Chapter 32 : Rantai yang mengikat kita

815 138 29
                                    

Teruntuk ibu,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Teruntuk ibu,

Waktu telah berlalu begitu lama sejak kau meninggalkanku.

Dunia mulai berubah.

Entah bagaimana Cale harus mengatakannya,

Bagai jatuh ke dasar neraka, mungkin kata 'kematian' adalah hal yang tepat untuk mengekspresikan perasaan ini.

Kelelahan ini. Rasa sakit ini. Penderitaan ini.

Bukankah sudah cukup?

Cale telah mencoba, namun tak berhasil.

Sekeras apapun patung lilin, ia akan meleleh saat terkena api hangat. Tapi, ayah harus tahu batasannya.

Kasihanilah anak kecil yang tak berdaya ini. Jika Cale terus di tebang seperti itu, pada akhirnya... akan tumbang juga.

Apa Cale anak yang jahat?

Apa itu sangat kejam?

Apa ibu akan marah?

Tapi Cale benar-benar lelah.

Jadi...

Jangan marah.

Mulai sekarang, Cale hanya akan berjalan di jalur yang telah Cale ciptakan.

Salam penuh kasih,

-Cale Henituse-

***

Semua orang menjerit histeris.

Di malam yang penuh badai, semua orang sibuk merawat Tuan muda pertama dan mencari cara untuk menghubungi para pendeta atau penyihir.

Seluruh jalur ditutup karena hujan badai. Langit masih meraung, melawan petir yang mencoba merobek langit malam.

"Segera panggil para dokter yang ada di kota!"

"Bagaimana dengan para penyihir dan pendeta?!"

"Tuan penyihir mencoba untuk membuat panggilan, tapi terhalang karena badai!"

"Para pendeta juga terhalang karena badai!"

"Sialan! Kapan badai akan berhenti!"

"I, itu..."

"Jika dilihat dari keadaannya, mungkin... akan bertahan hingga pagi."

"Kita tidak punya waktu sebanyak itu! Tuan muda akan....!"

Sangat menyiksa.

The dark past with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang