Happy Reading!!
Sorry for typo!!
°°°
"Gue sempet gak percaya waktu yang lain bilang kalau dia itu simpanan om-om, tapi sekarang gue percaya cewek itu emang gak bener. "
"Sekolah harusnya hukum dia, drop out."
"Ngotorin sekolah elit aja. "
"Naptunus malu punya murid kayak dia."
"Wajar sih dia bisa jebak cogannya Ips 4, mainnya tubuh coy. "
"Mukanya aja polos sok imut, dibelakang kayak anjing."
"Anjing aja lebih terhormat daripada dia."
Shavin jatuh terduduk hingga lututnya bertabrakan dengan lantai semen dibawahnya, tatapannya menatap kosong kearah depan dengan tubuh yang sudah tak bertenaga.
Keadaan memang hening di rooftop, tapi telinganya tak henti mengingat ucapan penuh penghinaan dan cacian dari semua murid yang dia lewati tadi. Rasanya sakit, terlalu sakit hingga rasanya begitu sesak.
Kenapa takdirnya seperti ini, padahal impiannya sejak kecil hanyalah ingin terbebas dari aib ibunya tapi kenapa semuanya sulit. Shavin merasa jika dia terus kembali ke titik awal setelah perjalanan jauhnya meninggalkan luka laranya, dia seperti besi yang tak bisa jauh dari poros magnetnya.
Sekarang tidak lagi, Shavin sudah tak bisa lagi untuk terus melanjutkan, semuanya terlalu berat untuk dia pikul sendirian.
Dengan tertatih, Shavin bangkit berdiri dan menatap langit diatasnya yang tampak mendung seolah menemaninya yang tengah diliputi kesedihan.
"Mama yang hanya meninggalkan memori buruk dan luka, Papa yang hanya memberi penyambung hidup tanpa pernah memberi kebahagiaan. Maaf Tuhan, Asha menyerah." Shavin menatap langit diatasnya, lalu tetesan air mata itu kembali keluar dari kelopak matanya.
Shavin menundukkan kepalanya dan menyeka sisa air mata, tidak boleh ada air mata untuk hari kematiannya ini.
Dengan langkah pasti Shavin melangkah ke depan dan berdiri diatas pembatas yang terbuat dari semen, Shavin berhasil berdiri dengan bantuan sofa rusak yang ada di rooftop.
Shavin melihat keadaan dibawah yang tampak ramai, banyak murid yang berkeliaran bersama temannya dan tertawa seolah mereka tak memiliki beban. Shavin tahu setiap orang memiliki permasalahan sendiri, maka dari itu dia salut dengan orang yang masih bisa tertawa meski hatinya terluka. Shavin memang kuat tapi dia tak bisa berbohong dengan perasaannya, dia tak akan bisa tertawa puas disaat hatinya menjerit terluka.
Namun kini Shavin menerbitkan senyumannya, senyum yang sudah lama menghilang dari bibirnya. Lalu Shavin merentangkan tangannya dan memejamkan mata menikmati angin segar yang menyentuh wajahnya, kakinya pun mulai tergerak.
Tapi baru saja hendak melempar diri, seseorang lebih dulu menarik seragamnya dari bawah hingga tubuh Shavin tertarik ke belakang.
"Lo gila hah?! Lo bisa mati kalau lo jatuh dari sana! "
"ITU TUJUAN GUE CAVERO! "
"Gue capek, Ver. Gua udah gak bisa lagi nahan semuanya, terlalu berat. " Sambung Shavin melirih.
"Tapi bukan cara kayak gini Shavin. "
"Terus gue harus gimana? Gue bukan robot yang bisa bertahan sekuat itu bahkan robot pun perlu baterai untuk menambah kekuatan, Ver. "
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐊𝐄𝐋𝐀𝐒 𝐌𝐀𝐍𝐓𝐀𝐍 [END]
Genç KurguREVENGE OF EX! Ini adalah cerita tentang seorang gadis yang berhadapan dengan situasi sulit. Arshavina Aluna, murid baru SMA Neptunus pindahan dari Semarang yang bertemu dengan tiga belas mantannya sebagai teman sekelas barunya. Mantan yang dulu...
![𝐊𝐄𝐋𝐀𝐒 𝐌𝐀𝐍𝐓𝐀𝐍 [END]](https://img.wattpad.com/cover/283881278-64-k646035.jpg)