Chapter : 04

3K 422 10
                                    

Cale terbangun di tengah malam. Kepalanya berdengung pusing, penglihatannya sedikit kabur sebelum kembali normal.

Ia meraih teko berisi air putih dan meminumnya.

Meraba sekitarnya, tidak ada gumpalan bulu yang selalu di sisinya.

'Mereka masih berpesta?'

Kelompok itu telah memulai pesta sejak datang ke Ibukota. Bahkan Alberu dan Bud diam-diam keluar istana pergi ke mansion Henituse di Ibukota. Hanya Cale yang tidak ikut dengan alasan ingin tidur.

Benar saja, bahkan di ruangannya, ia dapat mendengar suara tawa di lantai bawah. Suara-suara itu bersemangat, sangat meriah. Berbeda dengan kesunyian di ruangan itu.

Cale mengambil langkah, membuka pintu.

'Panas.'

Ia ingin mencari angin.

Karena kekuatan rekam miliknya, ia tidak dapat bermimpi. Kekuatan itu luar biasa berguna saat ingin mengingat sesuatu. Mempelajari bahasa asing sekali pun mudah dengannya, terlebih bagi dirinya yang sering keluar masuk medan perang, kekuatan itu penting.

Sebanyak kegunaannya, banyak pula hal yang menjadi efek negatifnya. Salah satunya, ia tidak bisa melupakan masa lalu menyedihkan atau pun melupakan rasa sakit serta dendam.

Hal itu bahkan di perburuk rasa sakit mendengung di kepalanya. Ia merasa dapat menjadi gila kapan saja. Mirisnya, selama hidupnya ia hanya mengenal beberapa hal yang dapat mengurangi rasa sakit itu.

Anggur, alkohol dan rokok yang diresepkan oleh para elf yang memiliki pengetahuan tentang tanaman herbal dan racun.

Anak-anak mungkin tidak tahu, tapi para orang dewasa tahu.

Jika rokok miliknya mengandung sedikit racun.

***

"Kau terbangun?"

Alis Cale berkerut melihat kacaunya lantai bawah. Tidak ada pelayan selain Ron dan Beacrox disana, tampaknya para pelayan mansion telah pergi karena perintah.

Anak-anak berusia rata-rata sembilan tahun tertidur dengan gaya serampangan di sofa. Terlihat Lock yang tampak menyedihkan sedang di paksa duduk oleh Choi han dan Rosalyn untuk mendengarkan cerita keduanya yang jelas mabuk parah.

Hanya Ron, Beacrox, dan Eruhaben-nim yang benar-benar sadar di tengah kekacauan para pemabuk.

Tatapan Eruhaben-nim yang melihat Cale tampak seperti melihat seorang penyelamat. Cale tersenyum samar, mengabaikan ajakan Alberu yang mabuk.

"Ohhhh, lihat siapa yang datang? Hic, hic, itu dongsaeng ku! Hic, hic..."

"Kau mabuk hyung."

"Mabuk? Tidak! Itu tidak hic, hic, benar!"

Cale menghela napas, berfikir dia benar-benar mabuk. Cale lalu duduk di sofa, memasangkan selimut pada anak-anak yang tertidur.

Ron segera datang memberikan teh lemon padanya. Cale bahkan merasa lidahnya telah mati rasa sebelum meneguk teh yang kini baginya tidak berbeda dengan rasa air putih.

Ekspresinya tenang ketika ia melihat kekacauan itu. Wajahnya tabah seperti biasa.

"Ron."

"Ya Tuan muda."

Pelayan Ron masih berdiri di belakangnya, menunggu perintahnya.

"Basen dan Lily?"

"Tuan muda dan Nona muda telah lama beristirahat di ruangan mereka."

The dark past with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang