Happy Reading
.
.
"Mara..."
Mara membalikkan badannya saat seseorang memanggilnya. Dapat dia lihat dari sana Garry berjalan sedikit berlari untuk menghampirinya.
Sekarang Mara bingung bagaimana cara merespon Garry. Apalagi ucapan Hanif masih terngiang-ngiang dikepalanya.
"ada apa?" tanyanya.
Garry mengerutkan keningnya bingung dengan sikap Mara.
"lo kenapa?"
"gue nggak papa ... kalo gitu gue duluan" langkah Mara Tercengkal saat Garry menarik pergelangan Mara sedikit kuat.
"lo kenapa si?, ada masalah?" tanyanya bingung.
"gak ada. Gue cuman lagi buru-buru" ucapnya bohong.
Garry menatap wajah Mara seksama. Bahkan gadis itu tidak berani membalas tatapannya lebih memilih beralih kearah lain.
"kenapa lo ngehindar dari gue, Ra?"
Mara memberanikan diri membalas tatapan Garry yang tak lepas dari tadi.
Sekarang dia sadar tatapan Garry berbeda sekarang. Ada Sorot marah, kecewa bahkan bingung yang tertera dari mata pria itu."siapa bilang?"
"oke kalo nggak. Nanti pulang sekolah gue tunggu di tempat biasa"
Garry berlalu meninggalkan Mara yang sedang berdiri sendirian disana. Bahkan dia percuma menghindari pria itu jika ujung-ujungnya pria mengajaknya bertemu ditempat biasa.
Sedangkan Garry dia sama sekali tidak mengerti dengan tingkah Mara. Padahal waktu di rumah sakit mereka tidak melakukan kesalahan satu sama lain. Tapi, gadis itu kembali bersikap aneh bahkan berusaha menghindarinya. Itu benar-benar membuatnya bingung.
...
Intan menatap suaminya yang sedang duduk disalah satu sofa sambil meminum kopi yang baru saja dia buat.
Intan menyatukan kedua telapak tangannya gugup, dia ingin menanyakan sesuatu. Bukan hanya itu. pertanyaan itu bahkan sudah lama bersarang di kepalanya, lantaran ini bukan pertama kalinya dia menemukan hal yang menganjal.
Walaupun dia tidak terlalu tau mengenai pekerjaan suaminya, tapi dia bisa merasakan kalau ada yang sedang Harun sembunyikan.
"ayah," panggilan pelan. Harun yang mendengar itu meletakkan cangkir kopinya dan beralih menatap istrinya.
"ayah maaf kalo ibu lancang ... Ibu nggak sengaja nemuin ini." Intan mengeluarkan sebuah maap yang sedari tadi dia sembunyikan dibelakangnya. Harun hanya mengerutkan kening bingung dia tidak tau apa yang istrinya, tanpa basa-basi dia langsung ngambil maap yang ada ditangan istrinya.
"laporan data perusahaan Eleanor... " mata Harun membulat lalu menatap istrinya dengan tanyanya. Intan menghiraukan tatapan itu dan malah mengajukan pertanyaan. Sedangkan Harun sedikit risau sekarang, dia takut istrinya sudah mengetahui semuanya.
"kenapa laporan tentang perusahaan Basysyar ada sama ayah? ... Bukannya ayah bekerja di kantor keluarga prasatya?" bukannya menjawab pertanyaan itu, Harun malah menatap kearah istrinya.
"kamu belum lihat isinya?" intan hanya menggelang sebagai jawaban."
Harun menarik napas panjang. bukannya lega, melainkan takut mulai menguasainya. Bagaimana kalau istri dan anaknya tau?.

KAMU SEDANG MEMBACA
GARRA [REVISI]
Ficção Adolescente"Aku nggk sejahat itu buat ambil kamu dari Tuhanmu" "Kita hanya sekadar dipertemukan bukan untuk disatukan" "ini bukan perihal siapa yang kau cintai tapi ini tentang sebesar apa kamu mencintai" "kisah kita bahkan dimulai dari prolog dan diakhiri den...