS agar meminta maaf sama Aillard. Beby tidak ingin persahabatan mereka hancur karena dirinya.

“Minta maaf!” tegas Beby menatap Nichols dengan tajam.

Nichols menelan ludahnya dengan susah payah. Beby kenapa seram banget ya kayak mbak kunti? “Iya By.” Nichols mengangguk pasrah, dan berjalan masuk dengan berat hati ke dalam UKS. Kenapa dia harus ribet-ribet meminta maaf? Tanpa harus meminta maaf, semuanya akan baik-baik aja.

Nichols masuk ke dalam UKS dan melihat Aillard sedang berbaring di ranjang. Dan juga sahabat-sahabatnya berada di sana.

“Eh Ai, ada anjing!” ujar Kavita spontan ketika melihat Nichols masuk. Dia sudah tahu kalau anjing yang dimaksud Aillard adalah Nichols. Sudah menyebar kepenjuru sekolah soal mereka berantem.

“HAHAHAHA!” Delmar ketawa mengakak.

“Lo dikatain anjing, cocok banget kayak kelakuan lo!”

Nichols menatap Kavita tajam, seolah ingin menelannya hidup-hidup. Dia ini manusia lho, bukan anjing. Bibir Kavita minta dijahit nih kayaknya. Nichols ingin mendekati Kavita. Tapi, melihat Beby menggeleng pelan sebagai tanda, membuatnya membatalkan niatnya menjahit bibir Kavita. Nurut aja dia, kalau sama Beby.

Kavita langsung menutup bibirnya rapat-rapat dan keluar dari UKS mencari tempat perlindungan. Semoga dia besok masih bisa bersekolah.

“HAHAHAHA!”

“ADA ANJING!” ketiga sahabatnya masih tertawa heboh.

“DIEM!” ketus Nichols.

“Oke anjing,” ujar mereka menyetujui.

Nichols menghela napas pelan, begini amat punya sahabat seperti mereka. Nichols mendekati Aillard.

Aillard menatapnya tajam. “Ngapain lo?” tanyanya kesal.

Nichols memperhatikan luka di wajah Aillard, membuat hatinya sedikit tersentuh. Lukanya lumayan banyak juga ya, perasaan tadi Nichols memukulnya tidak sebanyak itu, hanya lumayan banyak. Kasian Aillard, wajahnya tidak tampan lagi kan. Asik, saingannya berkurang satu.

“Maaf,” ujar Nichols malas.

“Gue maafin,” ujar Aillard.

Beby melongo menatap mereka berdua. Secepat itu mereka saling memaafkan? Padahal tadi Aillard masih terlihat kesal pada Nichols ketika mereka datang. Itu sangat aneh.

Nichols tersenyum. Yeah, tanpa perlu Nichols meminta maaf, ujung-ujungnya dia dan Aillard akan berbaikan juga. Makanya dia malas untuk pergi meminta maaf. Dia dan sahabatnya yang lain juga selalu seperti itu, tanpa perlu meminta maaf, pasti akan berbaikan, dan seolah tidak terjadi apa-apa. Begitulah anehnya mereka.

Aillard tersenyum dan berdiri mendekati Nichols, memeluknya. “Bersaing secara sehat, bro,” bisik Aillard pelan agar Beby tidak mendengarnya. Setelahnya menjauh dari Nichols, Aillard tersenyum pada Beby.

Nichols menatap Aillard tajam. Aillard sialan! Dia menginjak kaki Aillard kesal. Suara ringisan terdengar dari bibir Aillard. Beby langsung terkejut dengan aksi yang dilakukan Nichols.

Nichols langsung menarik Beby keluar dari dalam UKS. Menyebalkan sekali Aillard, ingin bersaing dengannya. Tidak bisa. dia tidak suka bersaing. Beby miliknya.

Beby memukul lengan Nichols kuat. “Itu kenapa kaki Aillard diinjak?” tanya Beby berusaha sabar. Nichols memang gila, baru saja berbaikan sudah membuat masalah lagi.

NumbTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang