32. Malam di Jeju

281 61 130
                                    

Save House,

Kakek Jo membawa Lay Zhang kesebuah bangunan mewah dengan fasilitas keamanan tinggi. Semua kaca di ruangan ini juga di buat anti peluru dan banyak dinding besi dengan bahan material terbaik.

"Aku takut kau merasa terkurung, jadi aku memberikanmu tempat ini." Dia membuka pintu besi itu dan kamar serba putih dengan pilihan furniture terbaik menyapa pandangan.

"Oh, ya thank you." Kata Lay Zhang mengedarkan pandangannya, terpesona dengan keindahan kamar.

"Sebetulnya .. Kau tidak perlu melakukan ini, aku terbiasa dengan ruangan kecil." Katanya yang langsung loncat untuk duduk di ranjang super empuk.

Kakek Jo tertawa, "Hahaha.. Sebenarnya cucuku yang menyiapkan semuanya."

Melipat kakinya Lay Zhang tertawa apatis. "Bisakah kamu bicara ke intinya?" Dia menunjuk matanya dua kedua jarinya, "Matamu mengatakan niatmu," kekehnya.

Kakek Jo tertawa, "Siapa kau sebenarnya?"

"Lay Zhang, seorang Agen Mata-mata dengan seribu nama, dan terakhir identitasku adalah Snow." Jawab Lay tenang. "Kau sudaha tahu semuanyakan?"

Kakek Jo tertawa, meniru Lay menunjuk kedua matanya dengan dua jarinya, dia menyeringai. "Matamu tidak bisa membohongiku!" Dia kemudian mengeluarkan sebuah amplop coklat dari balik kantung jaketnya dan melemparkannya kepangkuan Lay Zhang.

Lay membuka amplop itu secara perlahan. Ketika dia melihat isinya dia tertawa kecil,

"Aku bertanya, kenapa orang-orang itu tetap mempertahankan mu yang terus menerus mendapatkan kesadaran. Kenapa mereka tidak langsung membunuhmu. Karena kau tahu? Kau berpotensi menjadi pengkhianat bagi mereka. Tapi sekarang, aku tahu maksudnya ..."

"Cho Yixing?" Kakek Jo menyeringai. "Kau salah satu darah daging Cho Seung Woo?"

Lay Zhang menatap Kakek Jo dengan tenang kemudian menyobek amplop yang berisi data-data identitas lamanya dan hasil DNA itu dengan kuat.  Dengan sekali hentak dia bangkit dan menendang dada Kakek Jo dan menyudutkannya ketembok. Menahan pergerakannya dengan kaki kanan yang menginjak dadanya.

"Jangan panggil aku dengan nama itu!" Katanya, menguatkan injakan-nya.

Kakek Jo menatapnya, mengulurkan tangannya dan,

Pak!!

"Awwww!!" Lay Zhang berteriak sakit sambil memegang keningnya di sentil dengan sangat kuat.

Pak!!

"Awww!!" Dia menjerit lagi ketika Kakinya yang tadi dia pakai menginjak dada Kakek Jo di pukul oleh tongkat jalan lelaki tua itu.

"Kau tahu itu tidak sopan kan?!" Tanya kakek Jo.

Begitu dia mengangkat tongkat jalannya lagi, Lay Zhang buru-buru lari dan bersembunyi disisi lain ranjang besarnya.

Kakek Jo memijat pelipisnya. "Kemari! Ada yang ingin aku tanyakan!"

Lay Zhang mengintip dan menggelengkan kepalanya. "Tidak! Kau akan memukulku lagi!"

"Aku tidak akan memukulmu jika kau bertindak sopan! Jangan memelototi orang yang lebih tua darimu! Jangan memberikan telapak kaki pada musuh yang lebih tua darimu! Kau harus belajar tata Krama meskipun kau seorang penjahat!"

"Aku bukan penjahat!" Kata Lay Zhang tidak terima.

"Maka keluar dan bicara denganku dengan sopan dan baik!"

Akhirnya Lay Zhang keluar dengan patuh dan duduk di tempatnya tadi. Kakek Jo di depannya mengambil kursi rotan dan duduk dengan tenang.

"Sekarang bisa kau jelaskan, kenapa hubunganmu dan ayahmu buruk?"

Mr. Sunshine Will You Marry Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang