𝐊𝐄𝐋𝐀𝐒 𝐌𝐀𝐍𝐓𝐀𝐍 [END]

Part 26 [ Keluarga Mantan ]

Happy Reading!!
Sorry for Typo!!

°°°

Dikeheningan malam, seorang wanita tengah duduk disofa ruang tamu menunggu sang suami pulang. Sebelumnya, suaminya sudah menghubungi jika dia sudah berada diperjalanan menuju rumah maka dari itu dia memilih untuk menunggu diruang tamu untuk menyambut suaminya.

Tak lama kemudian suara mobil terdengar memasuki pekarangan rumah, wanita itu pun beranjak berdiri dan melangkah keluar rumah.

"Assalamu'alaikum. "

"Waalaikum salam, Mas. "

Wanita itu meraih tangan sang suami dan mengecup pelan punggung tangan suaminya, lalu hal itu dibalas oleh kecupan hangat dikening oleh sang suami.

"Dimana, Raksa? "

"Raksa masih didalam kamarnya, Mas mandi dulu setelah itu kita makan malam bareng yah. "

"Yaudah, kamu siapin makanannya aja nanti aku turun. "

"Oke. "

Wanita yang tak lain adalah Ara pun langsung melenggang pergi keruang makan, sementara itu suaminya yang tak lain adalah Rama pun pergi menuju kamar.

Tak menunggu lama keluarga kecil Irawan sudah berkumpul dimeja makan untuk memulai makan malam, seperti biasa suasana akan terasa hangat dengan obrolan santai.

"Papa hari ini di kantor seharian? " Tanya Raksa.

"Iya, hari ini Papa gak keluar kantor. Kenapa emang? "

"Enggak, Raksa cuma nanya aja. "

"Kalau kamu mau mulai belajar bisnis, kamu ke kantor Papa aja biar nanti kamu terbiasa. "

"Raksa belum tertarik, Pa. "

"Inget Raksa, mau gak mau kamu itu harus mau karena bagaimana pun juga kamulah satu-satunya ahli waris yang Papa punya. "

"Iya. " Sahut Raksa ogah-ogahan.

"Wajahmu itu kenapa lagi? " Tanya Rama saat dia menyadari jika ada memar diwajah tampan Raksa.

"Biasalah Mas, anakmu itukan suka banget berantem. " Balas Ara yang sudah jengkel dengan sifat putranya.

"Bagus lah Ma, biar anak kamu itu kuat. "

"Kebiasaan, jangan dibelain terus nanti malah makin susah diatur. "

Raksa hanya memperhatikan interaksi kedua orangtuanya yang tampak biasa saja, setelah mengetahui rahasia yang tersimpan Raksa selalu merasakan gelisah dan takut jika suasana ini akan menghilang seiring waktu hanya karena satu gadis.