'Dia tidak tahu.'
Itu pikiran setiap orang saat melihatnya menitikkan air mata. Raon yang sering tidak bisa membaca situasi bahkan mengetahui secara naluriah jika manusianya sedang menghadapi masalah serius.
Suasana tiba-tiba menjadi berat.
Masing-masing dari mereka mengepal tinju, termasuk Ron dan Choi han yang telah berpikir untuk menyelesaikan dalam tiga tebasan.
Cale cukup memberi perintah.
Dan mereka akan melakukan segalanya.
Segalanya...
Mary yang pertama kali tersedar. Ia lalu berbicara. Kata-katanya masih tanpa emosi seperti biasa, namun bagi mereka yang mengenalnya, jelas Mary sedang menahan emosinya.
"Tuan muda, Anda baru saja terbangun. Istirahatlah terlebih dahulu, Anda bisa mati jika tidak memiliki istirahat yang cukup."
Kata-katanya masih mengerikan seperti biasa.
"Istirahatlah dulu. Tsk, dasar bajingan merepotkan."
Eruhaben-nim ikut menimpali. Alberu yang meninggalkan seluruh pekerjaannya ikut merasa khawatir,
Ini yang ketiga kalinya,
Cale menangis.
Tapi bajingan itu tampaknya tidak menyadari kondisinya sendiri.
Itu membuat mereka frustasi.
Cale yang tidak dalam kondisi untuk berpikir normal, bersikukuh untuk pergi. Ia menggertakkan giginya, turun dari tempat tidur yang mampu ditempati sebanyak tujuh orang dewasa.
Langkahnya gemetar, sebelum akhirnya ia menstabilkan pijakannya.
Choi han terkejut, gugup.
"Apa itu sangat mendesak Cale-nim?"
'Cukup untuk membuatmu seperti ini?'
"Manusia! Dengarkan Mary yang baik! Kau bisa mati jika tidak istirahat!"
On dan Hong menganggukkan kepalanya, mengatakan setuju.
Cale berdecak,
"Aku tidak."
Ia berbalik menatap Alberu yang berekspresi rumit.
"Dimana? Dimana kalian menemukan lukisan itu?"
Dia fokus pada tujuannya.
"Kau! Hahhh...."
Merasa jika Cale tidak dapat dihentikan, dengan enggan kelompok itu menceritakan bagaimana mereka yang ingin menemukan hadiah untuknya dan berakhir membawa sebagian harta dari rumah keluarga pengkhianat ke istana.
Cale bergidik ngeri.
Kepalanya dengan cepat memproses segala kemungkinan yang dapat terjadi.
Ia lalu tertawa sia-sia.
[Ini yang terakhir.]
Dia bilang itu adalah yang terakhir.
[Aku berbohong. Sebenarnya aku ingin kau melupakanku.]
Perempuan yang selalu berekspresi dunianya hancur jika ia mengatakan ia tidak mengingatnya, memilih mengatakan untuk melupakannya.
Seberapa putus asanya dia?
[Sejak awal, kukatakan padamu. Aku melepaskanmu.]
[Kau tidak perlu lagi untuk merasa bersalah. Itu adalah keputusanku.]
KAMU SEDANG MEMBACA
The dark past with you
FanfictionIni fanfic pertama saya. Bukan terjemahan, murni tulisan pemuas halu. Kisah asli: Trash of the Count's Family. Jangan mirror tanpa izin, saya ngambek nanti trus berhenti nulis 🙂. Udah nulis kagak dpt duit, dicolong lagi tulisannya. Itu kagak enak🙃...