48. Kehilangan identitas

346 63 30
                                    

Di kastil tengah hutan. Pasukan khusus Black Crow yang di pimpin oleh Jingoo diam-diam bergerak dalam kegelapan menuju kastil kecil di tengah hutan.

Sesuai informasi yang mereka dapat dari Manor pusat, seharusnya target ada di dalam kastil ini. Tetapi setelah menunggu lama, belum ada perintah untuk menyerang ari pusat.

Salah satu anggota maju dan berbisik, "Kapten, apa yang harus kita lakukan?"

Jingoo melihat jam tangan dan menghitung waktu, "Tidak tepat jika kita menyerang sekarang."

"Selain karena Master belum memberi perintah kita juga belum tahu apa yang ada di dalam. Seseorang harus menyusup setidaknya Sampai batas pagar."

Tiba-tiba terdengar suara gemerincing besi bertabrakan. Jingoo dan beberapa anggota lain yang ada di sekitar segera menyamarkan diri dalam kegelapan dan mengawasi diam-diam.

Jinggo menghela napas lega ketika melihat, dua macan tutul yang dia kenali keluar dalam kegelapan. Di belakang macan tutul seseorang berjubah hitam berjalan sambil memegang kalung rantai dua macan tutul itu.

Jingoo mengambil langkah, tetapi langkahnya berhenti lagi ketika sadar bahwa orag berjubah hitam itu bukan Oh Sehun.

Diam-diam memegang kepala pedang sebelum suara yang dia kenali terdengar.

"Ini aku," kata Kim Kai kemudian membuka jubah hitamnya.

Mendengus, "Agak merepotkan memakai jubah! Karena orang-orang tahu aku mati, aku tida boleh terlalu terlihat!"

"Atau aku akan dikatai mayat bergentayangan! Rasanya seperti aku mati dua kali!"

Sudut bibir Jingoo terangkat, "Kau sendiri??"

Kim Kai menggeleng kemudian mendogkak keatas, "Aku tidak tahu bagai mana gadis ini bisa berjaoan di atas pohon, tapi yah ... Aku bersama dia."

Jinggo mendongkak keatas dengan heran.

Ternyata, dia atas pohon, Lay Zhang dengan jubah putih duduk di dahan pohon besar dan melambaikan tangan. Jika semua orang disini adalah penakut, mungkin semua orang telah menjerit mengira dia hantu gentayangan! Dan berakhir dengan kegagalan misi.

Kim Kai mendengus lagi, benar kata Luhan! Dia orang hutan! Perempuan ini jelas tumbuh di hutan belantara!

"Kau tidak mau turun? Bukankah kita harus mendiskusikan rencana?" Tanya Kim Kai.

Mengeluarkan buah apel merah yang dia petik di perjalanan, Lay Zhang melempar-lemparnya ke udara. Dengan acuh dia berkata, "Tidak ada rencana untuk malam ini! Tugas kita hanya mengawasi mereka, dan kemana mereka pergi malam ini."

Dia menoleh dan menatap Kim Kai dengan tajam. "Ingat yang di katakan Willis Sun? Gadis itu harus mati ditangannya."

Memutar bola mata, Kim Kai mengambil batu kecil dan melemparnya kearah Lay Zhang. "Kecilkan suaramu!"

Lay Zhang menghindar dengan mulus kemudian terkikik seram. "Kau terlalu paranoid!"

"Kau harus tahu! Mereka yang di dalam sana tidak sepintar yang kau pikirkan." Kata Lay Zhang sambil menggigit buah apel yang terasa sagat manis. "mereka hanya tahu bersembunyi!"

"Jika kita menyerang sekarang, mereka paling-paling akan meledakkan tempat ini dan kita akan hangus! Sedangkan mereka ? Mereka akan masuk ke lubang yang sudah mereka gali untuk bersembunyi."

Lay Zhang sudah lama bersama mereka, jadi dia tahu isi otak orang-orang di dalam sana. "Satu-satunya cara mengalahkan mereka adalah menarik mereka keluar!"

"Bagaimana cara kita menarik mereka?" Tanya Jingoo.

Lay Zhang terkikik seram lagi, dan lagi-lagi Kim Kai melemparnya dengan batu, tapi kali ini kening Lay hampir menjadi korban jika saja tangannya tidak refleks menangkap batu itu.

Mr. Sunshine Will You Marry Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang