Part 19 [ Mama Mantan ]

1.2K 130 4
                                    

Happy Reading!!
Sorry for Typo!!

Happy Reading!! Sorry for Typo!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





°°°







Keesokkan harinya Shavin memilih tak masuk sekolah, dia belum siap bertemu dengan Raksa apalagi Cavero. Kejadian kemarin benar-benar membuat harga dirinya jatuh, Raksa sudah berhasil menorehkan luka yang semakin dalam.

Raksa, Kakaknya sendiri.

Sulit sebenarnya menerima kenyataan pahit ini, ayah kandungnya yang sejak kecil sangat Shavin inginkan. Namun hal itu harus menjadi angan saja mengingat Rama sudah memiliki keluarga, dia memiliki keluarga bahagia yang sangat berbanding dengan dirinya sekarang.

Padahal dia ingin sekali memperkenalkan ayah kandungnya kepada teman sekolahnya dan membanggakan kehebatan ayahnya, namun semua itu tak akan pernah terkabul, bukan hanya ayah tapi teman pun dia tak punya. Dia hanya sendirian, benar-benar sendirian.

Tok.. tok.. tok..

Shavin menoleh kearah pintu kamarnya masih dengan posisi yang meringkuk, dalam benaknya dia bertanya siapa orang yang datang. Hingga dia ingat, tak ada satupun orang yang tahu sandi apartemen nya selain Rama.

Dengan cepat Shavin beranjak dari tempat duduknya dan berlari membuka pintu, seperti dugaannya Rama berada didepan kamarnya dengan setelah jas kerjanya.

Shavin pun tersenyum dan langsung memeluk tubuh kekar Rama dengan erat, isak tangis yang sejak kemarin dia tahan mulai keluar begitu saja. Shavin ingin mengadu kepada ayahnya, jika dia sedang tak baik-baik saja.

Namun harapan dia yang ingin dibalas pelukkannya pupus saat Rama tak kunjung membalas pelukkannya, Shavin tahu ini akan terjadi maka dari itu Shavin langsung melepas pelukannya dan menyeka air matanya sendiri.

"Mau jadi apa kamu jika terus membolos seperti ini? "

Shavin mendongakkan kepalanya, hatinya mencelos mendengar pertanyaan Rama.

"Maaf.. "

"Saya tidak mau hal ini terulang, sudah saya bilang jadilah anak yang penurut dan tidak melakukan keributan. "

"Iya.. "

"Saya harus kembali, gara-gara kamu saya harus mengundurkan waktu meeting saya."

"Maaf.. "

Rama mengambil sapu tangannya dari saku untuk mengelap bagian jasnya yang basah akibat Shavin, Rama melakukan itu dengan santai dihadapan Shavin tanpa menghiraukan tatapan terluka dari anak perempuannya.

Setelah Rama pergi dari unitnya, Shavin berjalan kearah sofa dan duduk tenang disana. Hingga dia pun meraih ponsel mengotak-atik sebentar hingga suara lagu terdengar disekitar apartemennya, Shavin ingin menghilangkan keadaan yang hening dengan mendengarkan lagu favoritnya.

𝐊𝐄𝐋𝐀𝐒 𝐌𝐀𝐍𝐓𝐀𝐍 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang