REVENGE OF EX!
Ini adalah cerita tentang seorang gadis yang berhadapan dengan situasi sulit.
Arshavina Aluna, murid baru SMA Neptunus pindahan dari Semarang yang bertemu dengan tiga belas mantannya sebagai teman sekelas barunya.
Mantan yang dulu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
°°°
Kelas tampak ramai dengan suara obrolan dan tawa yang terdengar, candaan dan olokan terdengar bersahutan menjadi penghibur sebelum pelajaran siap dimulai.
Lain hal yang dilakukan Shavin dan Cavero, mereka memilih duduk ditempatnya dengan kegiatan masing-masing. Cavero yang fokus dengan buku yang dia baca, sedangkan Shavin yang tengah bertukar pesan dengan teman barunya.
"Ver."
"hm." gumam Cavero tanpa beralih dari bukunya.
"Cellin itu sekolah dimana?"
"Sekolah internasional."
"Itu artinya dia pinter dong."
"Lebih pinter gue, makanya dia gak terima terus gak mau satu sekolah sama gue lagi."
Shavin menganggukkan kepala mendengarnya, mungkin ini yang membuat Cellina selalu tampak kesal pada Cavero, karena Cavero lebih pintar darinya dan Cavero tidak mau membagi kepintaran yang dia punya pada siapapun.
"Menurut Lo Cellin cantik gak?"
"Cantik itu relatif."
"Iya makanya gue nanya, menurut Lo Cellin cantik gak?"
"Cantik."
"Kalau gue?"
"Lebih."
Shavin hanya menggelengkan kepalanya dengan senyum di bibirnya, tingkahnya seperti biasa saja tapi di dalamnya Shavin tengah menahan sesuatu yang begitu menggelitik.
Setelah memastikan Cellina tak lagi membalas chatnya, Shavin pun berdiri dari duduknya.
"Mau kemana?" Tanya Cavero yang akhirnya menatap lawan bicara.
"Toilet."
"Mau gue anter?"
"Enggak!"
Setelah itu Shavin pun berjalan keluar kelas dan melangkah melewati lorong sekolah yang sepi karena bel masuk akan segera berdering, setibanya di toilet Shavin memasuki salah satu bilik toilet untuk menuntaskan tujuannya.
Selesai dengan urusannya, Shavin diam terduduk diatas kloset duduk yang tertutup mengelus perutnya yang nanti akan segera membesar seiring berjalannya waktu.
Shavin sudah membaca beberapa artikel tentang kehamilan dan banyak sekali hormon kehamilan yang cukup merepotkan ibu hamil tapi bagi Shavin calon bayi yang ada di dalam perutnya ini adalah anak yang baik, buktinya dia tidak pernah merepotkan seperti mual berlebihan atau mood yang sensitif dan masih banyak lagi. Kegiatan Shavin dapat berjalan dengan mudah di sekolah karena calon anaknya yang baik, hal itu tanpa sadar membuat Shavin mengulas senyuman manis.