Keesokan paginya, Luhan seperti biasa malas sekali bangun. Bahkan sampai Oh Sehun selesai olahraga, dia masih terlentang di ranjang.
Menghela napas Oh Sehun duduk disamping ranjang dan mencubit pipinya. "Bangun!!"
Luhan bergerak-gerak seperti ulat, dan menaruh kepalanya di pangkuan Oh Sehun "Lima menit lagi," rengek ya.
Ini ketiga kalinya dia berkata lima menit lagi dari subuh sampai matahari sudah memunculkan diri. Ada lima belas menit waktu yang sudah Oh Sehun toleransi dan dia masih belum mau bangun!
"Jika kau tidak bangun aku tidak akan memberikan hadiahku!"
"Hadiah?!" Luhan langsung duduk dan menatap Oh Sehun dengan mata mengantuk. "Kenapa kau tidak bilang sejak tadi?!!"
Oh Sehun menahan tawa ketika melihat wajah kusut Luhan. Kemarin istrinya ini tidak bisa berhenti menangisi sejak sampai rumah, dia juga tidak banyak membujuknya hanya memeluknya sampai dia lelah dan tertidur lelap.
Menarik Luhan kedalam pelukannya, dia menaruh telapak tangan dikeningnya, menghela napas ketika tahu suhu tubuhnya normal. "Apa kepalamu pusing?"
Melihat matanya yang masih bengkak dia benar-benar takut Luhan pusing karena banyak menangis kemarin.
Luhan mengangguk dengan sedih.
"Benarkah? Kau benar-benar pusing?" Oh Sehun menatap tidak percaya. Meskipun dia khawatir tidak tahu kenapa hatinya kurang percaya.
"Aku benar-benar pusing!!" Kata Luhan, memegang kepalanya dengan dramatis.
"Aku pusing melihat ketampananamu! Haha.."
Sudah dia duga!
Luhan tertawa kegirangan karena berhasil menggoda suaminya. Kemudian memeluk leher Oh Sehun dengan manja. "Tapi Oh Sehun, perutku tidak enak seperti mau muntah," sedihnya.
"Kau tidak sedang bercandakan?" Oh Sehun mulai khawatir, dia melahun Luhan dan memegang perutnya yang masih rata dengan takut.
"Tidak," kata Luhan dengan menggelengkan kepalanya. "Apa dia baik-baik saja?"
"Ini salahmu!" Kata Oh Sehun, "Kamu lagi-lagi bertindak semaumu kemarin!"
Oh Sehun sangat marah karena Luhan mengendarai mobil dalam kecepatan penuh kemarin, tetapi dia tidak punya kesempatan untuk memarahinya karena dia terlihat sangat menyedihkan kemarin.
Wajah Luhan menjadi sedih, membenamkan wajah dalam pelukan Oh Sehun, dia mengigit dada suaminya itu. "Jangan marahi aku! Aku sedang sakit!"
Menghela napas, Oh Sehun menggendong Luhan sampai kekamar mandi, "Kau mandi dulu, aku akan menyiapkan sarapan."
Dia mendudukannya di kursi kemudian mengecek suhu air. Luhan menopang dagu kagum melihat kelembutan suaminya.
"Oh Sehun, aku sangat mencintaimu!!" Katanya.
Oh Sehun berbalik dan tersenyum, "Kau mau sarapan apa? Bubur atau sereal?"
"Perutku tidak enak, aku ingin yang manis jadi aku akan memakan sereal."
Melihat Luhan yang patuh, Oh Sehun mengangguk dan meninggalkannya untuk mandi sementara dia menyiapkan makanan.
Sepuluh menit kemudian Luhan keluar dari kamar mandi. Duduk didepan cermin rias, dia mulai mengoleskan satu persatu perawatan kecantikan kulit terbaik pilihannya. Setelah memastikan kecantikannya bertambah dan mata bengkaknya juga hilang, dia pergi ke Walk In Closet dimana semua pakaiannya dan Oh Sehun tersusun rapih disana.
Ketika dia membuka pintu Walk in Closet dia dikejutkan oleh sinar cahaya yang berkilauan dari meja di tengah ruangan. Berjalan mendekat, dia tidak bisa menyembunyikan kekagumannya melihat kalung berlian indah berwarna kuning yang unik. Di samping kotak kalung berlian ada satu post card berwarna hitam, ada logo OSHCORP diujungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Sunshine Will You Marry Me?
FanfictionOh Sehun, namanya semisterius orangnya. Semua tentang dia dan kekayaanya adalah legenda, Pria muda yang berhasil mengangkat kejayaan keluarga Oh yang hampir diujung kebinasaan. Sikapnya yang dingin dan menyendiri di sebut sangat menakutkan oleh oran...