REVENGE OF EX!
Ini adalah cerita tentang seorang gadis yang berhadapan dengan situasi sulit.
Arshavina Aluna, murid baru SMA Neptunus pindahan dari Semarang yang bertemu dengan tiga belas mantannya sebagai teman sekelas barunya.
Mantan yang dulu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
°°°
Flashback on
Shavin kembali meletakkan ponselnya setelah menghubungi sang suami, kini perhatiannya sudah tertuju memperhatikan satu persatu murid berseragam yang keluar dari gerbang. Ah dia jadi rindu memakai seragam sekolahnya, mungkin sekarang seragamnya sudah tak lagi muat ditubuhnya.
Hingga Shavin melihat satu sosok yang tak lagi asing dimatanya tengah berjalan seorang diri keluar dari gerbang, aneh biasanya dia memakai motor tapi sekarang dia berjalan.
Tak membuang waktu, Shavin keluar dari mobil tak peduli jika ada yang mengenalnya karena yang penting dia harus bertemu dan berbincang dengan sosok kakaknya itu— Raksa.
"Raksa." Panggil Shavin dengan suara yang sedikit keras, hal itu mampu menariknya menjadi pusat perhatian dan sosok yang dia panggil pun menoleh.
"Gue mau ngomong sama Lo, Raksa." Setelah mengatakan itu bukannya berhenti, Raksa kembali melanjutkan langkahnya.
Tak mau menyerah, Shavin pun berlari dan langsung menahan lengan Raksa agar Raksa tak lagi menghindar darinya.
"Kakak." Berhasil, Raksa dibuat mematung mendengar panggilan dari Shavin.
"Gue cuma mau ngomong sebentar aja sama Lo, Kak."
"Apa?! Gue gak punya waktu!"
"Lima menit, setelah itu Lo boleh pergi."
Raksa menghela napas dan membalikkan tubuhnya menghadap Shavin sepenuhnya, hal itu membuat Shavin tersenyum dan melepas cekalannya.
"Gue cuma mau minta maaf, gue gak tahu kejadian kemarin bakal terjadi. Gue gak tahu siapa orang yang udah bocorin berita itu ke media, karena berita itu keluarga Lo jadi menderita."
"Gue cuma mau bilang. Pertama kali gue tahu kalau Lo itu Kakak gue, perasaan gue pertama kali itu gue kaget tapi lama kelamaan ada rasa seneng dan sedikit harapan kalau Lo bakal terima gue sebagai adik Lo."
"Ya walaupun Lo udah hancurin harapan gue sekuat tenaga Lo, gue ngerti Lo ngelakuin ini karena Lo kecewa sama faktanya."
"Raksa— ups maksud gue Kak Raksa, gue mau bilang kalau gue sayang sama Lo sebagai adik dan kakak. Meski Lo gak bisa anggap gue, gak papa tapi yang terpenting Lo udah tahu dan gue harap Lo bisa terima gue suatu saat nanti."
Shavin memberikan senyum terbaiknya kepada Raksa, meski yang dia terima hanya tatapan datar dan kepergian Raksa yang meninggalkannya.
Shavin menundukkan kepalanya dan tersenyum, setidaknya dia sudah mengungkapkan perasaannya kepada Raksa. Tak peduli dengan respon Raksa setelahnya, karena ekspetasi yang Shavin bayangkan tentang Raksa sudah hancur.