Happy Reading.Hembusan angin membuat rambut yang tenang beterbangan kesana kemari mengikuti kemana agin menggerakkannya. Menciptakan hawa yang sejuk bahkan sedikit membawa ketenangan.
Entah kemana tempat ini selalu menjadi tempat tujuan ataupun pelarian disaat senang, sedih, bimbang. Bukankah ini bisa disebut tempat yang paling dia suka?.
Deruan napas dibelakang sana membuat fokusnya beralih melihat seseorang yang sangat dia kenal, bahkan dia lupa kalau bukan hanya dia yang sangat menyukai tempat ini.
"Garry?"
Benar. Pria itu adalah Garry yang sedang berjalan kearahnya dengan memasukkan kedua tangannya ke dalam kantong celana yang berwarna abu-abu.
"Masi pake baju sekolah, kenapa nggak pulang dulu?" tanyanya.
"Kamu sendiri, kenapa juga belum pulang?" tanyanya balik.
Mara terdiam mendengar ucapan Garry. bukan karena pertanyaannya tapi, saat Garry memanggilnya dengan embel-embel aku—kamu.
Ada rasa senang ada juga rasa tidak nyaman. Bilang aja dia sangat mudah baper hanya dengan sebuah ucapan 'kamu'
Menunggu tidak akan mendapatkan jawaban dari gadis itu, Garry berdiri tepat didepan Mara yang terlihat seperti gugup.
Garry terkekeh pelan melihat tingkah Mara yang sedikit berubah dan memberanikan diri untuk duduk disamping wanita itu.
"Sebentar lagi matahari bakal terbenam" ucapan Garry berhasil memecahkan suasana. Mara yang melihat jam yang melingkar di tangannya tepat setelah Garry menyelesaikan ucapannya.
"Karena sekarang Udah mulai senja" jawabannya.
"Garry,"
mendengar namanya dipanggil dia menoleh, menunggu Mara melanjutkan ucapannya.
"Kamu kenapa bisa suka sama sunset?" dia hanya menaikan bahunya sebagai jawaban.
"Aneh"
"Kamu sendiri kenapa bisa suka sunset?" Garry kembali bertanya.
"Kok dari tadi kamu selalu nanya balik? Setiap aku tanya nggak pernah dijawab serius"
"Karna semua pikiran itu Beda-beda. Aku cuman Jawab apa yang sedang terlintas dipikiran ku"
Pandangan Mara menatap lurus kearah laut yang sedang mengamuk dengan ombaknya, mencerna setiap kata yang keluar dari mulut pria itu. Merasa bersyukur selalu bisa menikmati keindahan yang kapanpun dia inginkan, karena ini adalah sebuah kebahagiaan, ketenangan dan juga sederhana.
"Indah banget" kata itu keluar begitu saja dari mulutnya. matahari yang berwarna kuning itu mulai terbenam dengan indahnya, seketika memunculkan warna yang baru. Merah berdarah.
"Indah kayak kamu"
Garry tersenyum setelah dengan santainya berbica seperti itu. Tangannya beralih memegang tangan wanita itu dengan mengusap miliknya lembut.
"Aku tau ini terlalu cepat. Tapi bolehkan aku menjadi matahari yang akan terbenam untuk mu? Aku tau pilihanku singkat, tapi waktu singkat itu sangat beharga bagiku saat kamu tersenyum dengan bahagia itu sangat cukup bagiku. Bahkan waktu yang sangat panjang pun tidak ada artinya, pada akhirnya aku bingung harus melanjutkannya ataupun berhenti."
"Kamu tau? Sejak awal aku hampir tidak mengenai diriku sendiri. Sampai akhirnya aku menemukan jawabannya, Hari demi hari. Disaat aku ingin memulai, dengan bersamaan pula aku terhempas dengan kenyataan seakan menyuruhku untuk berhenti sebelum aku memulainya. apa kamu tau? Itu jauh lebih menyakitkan daripada tidak mengenal diriku sendiri."
"Apa aku egois menyuruh kamu untuk tidak memikirkan itu" pintanya.
"Bagaimana caranya agar aku tidak memikirkan itu?"
"Cukup berada di sebelahku tampa harus melihat kebelakang."
"Apa aku juga jahat jika tidak peduli dengan ucapanmu?"
"Bahkan pasir selalu memaafkan ombak yg datang hanya untuk menghempaskanya. Begitu juga dengan air laut yang selalu datang dan pergi semaunya, tapi pasir selalu memaafkan dengan menerima kehadirannya kembali, tidak peduli seberapa seringnya dia ditinggalkan."
"Begitu juga aku yang sama sekali tidak peduli seberapa jahatnya kamu. Aku akan menjadi pasir yang selalu memaafkan mu."
"Aku tidak tahu Harus apa" Mara berucap dengan pelan.
"Izinkan aku yang memulainya, Mara."
Mara hanya mengangguk sebagi jawaban. Dia sangat takjub dengan pria yang ada dihadapannya, sampai tidak tau harus melakukan apa. Sedangkan pria itu reflek memeluk gadis dengan sangat senangnya.
"Biarkan laut yang melihat seberapa bahagianya aku hari ini"
"Biarkan cahaya kedip itu yang menerangi keraguanku saat melangkah.
.
.
.
TBC.
Saya jodoh woozi.
![](https://img.wattpad.com/cover/285150442-288-k495413.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GARRA [REVISI]
Novela Juvenil"Aku nggk sejahat itu buat ambil kamu dari Tuhanmu" "Kita hanya sekadar dipertemukan bukan untuk disatukan" "ini bukan perihal siapa yang kau cintai tapi ini tentang sebesar apa kamu mencintai" "kisah kita bahkan dimulai dari prolog dan diakhiri den...