37|Numb

2.7K 237 22
                                    

🥀Happy Reading🥀

Beby menggeliat kecil seraya membuka matanya. Dia langsung menemukan Nichols duduk tertidur di samping ranjangnya sambil menggenggam tangannya. Beby menyentuh dahinya ketika merasakan ada sesuatu yang menempel, ternyata kompres. Semalam kepalanya pusing, badannya terasa tidak enak juga. Pasti semalaman Nichols menemaninya yang sedang sakit sampai ketiduran dalam posisi seperti itu.

Beby tersenyum tipis. "Makasih," ujar Beby pelan.

Beby menggerakkan tangannya yang terbebas mengusap-usap pipi Nichols pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beby menggerakkan tangannya yang terbebas mengusap-usap pipi Nichols pelan. "Kok gemesin ya?" tanya Beby entah pada siapa. Wajah Nichols saat tertidur selalu menggemaskan seperti bocah. Beby suka melihatnya.

Nichols langsung membuka matanya ketika merasakan sentuhan di wajahnya. Laki-laki itu tersenyum melihat pacarnya tersenyum, tidak seperti semalam. Nichols menyentuh tangan Beby yang berada di wajahnya. "Bangun tidur disuguhin senyum kamu, jadi lupa sama mimpi buruk aku," ujar Nichols.

"Dasar kang gombal."

Nichols cemberut melihat Beby yang tak percaya. Itu bukan gombal, tapi kenyataan, dia tadi benar-benar mimpi buruk. Tapi setelah melihat senyum Beby jadi lupa semuanya. Senyum Beby adalah hal yang membuatnya bahagia.

Beby melirik jam di nakas, sudah saatnya mereka bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. "Ayo siap-siap ke sekolah," ajak Beby.

Nichols bangun dari posisi telungkupnya. Cowok itu menggeleng. "Gak. Gak usah ke sekolah, kamu lagi sakit," ujar Nichols. Semalam badan Beby hampir 38º C, masa sudah langsung ke sekolah aja. Pacarnya memang tidak memikiran kesehatan, lebih mementingkan sekolah.

"Tapi−"

"Nggak ada, tapi-tapian, Kutub. Kamu semalem demam, kamu harus istirahat biar cepet sembuh. Nggak ada ke sekolah, tunggu udah sembuh aja. Jangan ngeyel. Dengerin aku. Nggak ada ke sekolah, sampai kamu sembuh. Titik!" ujar Nichols panjang kali lebar.

Beby menghela napas pelan, mengambil tangan Nichols, menempelkan telapak tangannya ke dahinya. "Gimana?" tanya Beby.

Nichols mengernyit. Udah gak panas lagi. Beby berarti udah sembuh. Nichols menggaruk tengkuknya tak tahu. Dia lupa mengecek. "Beneran mau ke sekolah?" tanya Nichols memastikan. Semalem, Beby demam tinggi. Walau sekarang udah sembuh. Dia tetap khawatir.

Beby mengangguk.

"Istirahat aja dulu hari ini. Walau kamu udah sembuh, biar lebih sembuh lagi," ujar Nichols.

Beby menggeleng. "Bentar lagi kita ujian kelulusan," ujarnya.

"Kesehatan kamu penting. Ujian belakang. Tenang aja. Nanti aku kasih kunci jawaban ke kamu," ujar Nichols yang mendapat pelototan tajam dari pacarnya.

"Kamu sering kayak gitu?" tanya Beby.

Nichols langsung menggeleng kuat. "Aku gak pernah liat kunci jawaban ujian walau bisa. Otak aku udah ditakdirkan pintar, walau sering bolos," ujar Nichols sombong sambil menunjuk letak otaknya.

NumbTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang