Malam hari di pulau Anmyeondo, tepatnya di hotel megah yang baru di bangun di pulau itu, Oh Sehun berdiri didepan jendela besar dan memandang ke pantai yang tenang di luar. Postur tubuh yang tinggi dan kekar sangat mempesona meski hanya di lihat dari belakang. Untuk menghadiri pesta pembukaan hotel terbesar di pulau ini, dia mengenakan satu set pakaian formal dari BVLGARI. Terlihat sangat tampan dan misterius. Berdiri di sana, tampak seperti matahari di antara gelapnya malam.
Beberapa gadis yang juga hadir di pesta memuji dan mengagumi secara terang-terangan. Beberapa dari mereka bahkan sangat berani untuk maju dan memperkenalkan diri. Tetapi, Oh Sehun adalah manusia paling agung, dia tidak bisa berbicara dengan sembarang orang. Kebanyakan dari kliennya harus mengantri berbulan-bulan untuk bisa bertemu dan berbicara seputar bisnis dengannya.
Implikasi ini berarti, tidak akan ada omong kosong saat bersama Oh Sehun.
Banyak orang-orang besar datang di pembukaan hotel ini. Meskipun sebagian besar diisi oleh pebisnis ada juga aktris-aktris ternama ibu kota yang hadir, mereka semua datang dengan tujuan yang sama, relasi bisnis.
Tepat ketika lonceng pertama di jam sembilan malam berdentang, sepasangan suami istri paruh baya berjalan menghampiri. Oh Sehun masih dengan posisinya, berdiri menatap kelaut lepas.
Beberapa orang yang bertugas melindunginya dengan sigap menahan pasangan itu mendekati Tuan mereka.
Pasangan itu mengerti. Dan sebelum si penjaga berkata, si istri sudah berkata lebih dulu dengan senyuman paling lebar, "Kami pemilik hotel ini. Kami ingin berterimakasih karena Tuan Oh sudah meluangkan waktunya untuk memenuhi undangan kami."
Karena kedatangan Oh Sehun, semua kolega yang hampir tidak bisa datang langsung membatalkan jadwal mereka dan bergabung memeriahkan acara pembukaan hotel ini. Bahkan beberapa orang penting dalam pemerintahan hadir menyisihkan waktu mereka.
Oh Sehun berbalik dan menatap pasangan paruh baya itu tanpa ekspresi.
Pasangan paruh baya itu menggigil oleh pandangannya, sampai tidak bisa bergerak maju atau mundur.
"Aku sangat terkesan." Oh Sehun berjalan mendekat, sebelah tangannya ada di saku celana dan satunya mengambil segelas Wine yang telah disiapkan bawahannya.
Oh Sehun tidak pernah makan dan minum dari orang lain. Dia selalu membawa minuman dan makanannya sendiri. Dia juga memiliki pengawal yang secara khusu dia tunjuk untuk membawa makanan dan minumannya. Menegak perlahan Wine ditangannya dia kembali menatap pasangan paruh baya itu lewat ekor matanya.
"Perekonomian di kota ini tidak sebaik ibu kota atau tempat wisata terkenal lainnya. Tapi kalian berani membuat hotel semegah ibu kota di wilayah ini. Berapa bayaran permalamnya?" Dia bertanya setelah memberikan gelasnya pada pengawal.
Pulau Anmyeondo adalah sebuah pulau kecil yang terletak di kabupaten Taean, Provinsi Chungheong selatan, tepatnya disebelah pesisir semenanjung korea. Ini adalah pulau kecil, dan jarang sekali ada fasilitas semewah di Seoul. Untuk membangun fasilitas kelas bintang surga seperti ini di kota kecil sungguh sangat berani. Meskipun hotel ini juga didirikan dekat bibir pantai, tetap saja sangat merugikan jika tidak ada peminat berlebih.
Tuan Hotel tersenyum dan melangkah dengan gugup. "Eh, Tuan. Oh sangat menyanjung kami. Jika Tuan. Oh berkenan menginap anda tidak perlu mengeluarkan sepeserpun malam ini. Hotel kami juga menyediakan fasilitas Golden Card. Anda hanya perlu membayar sekali sesuai tarif yang di ajukan untuk kartu itu dan bisa datang kapanpun anda mau tanpa memikirkan biaya lagi."
Wajah para penjaga menjadi gelap. Tidak perlu kartu emas atau apapun, bahkan jika Tuannya ingin bermalam seratus tahun di hotel ini, tidak akan merugikan seratus keturunannya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Sunshine Will You Marry Me?
FanfikceOh Sehun, namanya semisterius orangnya. Semua tentang dia dan kekayaanya adalah legenda, Pria muda yang berhasil mengangkat kejayaan keluarga Oh yang hampir diujung kebinasaan. Sikapnya yang dingin dan menyendiri di sebut sangat menakutkan oleh oran...