Chapter 18 : Burung Di Sangkar (04)

968 153 4
                                    

"Kau sadar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau sadar."

Perempuan itu mendongak ke atas, wajah laki-laki itu menatapnya tabah.

'Kapan dia ada disini?'

"Ah... Terima kasih." dia buru-buru bangkit, berkata sambil menatapnya tulus.

Dia meliriknya sebentar sebelum kembali menunduk malu-malu. Laki-laki itu menarik kursi, mendekat ke tempat tidur dan duduk di atasnya. Tangannya terulur, meraih dagu perempuan itu dan menariknya, membuat keduanya saling bertatapan.

Alisnya berkerut tidak senang, "Jika kau ingin berbicara, lakukan lah saat berhadapan muka. Kau terus menunduk, bagaimana caranya aku bisa tahu dengan siapa dirimu berbicara? Tatap aku saat kau berbicara denganku. Jika sikap mu seperti itu, aku akan sakit hati karena tersinggung."

Wajahnya terdistorsi dengan cepat."Wajahku buruk, kau akan jijik..."

"Kenapa wajahmu buruk?" dia dengan lembut bertanya.

Ekspresi wajah perempuan berambut perak menggelap. Bibirnya terkatup rapat, namun segera menjawab.

"Ada luka bakar di wajahku. Itu berbekas. Sangat menjijikkan, jangan lihat."

"...." ekspresi bingung tertampil di wajahnya. Karena keduanya masih saling bertatapan, perempuan itu malu. Alih-alih melepaskan tangannya, dia meraih wajah perempuan itu semakin dekat, matanya menatap setiap inci dari wajahnya. Setelahnya, ia mengangguk puas.

"Itu benar."

Wajah perempuan itu menggelap.

"Kau adalah perempuan paling cantik yang pernah ku lihat dalam hidupku." tangannya terulur, mengelus atas kepalanya. "Jadi jangan menunduk lagi. Sangat sayang wajah itu disembunyikan."

Itu adalah kebenaran bagi laki-laki itu. Perempuan di depannya cantik. Meski wajahnya masih memiliki bekas luka bakar menjijikkan, yang telah menjadi perhatian para pelayannya untuk menyembuhkannya hingga sedikit bekas, tidak akan tampak.

Butuh proses yang cukup lama untuk menyembuhkan luka di seluruh tubuh serta wajahnya, namun itu baik-baik saja. Laki-laki itu telah membuat keputusan untuk menjaganya hingga burung itu cukup sehat untuk di lepas.

Perempuan itu menunduk, menyembunyikan kemerahan di wajahnya. Dia tidak tahu, mengapa jantungnya berdebar sangat cepat saat ini?

Laki-laki itu melanjutkan tujuannya saat datang kesana, dia berbicara banyak hal mengenai apa yang terjadi saat perempuan itu tertidur.

The dark past with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang