22. Peringatan

290 60 56
                                    

Lewat layar lebar yang terpasang di ruang kerja Oh Sehun. Park Chanyeol, Kim Junmyeon dan Zi Tao sama-sama menyaksikan bagaimana tubuh asli Kim Kai terbaring di satu ruangan dengan banyak selang terpasang ditubuhnya.

"Bagaimana bisa? Bukankah kita sudah melihat sendiri jasadnya?" Tanya Kim Junmyeon. Ketika melihat matanya yang penuh dengan bintang kebingungan Luhan yang mengantuk langsung tertawa terbahak-bahak.

Hari sudah malam, dia juga baru saja menempelkan pipi lembutnya keatas bantal tapi Oh Sehun memaksanya untuk menjelaskan semuanya didepan saudara dan saudarinya. Tidak mau suami tercintanya marah, jadi disinilah dia sekarang di sofa merah panjang ruang kerja, merebahkan kepalanya di paha Oh Sehun.

Zi Tao mengerutkan kening saat Luhan tertawa. Dia menatap Park Chanyeol dan memukul bahunya keras. "Ya! Kau seorang dokter! Tidak bisakah kau membedakannya?!"

Memijat pelipisnya, Park Chanyeol mengangkat tangannya keudara tanda menyerah. "Aku menyerah! Aku salah!"

Park Chanyeol melirik Luhan, sebetulnya saat pertama kali melihat jasad palu Kim Kai, dia merasakan perasaan aneh yang mengatakan bahwa itu bukan Kim Kai. Tetapi, jasad palsu itu benar-benar terlihat sagat nyata, bahkan ketika dia menyentuh kulit tangannya itu benar-benar seperti sungguhan. Karena itu dia mengangkat tangan dan mengakui ke lalaiannya menjadi seorang dokter.

Zi Tao menatap Luhan lagi, "Tapi aku melihat kau menembaknya, aku bahkan melihat darah keluar dari dada Kim Kai."

Luhan menggosok matanya, tapi Oh Sehun menahan tangannya. Dia terkekeh, kemudian mengeluarkan pistol dari saku jubah tidurnya. Dengan posisinya, dia membidik Park Chanyeol,

Dor!

Park Chanyeol yang duduk di kursi kayu di samping terpental , sampai jatuh kelantai. Dia bisa merasakan rasa sakit yang luar biasa, dan sepertinya tulang rusuknya patah beberapa. Ada bercak merah di dadanya, tapi itu bukan darah, hanya cairan cat dalam peluru.

"Peluru palsu! Tapi itu masih bisa melukai tulang rusuk." Jawab Luhan, dia menyeringai "park Chanyeol bagaimana rasanya?"

Sial!

Zi Tao dan Kim Junmyeon kehilangan kata-katanya. Begitu Park Chanyeol bangkit dia membuka kemeja sehingga dada bidangnya terlihat. Itu merah, dan hampir membiru.

"Apa kamu sudah mempersiapkan semuanya?" Tanya Oh Sehun.

Luhan mendongkak kemudian bangkit dan duduk bersila, "Bukan aku!" Katanya melambaikan tangannya. "Kakek yang menyiapkan semuanya."

Kakek Jo, adalah manusia paling berhati-hati dimata Luhan. Sebelum melakukan atau memutuskan sesuatu, dia akan memikirkan seratus langkah kedepan, apakah merugikan atau menguntungkan. Dia tidak akan pernah mengambil keputusan gegabah, semua perintah dan putusan selalu menjadi jalan terbaik. Meskipun begitu dia tidak akan pernah membuat keputusan yang melebihi batas. Contoh ketika Luhan dan Irene tidak ingin dia terlibat maka dia akan diam, tetapi jika orang itu sudah setuju maka Kakek Jo masuk.

Setelah Oh Sehun membolehkan kakek Jo untuk menaruh pasukannya tanpa tahu rencana mereka, tentu saja Kakek Jo akan menyelesaikannya dengan baik.

"Sayangku, Kakek adalah orang yang paling bertanggung jawab. Pasti ada alasan kenapa Kakek membuat kematian palsu untuk Kim Kai ini." Kata Luhan sambil diam-diam bergerak masuk kepelukannya.

Luhan sendiri tidak tahu apa rencana Kakek Jo kedepannya, dia hanya di beritahu bahwa Kakek akan membuat kematian palsu untuk Kim Kai agar Black Jack bungkam, dia juga menyuruhnya untuk datang ke lokasi tadi malam dan menembak Kim Kai secara pribadi.

"Menurutmu apa alasannya?" Tanya Oh Sehun lagi.

Luhan mulai menguap lagi, "Yang pasti, itu untuk membungkam Black Jack. Jika mereka tahu Kim Kai masih hidup, ada kemungkinan dia akan mengincar orang-orang terdekatnya."

Mr. Sunshine Will You Marry Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang