los angeles

38 18 6
                                        


Harun mantap anaknya yang sedari tadi hanya diam setelah menghampiri ibunya, Mara terpaksa menghindar dengan alasan meminta penjelasan kepada ayahnya, dia sangat tidak kuat, jika ibunya membahas soal perceraian. 

"Mara"

"Mara!" Panggilnya ulang.

"Iya, yah? Jawabnya, setelah sadar dari lamunannya.

"Kamu mikirin apa?"

"Ayah sama ibu, nggak bakalan pisah. kan?" Tanyanya langsung.

"Kamu ngomong apa? Ayah sama ibu sampai kapanpun nggak akan pernah pisah"

"Kalo begitu, ayah bisa jelasin semuanya sama Mara kan?" Harun terdiam sebentar, sebelum akhirnya mengangguk mengiyakan. Mara duduk di samping ayahnya sambil mengayunkan kakinya ke bawah. Melihat Mara yang sangat ingin tau, Harun menarik nafas dalam-dalam sebelum mulai berbicara.

"Mara janji sama ayah, Mara harus dengarin dulu semuanya. Ya?" Mara mengangguk patuh. Walaupun sedikit ragu, mungkin ini saat yang tepat untuk Harun menceritakan semuanya kepadanya anaknya.

"Dulu, sebelum ayah kenal dengan ibu kamu, ayah pernah dekat sama ibu. Garry.. suatu ketika Wulan—ibunya Garry, bilang kalau dia akan di jodohkan."

Flash back

"Ada apa? Tumben banget kamu ngajak aku kesini?"

"Aku mau kita putus" ucapnya lansung. Tapi harun malah tertawa, menganggap bahwa semua itu hanyalah lelucon semata.

"Kamu kenapa Ketawa?"

"Ya., Siapa suruh Kamu bercanda" jawab Harun.

"Aku nggak bercanda.. aku serius, dan aku mau kita putus"

"Tapi kenapa?"

"Aku dijodohkan sama papa, aku sama sekali nggak bisa nolak" jawab Wulan.

"Tapi kamu bisa kasih tau papa kamu, kalau kamu nggak mungkin Nerima perjodohan itu, kalau kamu sudah punya seseorang yang kamu cintai." Tegas Harun.

"Aku tau, aku juga sudah berusaha ngomong kayak gitu sama papa, tapi aku bener-benar nggak bisa saat papa berbicara menyangkut agama." Jelas Wulan. Harun hanya bisa terdiam.

"Pliss, Tolong ngertiin aku.. kamu tau? Butuh waktu beberapa hari untuk aku merenungi semua ini tapi, semua yang papa aku ucapin benar. Kita nggak mungkin bisa pertahankan hubungan yang tidak ada kemajuan sama sekali, pada akhirnya kita sama-sama terjebak dengan pilihan yang sangat berat." 

Flash on

"Dari situ, ayah mulai sadar, apa yang ibu Garry omonggin semuanya benar. Ayah hanya bisa menerima kenyataan.. tapi, suatu ketika, ayah Merasa marah, kecewa, saat tau. Wanita yang ayah cintai, menikah dengan sahabat terdekat ayah sendiri— papanya, Garry."

Kata demi kata yang keluar dari mulut ayahnya, Mara hanya bisa mencernanya, mendengarkan dengan sangat jelas. Setelah beberapa saat Mara kembali bertanya, pertanyaan yang sangat ingin dia tanyakan dari awal.

"Lalu? Apa hubungannya dengan ayah bohongin kita, aku sama ibu?" 

"Setelah ayah putus dengan ibu, Garry. Ayah berusaha mencari penggantinya, hari demi hari, bahkan tahun berganti tahun, nggak ada yang bener-benar mencintai ayah, seperti Tante Wulan. Semuanya hanya menginginkan harta ayah. Pada suatu ketika, teman ayah menyarankan ayah untuk pura-pura miskin, agar ayah bisa tau, siapa yang benar-benar tulus mencinta ayah. Ayah menyetujui itu, walaupun sebenarnya ayah belum bisa melupakan Tante Wulan."

"Beberapa hari Setelah itu, ayah bertemu ibu kamu.. gadis yang cantik, baik, tulus, yang menerima ayah apa adanya, wanita yang selalu mendukung ayah, bahkan dia berhasil membuat ayah lupa dengan Tante Wulan... Tapi, dengan bodohnya, ayah masih ragu dengan Diri ayah sendiri, dan ayah terus melanjutkan sandiwara gila itu." Jelas Harun panjang.

GARRA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang