Chapter 16 : Burung Di Sangkar (02)

1.2K 191 4
                                    

Perempuan itu muak pada segalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perempuan itu muak pada segalanya.

"Saint, banyak orang telah menunggumu. Tidakkah Anda sebagai orang yang dicintai para Dewa membalas cinta mereka?"

Dia muak pada pelayan yang bersikap seolah tulus padanya, sementara akan menusuknya dengan menceritakan berbagai rumor tentang betapa mengerikan wajahnya di belakangnya.

"Saint!!"

"Oh, aku sangat bersyukur dapat bertemu denganmu Saint!!"

"Saint, aku mencintaimu!!!"

"Saint,"

"Saint!!!"

"Saint!!"

"Saint, dirimu indah seperti biasanya!"

"Karena itu, berikanlah pada kami berkatmu Saint!"

"Berikan!"

Dia juga muak pada orang lain yang memujanya, meminta berkat kesembuhan darinya. Sementara ketika mereka tidak membutuhkannya, dengan kata-kata para rakyat, ia di bakar dengan menyakitkan.

Dia juga muak pada kedua orang tuanya yang akan memasang wajah penuh kebencian serta mencacinya  saat melihatnya. Itu bukan keinginannya untuk dilahirkan, jadi kenapa mereka begitu marah saat keduanya di kurung dalam penjara istana?

"Oh Saint, dirimu yang agung dan agung. Aku hanyalah sesuatu yang bahkan tidak layak untuk dirimu pandang. Namun, diriku yang hina ini, berlutut padamu."

"Mereka, orang-orang yang memujamu telah terluka. Mereka terluka begitu parah untuk melindungi tanah kita! Tanah kelahiranmu! Tidakkah kebaikan hati tanpa dasar mu, yang dicintai para Dewa dapat membantu orang-orang malang itu? Saint, berikanlah berkahmu."

Namun, lebih dari segalanya, dia membenci laki-laki bergelar Raja itu. Rambut berwarna hijau segar atau senyum mengerikannya, perempuan itu membencinya bahkan jika Raja itu hanya bernapas.

Dia muak.

Muak,

Dan muak.

Dia ingin berhenti. Dia ingin berhenti melakukan hal-hal yang bahkan tidak dia inginkan. Seperti saat ini,

Orang-orang berkumpul, menjadi kerumunan besar, seolah itu festival. Dan dia akan duduk di dalam sangkar berukir mewahnya, menyembuhkan para ksatria dan orang-orang yang terluka seolah ia adalah binatang yang menarik untuk di lihat.

'Cukup.'

Ia ingin berhenti.

Setelah beberapa saat, perempuan itu, untuk pertama kalinya berbicara. Suara yang sangat indah seperti wajah aslinya, namun itu datar, tanpa emosi apapun.

"Kepadamu, mereka yang memujaku. Menginginkan berkatku. Kan kuberi kepadamu berkat tertinggi milikku."

Kerumunan itu bersorak setelahnya. Tidak menyadari wajahnya yang memiliki luka bakar, tersenyum mengerikan. Sementara sang Raja bingung mendapati dirinya tiba-tiba berbicara, perempuan itu menjulurkan kedua tangannya ke langit.

The dark past with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang