Chapter 31 : Siapa yang ayah cintai?

785 130 11
                                    

Duarrr ...!!

Duarrr....!

Dengan senyum yang masih menggantung di wajahnya, Cale berjalan mendekatinya.

"Apa saya terlihat begitu mirip?"

Cale yakin jika ayah akan mengumpat saat mengetahui pikirannya.

Dia juga tahu batasannya. Obat itu tak bisa mempertahankan pikiran jernihnya lebih lama.

Harus sekarang.

Ini waktu yang paling tepat sebelum kepala pelayan pulang dan mengetahui pikiran busuknya.

Insting kakek itu sangat luar biasa.

Seperti ular.

Jadi sekarang adalah waktu yang tepat untuk melakukannya.

"Katakanlah sayang... apa aku sangat mirip dengan anak kita Cale?"

Jika itu Deruth yang normal, ia pasti segera mengetahuinya.

Namun sekarang, efek alkohol membuyarkan pikirannya. Dibantu atmosfer ambigu yang menyebar ke seluruh ruangan.

Penglihatan Deruth terus-menerus tumpang tindih dengan seorang anak yang bahkan hampir tidak ia ingat dengan jelas dan istri tercintanya.

"Ya... kau sangat mirip..." Deruth mengangguk tak tentu.

Apapun. Apapun itu, kau selalu benar.

Jadi kali ini pun, kau juga benar sayang.

"Hmm~" Deruth mendekatinya, tapi Cale dengan cerdik menghindar dan berjalan menuju balkon.

Krietttt....

Ia membukanya dan membelakangi latar belakang langit malam yang di robek petir.

Duarrr....!

Rambut merahnya berkibar, terkena angin. Membuat ilusi optik, bibir pucat yang tersenyum, menghilang.

Tak ada ekspresi.

Dan ia dengan kejam memulai tuduhannya.

"Tapi kau membunuhnya."

"...!"

Langkah Deruth terhenti.

Duarrr...!

"Kau membunuhnya. Cale. Kau membunuhnya."

Barulah Deruth tersadar.

'Bukan... bukan Jour...'

Pupil coklatnya bergetar. Sama seperti bibirnya yang kian membiru, ujung jari jemarinya tegang berkat angin dingin yang masuk.

Gorden terbang melambai tertiup angin kencang, dan disana, anak laki-laki berambut merah terlihat jelas.

Wajahnya.

Tingginya.

Dan ekspresi wajah yang seolah sudah hilang segala rasa.

'Kenapa aku berpikir jika ia adalah Jour?'

Sosoknya sangat berbeda.

Jour hangat seperti mentari.

Tapi anak di depannya,

Glup.

Dingin seperti angin malam ini.

***

"Apa yang sedang kau lakukan!"

'Hm? Lihat ini.'

Reaksi yang ia harapkan.

Seharusnya ia akan menundukkan kepalanya sambil menahan tangis.

The dark past with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang