𝐊𝐄𝐋𝐀𝐒 𝐌𝐀𝐍𝐓𝐀𝐍 [END]

Part 8 [ Iqbal : Kelompok Mantan]

Happy Reading!!
Sorry for Typo!!

°°°

"Iqbal. "

"Hm? "

"Gue boleh tahu kenapa lo bisa jadi korbannya Shavin? "

Mendengar itu Iqbal yang tengah menulis tugas yang diberikan guru pelajaran sekarang pun mendongak dan menatap Rahma yang duduk dibangku depannya, tatapannya tampak biasa saja.

"Kenapa lo mau tahu? "

"Karena gue penasaran. "

"Karena khilaf, udah? "

"Ceritain dong lebih spesifik. "

"Gue pacaran sama dia karena dare dari sepupu gue, makanya gue sama dia pacaran gak lebih dari dua minggu. "

"Jadi lo gak ada perasaan sama dia dong? "

Iqbal memilih diam, tak ingin menjawab jika sebenarnya dia memiliki perasaan lebih pada korban dare nya itu, siapa sangka jika seharusnya Shavin lah yang menjadi korban tapi disini malah dia sendiri yang jadi korban gadis itu.

Obrolan mereka terhenti dan Rahma tak lagi menengok kearah belakang saat guru yang bertugas mengajar kelas mereka datang.

"Tugasnya dikumpul ya, anak-anak. "

"Di halaman 57 ada tugas berkelompok, nah Ibu udah buat kelompok kalian untuk satu semester ini disetiap pelajaran Ibu. "

"Kelompok satu, Aksa, Arion, Akmal, Iqbal, Dinda dan Arshavina. "

"Kelompok dua.. "

Dikala guru tersebut menyebutkan satu persatu nama setiap kelompok, Shavin hanya bisa mendengus pasrah saat anggota kelompoknya tidak ada yang bisa Shavin andalkan. Ahh tidak, bagi Shavin semua teman sekelasnya memang tak ada yang bisa dia andalkan.

"Sudah, sekarang kalian duduk sesuai kelompok. "

Dengan tubuh lunglai dan tak bertenaga, Shavin beranjak dari mejanya mengambil buku dan alat tulis, berjalan kesudut lainnya dimana tempat anggotanya berada.

"Ini kursi gue, lo ambil kursi lain. " Ucap Dinda saat Shavin hendak menduduki bangku yang kosong.

Shavin pun mengalah, melawan pun pasti dia juga yang kena mengingat masih ada guru dikelas.

"Siapa yang tulisannya paling bagus buat nulis di kertas polio nya? " Tanya Iqbal.

"Yang pasti sih bukan gue. " Balas Aksa.

"Lo tahu kan tulisan gue kek gimana?" Sahut Arion yang dibalas anggukkan oleh Iqbal.

"Gue juga sama, gimana sama para ciwik nih? Biasanya tulisan cewek bagus. " Ucap Akmal.