Cale lelah.
'Kenapa hidup sangat sulit?'
Sinar matahari yang menyengat, membakar kulit pucatnya.
Di sinilah ia,
Dirinya yang seharusnya sedang menikmati kehidupan sebagai pemalasnya dengan berhibernasi di kamarnya, sedang menemani anak-anak bermain.
Di luar ruangan.
Terlihat agak di kejauhan, Raon melempar sihir yang diyakininya dapat meledakkan bukit pada dua anak kucing.
Namun alih-alih mengenai, kedua kucing menghindar dengan mantap. Mereka tiba-tiba berubah menjadi anak manusia dan menghilang di tengah kabut yang terlihat beracun.
Tunggu. Itu memang beracun.
Naga hitam tersenyum senang, dia berteriak bercanda jika ia akan membunuh keduanya jika sampai tertangkap.
Cale tersenyum samar mendengarnya.
Bukannya mereka hanya anak-anak?
Apa sekarang zaman sudah berubah di mana saling membunuh adalah cara untuk bermain-main?
Cale mungkin sudah terlalu tua untuk mengikuti tren anak-anak zaman sekarang.
Tapi tunggu!
Sial, naga kecil itu benar-benar meledakkan bom sihir di sekitarnya. Dampaknya, membuat si pemuda berambut merah secara aktif mengeluarkan perisai peraknya.
'Sudah cukup....'
"Berhenti...!!"
Secara ajaib, ketiga anak yang telah merapal mantra dan bersiap menebas menggunakan belati terhenti.
Raon berkedip polos seolah ia tidak tahu apa yang terjadi.
"Ada apa manusia? Kau berkeringat sangat banyak?"
"Apa sudah waktunya makan nya?"
Sungguh, Cale benar-benar merasa khawatir sekarang. Ada apa dengan pemikiran anak-anak ini?
"Hahh.... Sudah cukup bermainnya."
"Tapi aku masih ingin bermain lagi nyaa...."
".... Kita main yang lain aja?"
Jadi, mereka setuju untuk mengganti permainan.
Keempatnya pergi ke kamar Cale yang adem~
Ahh... Cale merasa hidup saat di dalam ruangan.
Dia segera menyusun empat bantal di lantai yang beralas.
Ketiga anak saling memandang bingung.
"Apa yang akan kita mainkan manusia?"
Gerakan Cale terhenti sesaat. Dia lalu mengeluarkan senyum paling suci di dunia.
"Kita akan bermain permainan lain."
Sontak hal itu membuat ketiganya menjadi penuh antisipasi.
"Peraturannya mudah. Siapa yang tidak berbicara atau bergerak paling lama, dialah pemenangnya."
Raon terlihat sedikit ragu, sulit untuk tidak berbicara, tapi bahkan tidak boleh bergerak?
Anak-anak yang aktif seperti mereka akhirnya menatap bantal seolah sedang melihat hal tersulit di dunia.
Saat Hong tidak ingin ikut ke dalam permainan,
Cale berbicara lebih cepat.
"Pemenangnya akan mendapat satu koin emas dariku."
'Satu koin yang membuatku mendapat waktu tidur... he, he... ini layak untuk dibayar.'
Tentu saja, Cale tidak mengatakan yang terakhir.
"!!!!"
"!!!!"
"!!!!"
Ketiganya langsung antusias mengikuti.
Permainan berlanjut, sampai tidak ada yang menyadari jika keempatnya telah tertidur damai.
KAMU SEDANG MEMBACA
The dark past with you
FanfictionIni fanfic pertama saya. Bukan terjemahan, murni tulisan pemuas halu. Kisah asli: Trash of the Count's Family. Jangan mirror tanpa izin, saya ngambek nanti trus berhenti nulis 🙂. Udah nulis kagak dpt duit, dicolong lagi tulisannya. Itu kagak enak🙃...