36.

230 59 92
                                    

Malam berikutnya, Kapal pesiar Luhan sampai kembali di dermaga pulau kakek Jo. Begitu mereka turun Kakek Jo dan Jo Junho sudah menyambut di mulut dermaga. Raut bahagia terpancar dari wajah Cucunya, ada seikat bunga mawar merah ditangannya. Dengan derai air mata Kakek Jo berjalan cepat kearah mereka dan memeluk cucu menantunya.

Ya, dia memeluk Oh Sehun.

Dibelakang Zi Tao dan Bobby melebarkan mata mereka. "Apa yang mereka lakukan?!"

Kim Hanbin muncul dengan dua kantung besar dia tangan kanan dan kirinya. "Bisakah kalian bantu aku saja?! Ingat kalian juga pembantu disini."

Zi Tao dan Bobby meliriknya dengan kejam. "Beraninya!!"

Kim Hanbin terkekeh, "Cepat lakukan tugasmu sebelum Madam memotong gajih kalian."

Sedangkan itu didepan Kakek Jo masih menepuk Oh Sehun penuh dengan rasa terimakasih.

"Terimakasih,"

"Terimakasih," ujar Kakek Jo tulus, "Terimakasih sudah membahagiakan cucuku, Oh Sehun."

Oh Sehun tersenyum, dia membalas pelukan Kakek Jo dan menepuk pundaknya. "Aku yang berterimakasih, terimakasih sudah menuntun dia padaku."

Luhan disamping tidak lagi bisa menahan rasa haru di hatinya mengigit kelopak bunga tanpa dengan derai air mata.

Jo Junho maju dan menarik bunga itu, mengeluarkan kelopaknya dari mulut Luhan. "Apa yang kau lakukan?! Apa kau kambing!"

Menyusut matanya Luhan menunjuk Kakek dan Suaminya yang masih saling berpelukan. "Mereka membuatku haru," 

"Hah," Jo Junho merangkul Luhan, kemudian berbicara pada semua orang. "Lebih baik cepat kembali, sepertinya akan turun hujan."

Baru saat itu Kakek Jo melepas pelukannya, "Ayo .. ayo kita pulang, makanan juga sudah siap."

Dia membawa Oh Sehun dengan lembut menuju limousin merka. Begitu masuk Kakek Jo juga langsung memeluk Luhan, dia menangis ketika melihat perut Luhan yang semakin terlihat membesar.

"Aigooo, ini semakin membesar." Katanya sambil menyentuh dengan hati-hati. "Apakah kau tidak berat membawanya?"

Jo Junho tertawa, "Ayah, itu anaknya bagaimana dia bisa merasa berat?"

Luhan juga mengangguk. "Aku baik-baik saja, ini menyenangkan."

"Berapa usia kandunganya sekarang?" Tanya Jo Junho.

"Seharusnya sudah masuk bulan empat, aku dan Luhan sudah menjadwalkan pemeriksaan besok." Balas Oh Sehun.

"Suruh dokternya kemari," kata Kakek Jo, "Kalian sudah sangat kelelahan, biarkan istrimu istirahat."

"Apakah tidak papa?" Tanya Oh Sehun.

Kakek Jo terkekeh, dia mengerti maksud Oh Sehun. "Bahkan penjahat gagal menemukan kediaman ini, bagaimana bisa dokter biasa akan membahayakan?"

Oh Sehun mengangguk, "Aku akan meminta Park Chanyeol membawanya besok."

"Park Chanyeol?" Alis Kakek Jo terangkat sebelah. "Apakah aku lupa memberitahumu? Dia ada disini beberapa hari belakangan ini."

Tubuh Luhan menegang, "Apakah karena Byun Baekhyun?"

Dia tahu cerita Park Chanyeol dna Baekhyun. Sejak Kakeknya mengatakan bahwa Byun Baekhyun sudah sadar dia sudah menebak bahwa Park Chanyeol akan ada disini menemaninya. Tetapi apakah keadaannya buruk? Sampai Park Chanyeol tidak bisa meninggalkannya?

"Mmm karena dia?" Balas Kakek Jo.

"Apakah keadaannya buruk?" Tanya Oh Sehun satu pemikiran dengan istrinya.

Mr. Sunshine Will You Marry Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang