23. Morning sickness

326 66 94
                                    

Di bawah sinar matahari, dengan pemandangan danau dan pegunungan, kecantikan Im Luhan terpancar dengan sempurna. Begitu dia berbalik untuk menatapnya, Oh Jihyun bahkan terpesona olehnya.

Oh Jihyun tidak pernah tahu, Im Luhan akan secantik ini.

"Ahh.. Oh Jihyun? Apa kabar? Kau sangat cantik." Sapa Luhan dengan suara yang sangat lembut.

Zi Yao bahkan sampai mengangkat sebelah alisnya. Menari, kita lihat peran apa yang wanita ini mainkan?

Oh Jihyun tertawa kecil, melipat tangannya di bawah dada dia menatap Luhan dengan mata yang melebar. "Tidak perlu bersikap baik! Aku tidak akan merubah pandangan terhadapmu!"

Luhan tersenyum, bersandar di pembatas balkon dia menatap Oh Jihyun dengan santai. "Kau tidak perlu merubah pandangan, itu sudah benar. Tatap aku, arahkan pandanganmu padaku ketika kita bicara."

Zi Tao menahan tawa.

Oh Jihyun menahan marah. "Jangan bermain bodoh! Kau tahu maksudku!"

Dia maju mendekat kemudian menunjuk dada Luhan dengan tidak sopan. "Kau pikir kau pantas dengan Kakakku?"

Jantung Zi Tao mulai berdebar.

Luhan balas menatapnya dengan santai. Membiarkan dia melakukan apapun yang dia mau.

"Kenapa aku tidak pantas?" Katanya pelan.

"Kau! Kau dan keluargamu, apakah kalian pikir kalian pantas bersanding dengan keluarga Oh?!" Katanya semakin menekan telunjuknya ke dada Luhan. "Bahkan hari ini, apakah ada keluargamu yang berkunjung?" Dia menyeringai, "Bahkan kalian tidak pantas untuk menginjak kaki di halaman kami!!"

Luhan tertawa terbahak-bahak sampai air matanya menetes. "Ah.. Oh Jihyun kau sangat menghiburku!!"

Zi Tao menatap heran, dia tidak menamparnya?

Luhan mengakat wajahnya, sudut bibirnya terangkat. Dia meloncat untuk duduk di pinggir pembatas kemudian menghilangkan kakinya. Dengan posisi menyamping dan gaun terbuka di samping, posturnya sangat terlihat sexy.

Dia menatap kedepan, "Sayangku, adikmu bilang aku tidak pantas disini. Haruskah aku meloncat sekarang?"

Zi Tao dan Oh Jihyun menegang. Mereka secara bersamaan menoleh dengan pelan.

Oh Sehun berjalan kearah Luhan, meraih pinggangnya, menjaganya agar tidak jatuh dan mengecup pipinya. "Aku akan menangkap mu jika kau loncat."

Oh Jaehyun yang ikut berjalan di belakang Oh Sehun menyikut adik kembarnya dan berbisik marah, "Kenapa kau mengatakan itu!"

Luhan mengalungkan tangannya di leher Oh sehun dan mengecup bibirnya. Mereka berciuman dengan manis didepan tiga pasang mata. Dengan mata yang berbinar, "Oh Sehun aku sangat mencintaimu."

"Aku tahu," balas Oh Sehun kemudian mencium lagi bibir istrinya dengan lembut. Mereka benar-benar saling menghisap tanpa tahu malu. Bahkan wartawan yang masih bersembunyi di bawah memerah malu saat memotret kemesraan ini.

"Oppa!!"

"Kenapa kau melakukan ini! Kenapa kau memilihnya! Aku bisa memberikan yang lebih baik darinya!" Jerit prustasi Oh Jihyun. Dia menatap Kakaknya dan Luhan yang masih berpelukan dan berciuman dengan sangat mesra, mengabaikannya.

Oh Sehun menghentikan ciuman mereka kemudian melepas sepatu heels Luhan dan dengan lembut menggendong Luhan diperlukannya. Dia menatap Jihyun dan tersenyum, "Memang banyak yang lebih baik,"

Luhan melotot! Dia bilang apa?!!

Oh Sehun menatapnya, tersenyum gemas melihat ekspresi marahnya. Mengecup hidung kecilnya dia tertawa. "Banyak yang lebih baik, tapi hanya dia yang pantas untukku."

Mr. Sunshine Will You Marry Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang