"Assalamualaikum … Mara pulang" Mara dengan senangnya berjalan memasuki rumahnya, berbeda dengan Garra yang sudah tegang lebih dulu. Walaupun dia percaya orang tua Mara baik, tetap saja dia sedikit merasa Takut.
"Garra kok diam aja? Sini masuk" dengan lembut, Mara menarik tangan Garra untuk masuk kedalam rumah.
"Waalaikumsalam..., Ehh ada tamu, kamu pasti Garra?"
Garra mengangguk kaku, melihat itu ibu Mara tertawa pelan.
"Kamu nggak usah takut, ibu nggak menggigit kok" canda Intan. Ibunya Mara.
"Iya Tante"
"Panggil aja, ibu"
"Iya, i-ibu" sedikit gugup, kata yang sudah lama tidak dia ucapkan, sekarang kembali terucap untuk orang baik didepannya. Sekarang Garra yakin, ibu Mara adalah orang yang sangat baik, dilihat dari tatapannya, cara berbicaranya. Tidak beda dengan ibunya. Seketika dia ingat sama ibunya. Bertanya didalam hati, apakah ibunya sebaik ini? Walaupun Garra belum pernah bertemu ibunya, tapi dia yakin ibunya adalah orang yang baik.
"Garra kok bengong,? Garra Uda makan?"
"Garra hanya rindu sama ibu Garra" jawabnya Jujur. Intan duduk semakin dekat dengan Garra, memeluknya erat seperti anak sendiri. Walaupun ini pertama kali bertemu, intan sudah tau apa yang di alami oleh Garra. Benar, Mara sudah menceritakan semuanya pada ibunya.
"Garra ikut ibu yuk?"
"Kemana Bu?"
"Jalan-jalan, mau nggak?"
"Mau!, Tapi kak Mara kemana?"
"Kak Mara mungkin lagi mandi, kita jalan-jalannya berdua aja ya?"
"Iya Bu"
...
"Woy! Gar, makan nggak ngajak-ngajak lo" triak Kusuma sambil duduk di salah satu kursi yang ada disana. Sedangkan gema, Agra dan Rafar. Mengikuti Kusuma untuk duduk.
"Sorry, gue lupa kalo gue punya teman yang rakus"
"Segitunya Lo sama gue?"
"Ya abisnya, mulut lo ngomong kayak nggak pernah makan" sambar Gema. Mulai lagi, emang Kusuma sama Gema nggak bisa sehari aja nggak adu bacot, pasti ada aja yang memulai.
"Bisa nggak si, Lo berdua nggak mulai? Capek gue dengarnya" kesal Rafar
"Teman Lo yang mulai" jawab Kusuma.
"Anjing! Sejak kapan teman gue cuman Gema? Jadi selama ini Lo anggap gue apa?" Tanya Rafar.
"Sampah anorganik" ucap Kusuma ngeledek.
"Agra, kayaknya disini udah nggak aman, bikin darah gue naik. Mau pindah planet gue"
"Yaudah sana, kalo bisa jangan balik-balik Lo."
Kusuma menatap Rafar mengejek. Melihat itu Rafar makin kesal dan lebih memilih untuk diam.
"Lo salah ngomong gitu sama bestot gue" bangga Kusuma.
"Lo juga kalo mau pindah planet lebih bagus, Beben gue berkurang banyak." Tambah Agra.
"Nanti gue beneran mati Lo yang paling kehilangan"
"Bacott."
...
Seseorang berlari dengan kencangnya menuju tempat latihan. Peluh bercucuran di seluruh tubuhnya. Garry dan Kusuma yang menyaksikannya mengerutkan keningnya Bingung. Dengan buru-buru dia berdiri untuk menghampiri Gema.

KAMU SEDANG MEMBACA
GARRA [REVISI]
Teen Fiction"Aku nggk sejahat itu buat ambil kamu dari Tuhanmu" "Kita hanya sekadar dipertemukan bukan untuk disatukan" "ini bukan perihal siapa yang kau cintai tapi ini tentang sebesar apa kamu mencintai" "kisah kita bahkan dimulai dari prolog dan diakhiri den...