Maaf jika typo berserakan
Jangan lupa voke& komen.Happy Reading
.
.
.
Mara tiba-tiba berbalik saat melihat Garry dan teman-temannya berada disalah satu meja yang terletak di sudut pojok. Bukan hanya, Garry dan teman-temannya saja, tapi Hanif juga ikut bergabung dengan mereka. Dia juga tidak tau, karena tidak biasanya Hanif ikut dengan mereka.
Melihat tingkah Mara yang kembali aneh, Fanny lansung menarik Mara agar tidak pergi begitu saja.
"mau kemana lo?"
Mara terhenti saat Fanny tiba-tiba menariknya. Mara berfikir mencari cara agar Fanny tidak curiga padanya.
"ka-yakny gu-ee mau ke toilet dulu deh, Fan," ucapnya sedikit gugup. Fanny yang sebenarnya tidak percaya menatap Mara dengan saksama, dia tau gadis itu sedang berbohong sekarang.
"kok lo nggak bilang dari tadi? Yang ngajak ke sini kan lo?"
"iya si, tapi gue janji bentar doang kok"
"yaudah, tapi lo janji abis ke toilet lo harus lansung kesini ... Awas lo kalo nggak dadang"
Mara mengangguk mengiyakan ucapan Fanny, tapi lagi-lagi Mara harus menggantikan langkahnya yang hendak berbalik saat terdengar suara Hanif yang sedang memanggilnya dari sana.
Sekarang pandangan mereka semua tertuju padanya termasuk Garry. Hanif berdiri dari tempatnya dan sedikit berlari untuk menghampirinya sedangkan Fanny hanya terdiam du tempatnya.
"kebetulan lo kesini. Gabung yuk" ajaknya sambil menarik tangan mara pelan."
"ta-pi gue ma-u ke toii-"
"udah ikut aja dulu. Lo juga Fanny" ajak Hanif sambil memotong ucapannya.
Mara terpaksa mengikuti langkah hanif yang tiba-tiba menariknya. Mata mara tertuju kearah garry yang ternyata juga sedang menatapnya. Tapi itu hanya sebentar dimana garry lebih dulu mengalihkan pandangannya dan kembali menatap kearah lain.
"halo semuanya" sapanya kikuk saat semuanya kembali menatapnya.
"halo Mara, gimana keadaan lo" tanya Gema.
"lo nggak bisa lihat, orangnya udah bisa ngejar kuda pake ditanya lagi" ucap kusuma yang bikin gema kesal.
"gue baik kok, makasih perhatiannya" ucap Mara.
"tu!!, lo dengar orangnya aja senang diperhatiin" balas Gema yang tidak Terima dengan ucapan kusuma.
"serah lo"
Gema menghela napas pelan, kalo berurusan dengan kumusa dia harus mengumpulkan stok kesabaran Agar tidak meledak secara tiba-tiba.
Gema menatap kearah Agra yang cuman diam dari tadi sedangkan yang ditatap menaikan sebelah alisnya sebagai tanda tanya.
"kalian ngapain saling natap gitu?. Homo lo berdua?" tanya kusuma.
"pala lo homo, gue masih normal. Coba tanya aja teman lo, kenapa dia betah banget temanan sama lo?." ucap Gema.
Memang diantara semuanya kusuma paling dekat dengan Agra yang dingin seperti kutub. Mendengar ucapan Gema, kusuma berdiri dan berjalan kearah Agra dan lansung merangkul sahabatnya itu.
"lo lupa pelet gue kuat?" ucapnya lagi ke Gema. Mendengar itu Gema memutar bola mata malas sedangkan Agra melepaskan rangkulan kusuma dipundaknya lalu mulai berbicara untuk pertama kalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GARRA [REVISI]
Dla nastolatków"Aku nggk sejahat itu buat ambil kamu dari Tuhanmu" "Kita hanya sekadar dipertemukan bukan untuk disatukan" "ini bukan perihal siapa yang kau cintai tapi ini tentang sebesar apa kamu mencintai" "kisah kita bahkan dimulai dari prolog dan diakhiri den...