REVENGE OF EX!
Ini adalah cerita tentang seorang gadis yang berhadapan dengan situasi sulit.
Arshavina Aluna, murid baru SMA Neptunus pindahan dari Semarang yang bertemu dengan tiga belas mantannya sebagai teman sekelas barunya.
Mantan yang dulu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
°°°
Isak tangis terdengar pilu mengisi keheningan kamar, hasil yang mengejutkan membuat seorang remaja perempuan tak bisa menghentikan tangisannya walaupun seseorang memberikannya pelukkan hangat dari belakang tubuhnya yang berbaring menyamping.
"Gue masih mau sekolah Ver.. "
"Gue gak mau.. "
"Gue gak mau punya anak.. "
Mendengar itu Cavero tak mengatakan apapun, tangannya terus memeluk tubuh Shavin dari belakang menunggu sampai Shavin tenang. Hingga tak menunggu lama, isakkan Shavin sudah tak lagi terdengar dan menyisakan senggukkan.
"Vin.. "
Cavero mencoba membalikkan tubuh Shavin tapi ternyata sulit, tak habis ide Cavero pun menaiki tubuh Shavin dan melewati hingga Cavero berada di depan Shavin.
Sebelum mengatakan sesuatu, Cavero menyeka sisa air mata di wajah Shavin lebih dulu hingga Cavero pun menangkup wajah Shavin agar sang istri mau mendengar ucapannya.
"Vin, dengerin gue. Gue tahu berat buat lo ngandung seorang anak di umur lo yang masih muda terlebih kita masih sekolah, tapi Vin dengan lo nolak kehadiran dia pun itu salah karena disini dia gak bersalah."
"Selama ini lo selalu bilang kalau masa lalu lo itu karena orang tua lo, lo korban disini tapi lo yang selalu kena dampak akibat masa lalu orang tua lo."
"Vin, lo tahu rasa sakit itu. Rasa sakit saat semua orang nyalahin kehadiran lo atas apa yang gak lo lakuin, dan sekarang apa lo tega buat darah daging kita ngerasain hal yang sama kayak lo?"
"T-Tapi gue takut Ver.. Mereka makin benci gue.. "
"Ada gue Vin, ada gue. Lo gak akan sendirian, kita yang berbuat dan kita juga yang harus jalani ini semua. "
"Gue gak mau putus sekolah kayak Mama gue Ver.. Lo tahu Mama gue harus putus sekolah juga karena ini.."
Shavin kembali terisak, Cavero pun langsung memeluk Shavin dan mengelus lembut punggung Shavin.
"Kita akan cari jalan keluarnya, Vin. "
Tak lama kemudian tangisan Shavin kembali mereda menyisakkan senggukan, kini keduanya masih dalam posisi saling mendekap untuk mencari kekuatan.
"Setelah Mama pulang kita ke rumah sakit yah, buat mastiin semuanya sekalian lihat kondisi dia. " Ucap Cavero mengelus perut rata Shavin sebentar.
"Kita harus bersyukur Vin, banyak orang yang gak diizinkan bisa memiliki anak dan kita di percaya Tuhan untuk mengurus seorang anak. Kita harus jaga kepercayaan Tuhan, dengan cara merawat dan membahagiakan anak yang sekarang ada di dalam perut lo. "