4. Tidak ada tempat untuk masalalu.

388 76 42
                                    

Luhan duduk bersandar di sofa, menatap kelangit-langit sambil menghapus air matanya dengan tisu.  Eyeliner hitam dimatanya luntur membuat kelopak mata bawahnya hitam. Dua bayinya tertidur di bawah sofa tidak mau menggangu suasana hati ibu mereka.

Mereka anak-anak yang baik.

Kakek Jo duduk diseberang, bersandar dan menatap cucuk satu-satunya ini. "Kenapa kau kembali? Mereka membuangmu?"

Luhan membuka matanya, membuang tisu ke sembarang dan menatap kakek Ju tanpa ekspresi. "Kenapa mereka membuang berlian sepertiku? Aku yang mencampakkan mereka!"

Kakek Jo mendengus. Seolah-oleh aku tidak tahu apa yang terjadi.

"Bukankah aku sudah bilang, kau tidak akan diterima bersama mereka!" Kata kakek Jo memukul titik lemah hatinya.

"Kakek, kenapa kau begitu jahat!" Kata Luhan. "Bagaimanapun aku hanya anak menyedihkan yang merindukan kasih sayang seorang ayah." Katanya dengan berlebihan sambil memeluk dirinya sendiri.

Kakek Jo memutar bolamatanya. Mengetuk lantai dengan keras menggunakan tongkat jalannya dia menunjuk dengan kejam pada cucunya yang tidak tahu diri ini. "Bagaimana kamu bisa merindukan orang yang tidak pernah menimangmu sama sekali."

Dia menunjuk dirinya sendiri dan memelototi Luhan dengan marah. "Lihat orang tua ini!"

"... Aku yang menimangmu, memberimu air susu terbaik dari bank susu, memberikan kau makanan sehat, dan pendidikan terbaik!"

Pa~~

Dia menarik Luhan mendekat kemudian memukul punggungnya.

"Beraninya kau pergi diam-diam, meninggalkanku dan memilih hidup dengan pria bajingan itu!!"

"Taukah kau aku hampir meledakkan mereka semua ketika tahu mereka tidak mengakui mu bahkan meminta tes DNA!"

"Tidak puas kah mereka melihat wajah Jo Hyun di dirimu? Dan masih mencari keadilan dengan DNA?!"

Dia terus membentak sambil memukul punggung Luhan. Ketika dia pertama kali menemukan cucunya melarikan diri ke sisi itu, dia sangat cemas takut sesuatu buruk akan menimpanya. Tapi dia juga sangat marah, bagaimana mungkin cucunya bisa tidak tahu malu dengan meninggalkannya!

Luhan menangis kemudian memeluk kakeknya. "Kakek, aku minta maaf!"

Tangisnya kali ini bukan tangisan anak kecil, ini tangisan tulus yang penuh akan rasa sesal.

Kakek Jo melunak, dia mengusap punggung kecil yang tadi dia pukul. Semarah apapun dia pada anak ini, dialah yang telah membesarkannya, melihat tumbuh kembangnya, jelas dia memiliki cinta yang besar untuknya, rasa marah, kesal? Itu tidak sebanding dengan rasa cinta pada cucunya ini.

"Aku benar-benar tidak bermaksud apapun. Aku hanya ingin mengenal ayahku," Luhan berkata dengan suara tercekat.

Jo Luhan atau yang terlahir dengan nama Im Hanni adalah puteri dari pasangan suami istri Im Siwan dan Bae irene atau Jo Hyun.

Baik Bae Irene dan Im Siwan jatuh cinta dengan tulus. Mereka bertemu dengan pikiran polos ketika masih di bangku sekolah menengah, cinta mereka terus berlanjut sampai ke universitas. Di sanalah keduanya mulai memutuskan hubungan serius. Namun, identitas Bae Irene menjadi masalah besar bagi perjalanan cinta mereka.

Bae Irene, dilahirkan dan di besarkan disebuah panti asuhan bernama Green Village. Dia dibesarkan oleh seorang 'Mother' bernama Bae Doona, dari situlah dia mendapatkan nama depannya Bae. Sedangkan nama 'Irene' didapatkan setelah kepala panti menemukan buku kisah Dewi Eirene di keranjang bayi saat dia dibuang.

Seperti namanya yang berarti kedamaian, Irene tumbuh menjadi gadis cantik yang polos dan pintar, kepintarannya berada di level genius. Ketika dia berusia sepuluh tahun dia bertemu dengan Jo In-sung yang datang bersama istrinya Son Yeji, yang saat itu di diagnosis tidak bisa memiliki keturunan.

Mr. Sunshine Will You Marry Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang