41|Numb

1.7K 180 17
                                    

🥀Happy Reading🥀

Beby mengusap-usap jidatnya pusing dengan kelakuan Nichols. Lihat saja, ketika dia membuka pintu rumah, beberapa pria berbadan kekar dengan pakaian serba hitam, berdiri berjejer rapi di depan rumah. Nichols menyewa bodyguard untuknya, gara-gara Keegan yang menerobos masuk rumah semalam.

"Suruh mereka pulang!" tegas Beby. Itu semua berlebihan, sampai pakek sewa bodyguard segala. Dia bisa menjaga diri sendiri. Cuman satu manusia yang dia hadapin juga, dan manusia itu tidak mungkin akan menyakitinya.

Nichols mengangkat jari telunjuknya ke depan wajah Beby, kemudian menggoyangkan jarinya ke kanan dan kiri. "Enggak. Ini untuk keamanan kamu," tolaknya.

Beby menghela napas kasar. "Aku bisa jaga diri sendiri. Keegan gak mungkin berani lukain aku. Lebih baik kamu usir mereka. Oke!" tegas Beby.

Nichols berdecih, bersedekap dada kesal. "Iya Keegan gak berani lukain kamu karena SAYANG sama kamu. Buktinya dia masih kejer-kejer kamu!" ujar Nichols sengaja mengucapkan kata 'sayang' dengan keras. Lagi cemburu dia mendengar Beby yang seperti membela mantannya.

Beby melongo. Nih pacarnya pasti lagi mode cemburu nih. "Bukan gitu maksud aku, Nichols Luther Keyl. Jangan bilang kalau Keegan masih sayang sama aku. Kalau dia sayang, dia gak bakal selingkuh. Intinya, kamu gak tahu isi hati Keegan. Bisa aja dia berani ngelukain aku. Untuk sekarang, mungkin dia gak berani karena aku selalu sama kamu."

"Kamu bisa jagain aku, kenapa harus pakai bodyguard segala?"

"Cuman untuk di rumah!" tegasnya masih dalam mode cemburu.

Oke, sepertinya Beby harus mengeluarkan gombalan pada pacarnya. "Jangan cemberut gitu, nanti aku tambah kesemsem gimana?" Beby berusaha menggoda Nichols, lalu menoel dagu Nichols. Beby menggaruk tengkuknya, Beby tidak terbiasa menggombalin orang. Itu tadi, dia meniru gombalan yang pernah Nichols berikan padanya.

"Apaan sih, gombalannya niru aku!" cibirnya. Nichols menahan senyumnya. Walau gombalan Beby menirunya, tapi membuatnya ingin terbang.

"Senyum tinggal senyum, jangan ditahan," ujar Beby, lalu mengecup pipi Nichols.

Kalau digoda seperti itu, dia tidak bisa menahan senyumnya lagi. "Ah Kutubbbb," Nichols memeluk Beby.

"Usir bodyguard-nya ya," pinta Beby lagi setelah yakin Nichols sudah lunak seperti plastisin. "Aku gak perlu bodyguard, selagi ada kamu, aku aman. Kamu kan bisa jagain aku, apalagi badan kamu kayak om-om binaragawan."

Nichols melepaskan pelukannya, dan menggeleng kuat. "Walaupun Keegan gak berani lukain kamu. Aku mau kamu tetep aman selama kamu di rumah. Aku gak ada selalu 24 jam dengan kamu. Aku gak mau Keegan nerobos masuk kayak kemaren, walau dia gak berani lukain kamu!" putus Nichols.

Beby berdecak, percuma saja dia tadi gombalin Nichols, udah gombalannya tidak bagus. Memalukan. "Aku bisa jaga diri!"

"Gak boleh sewot, sewot aku ngambek!"

"Ngambek aja sana!"

"Kutub!"

"Makanya usir mereka," pinta Beby.

"Gak Beby Maurille Alexander! Aku ngambek beneran nih, guling-guling di lantai rumah Caparina sampe ke lantai sekolah, biarin aja kamu malu."

Beby menghela napas pelan, dan nurut, tidak meminta mengusir para pria berbadan kekar itu lagi. Capek meminta. Mau sampe lebaran monyet pun, Nichols tidak akan menuruti permintaannya, pacarnya itu sangat keras kepala. Dasar anak pertama!

Nichols merangkul Beby. "Ayo kita sarapan strawberry cakes and milkshake strawberry sebelum pergi ke sekolah."

"Emang udah ada yang buka?"

NumbTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang