gw tau Lo peduli

86 69 2
                                        

Apakah dunia ini kejam? Atau boleh kah kita berfikir seperti itu?. Begitu banyak orang yang menderita karena kebohongan tapi ego lah yang memaksa semua itu bahkan membuat semuanya bertambah rumit.

Happy reading.

PR yang ditugaskan oleh ibu sudah dikumpulkan beberapa menit yang lalu, kelas yang awalnya tenang seketika berubah menjadi heboh saat ibu Anna memeriksa tugas beberapa hari yang lalu.

Berbeda dengan, Mara gadis itu lebih nyaman dengan dunianya yang berdiam diri dengan tatapan kosong. Bahkan dia tidak sadar saat Hanif memperhatikannya.

“Mara” panggilnya pelan.

“Mara... hei” panggilnya untuk kedua kalinya, Masih tidak ada respon dari, Mara. karena kesal Hanif menarik nafas pelan lalu merobek pertengahan bukunya, sayangnya baru saja Hanif ingin melemparkan kertas itu ibu anna sudah selesai memeriksa tugasnya.

Hanif membatalkan niatnya dengan kembali membuka gumpalan kertas kosong yang baru saja ingin dia lempar, tidak hanya itu dia juga menulis beberapa kata disana. Mara terkejut saat hanif benar-benar melemparkan kertas itu secara diam-diam, beruntung Mara sedikit sigap lansung mengambil kertas itu dan mulai membacanya.

Lo kenapa mara? Dari tadi gue perhatikan lo ngelamun aja, gue panggil juga lo nggak nyaut. Kalo ada masalah bilang pokoknya lo harus cerita ke gue,.

Mara tersenyum lembut menatap kearah Hanif, gadis itu mencari pulpen untuk menulis sesuatu dibalik kertas yang sama dan lansung melemparkan kertas itu kearah Hanif.

Gue nggak papa Nif, tapi karena gua yakin lo bakal paksa gua nanti gua ceritain.”

Hanif yang membacanya hanya tersenyum dan memberikan jempolnya kearah Mara. Fanny dari tadi yang memperhatikan mereka mulai penasaran langsung bertanya kepada Hanif.

“heh,, kalian ngapain si?” ucapnya sedikit berbisik.

“apa, Fanny? Gue nggk dengar!,” Ucapnya sedikit keras. Fanny yang mendengar Hanif pun terbelalak kaget Bisa-bisanya dia sengaja melakukan ini. Bu Anna yang mendengar Ucapan Hanif berjalan kearah mereka.

“ada apa ini? Tolong jangan berbicara di saat saya sedang menerangkan”

Fanny yang panik pun menggelengkan kepalanya “nggk papa buk” ucapnya tapi  hanif kembali berbicara dan itu membuat Fanny menyumpahi Hanif didalam hatinya.

“ini buk si Fanny, manggil saya mulu buat curhat katanya yaudah saya bilang nanti tapi dia masih ngotot pengen cerita buk, saya nggak punya pilihan lain kasihan juga. Maafin saya buk kalo mau nge—hukum, hukum dia aja, saya kan nggak salah buk.”

Mara yang melihat kelakuan Hanif berusaha untuk menahan tawanya. berbeda dengan Fanny yang sangat ingin membunuh pria itu.

“nggak buk dia bohong, ibu jangan percaya”

“nggak kok buk. Saya nggak bohong hukum aja dia buk”

Baiklah kalau begitu kalian berdua ibu hukum, dan kamu hanif ibu sedari tadi sudah lihat semuanya dan ibu. masih diam. Karna kamu sudah berbohong kamu dan juga Fanny harus membersihkan taman belakang sekarang juga.

Semua yang ada dikelas tertawa sedangkan Hanif menggaruk kepalanya yang tak gatal. Merasa malu akibat kelakuannya sendiri

“mampusss,, dihukum juga kan lo.” baru aja hanif ingin membalas ucapan Fanny, niatnya harus terhenti saat ibu Anna berbicara kembali.

“sudah tidak usah berantem lagi, sekarang cepat keluar dan bersihin semuanya.”

“puas lo?” ucap Fanny saat tiba di taman belakang.

GARRA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang