Happy reading
..
Ketokan pintu membuat seisi kelas yang berisik seketika berubah menjadi hening. Beberapa siswa yang berada di kelas itu saling bertanya siapa gadis yang berada di samping guru mereka.
Tapi tidak untuk satu gadis yang tersenyum seolah sudah mengenal ny.
"Eh.,kok dia senyum ke arah Lo?"
Fanny menetap Aileen, "lo ngomong sama gue?" tanya Fanny itu membuat Aileen menghela nafas panjang.
"Kalo bukan sama lo sama siapa lagi."
"Ya lo kan bisa manggil nama gue, gue udah punya nama dan nama gue bukan, ehh."
"Anjir baperan lo"
buku catatan penjas melayang di kepala Fanny, siapa lagi pelakunya kalo bukan Aileen yang sedang kesel.
"Anji*g. nggak bisa santai Lo, emangnya kenapa kalo gue kenal? ... Udahlah tunggu aja dia memperkenalkan dirinya.
Aileen memutar bola mata males percuma berdebat sama makhluk satu ini, dia nggak bakal menang.
"Damara silakan perkenalkan diri kamu"
Mara tersenyum manis lalu berjalan sedikit kedepan untuk memperkenalkan diri.
"Hai.., aku Damara Anindira kalian bisa panggil aku Mara. Aku murid baru disini. Salam kenal semuanya."
Mara begitu senang karena semuanya begitu ramah padanya. Setelah itu Bu Anna menyuruh dia berjalan kearah bangku yang kosong. Tapi langkahnya berhenti melihat Fanny sedang memperhatikannya.
"Gue tebak juga apa, lo sama gue pasti satu kelas." Mara mengangguk lantaran saat Fanny berbicara sambil berbisik-bisik. Sedangkan Aileen hanya sedikit kesal melihat tingkah sahabatnya yang sok bener.
"Lo duduk di sini aja mumpung kosong" tunjuk Aileen pada sebuah meja yang kosong di sebelahnya, Mara mengiyakan dan berjalan kearah kursi tersebut.
"Gue Aileen Asha" Aileen tersenyum sambil mengulurkan yang nya, tampa basa-basi Mara menjabat tangan Aileen. "Gue Mara."
.
.
"Mara!"
Sebuah panggilan yang cukup deras terdengar di penjuru katin. Semua orang terdiam seolah bertanya didalam hati mengapa Hanif memanggilnya apakah dia kenal dengan anak baru itu.
Mara melihat ke sekitarnya dan merasa canggung saat ingin menyapa Hanif balik. Di lihat dari tatapan siswa-siswi Mara seolah mengerti kalau Hanif mungkin salah satu siswa yang populer di sekolah ini.
"Dipanggil itu nyaut, bukannya diam" hanif berlari ngos-ngosan untuk menghampiri Mara.
"Sory Nif, gue nggak betah di lihat kayak gini"
Mara berjalan kearah bangku dimana teman-teman nya duduk.
Hanif mengikuti Mara dari belakang Tampa memperdulikan tatapan ingin tau semua orang kenapa dia begitu kenal dengan anak baru itu lalu duduk di samping Mara.
"Gue boleh duduk kan?" tanya nya.
Fanny sama Aileen hanya mengangguk pertanda mengizinkan Hanif untuk gabung.Cukup aneh bagi mereka. Karena tidak bisanya Hanif berinteraksi dengan mereka.
"Mara, kelas lo dimana" pertanyaan Hanif membuat semuanya fokus kepada yang bertanya. Lalu tak lama setelahnya Fanny menjawab"satu kelas sama kita"
"Kita?" mendengar kata itu Mara bertanya sebab tadi dia sama sekali tidak melihat Hanif.

KAMU SEDANG MEMBACA
GARRA [REVISI]
Teen Fiction"Aku nggk sejahat itu buat ambil kamu dari Tuhanmu" "Kita hanya sekadar dipertemukan bukan untuk disatukan" "ini bukan perihal siapa yang kau cintai tapi ini tentang sebesar apa kamu mencintai" "kisah kita bahkan dimulai dari prolog dan diakhiri den...