Part 43 [ Tentang Raksa ]

1.4K 122 16
                                        

Happy Reading!!
Sorry for typo!!






°°°





Langkahnya berjalan memasuki rumah mewah yang tampak sepi, hingga saat dia memasuki rumah seseorang menyambut kedatangannya. Namun dia tak menghiraukan wanita yang menyambutnya diruang tengah dan berjalan melewatinya tanpa mengatakan apapun, hingga dia tiba di kamar miliknya.

Hingga tubuh jangkungnya itu langsung menjatuhkan bokongnya diatas ranjang empuk miliknya, agar pikirannya tenang dan dia bisa menghilangkan kepulan asap yang ada didalam kepalanya.

Mata monolidnya menatap kedepan dengan tatapan kosong, rambutnya yang hitam berjatuhan mengenai kening karena keringat, lalu bibir tebal semburna nya yang masih berwarna pink alami tetap bungkam tak mengatakan apapun. Hingga helaan napas keluar dari mulutnya.

Terlalu banyak kejadian menyakitkan yang terjadi, hal itu membuat kepalanya pening. Belum lagi rasa bersalah dan amarah yang sulit dia hilangkan dari relung hatinya, membuat perasaannya begitu kacau.

Keluarga yang awalnya harmonis mulai berubah dan hanya angan saja sekarang, kebahagiaan seolah sudah direnggut paksa oleh Tuhan dan menyisakan ribuan masalah dan kesedihan didalamnya.

Pada akhirnya yang bisa dia lakukan hanyalah merenung dan duduk ditempat yang sepi sendirian tanpa ada satu orang pun yang bisa diajak bicara, karena baginya dia sudah kehilangan semua itu akibat perlakuan jahat yang telah dia lakukan.

"Raksa, Raksa buka pintunya sayang. Kita makan dulu yuk, Mama pengen makan berdua sama kamu."

"Sama Papa aja."

"Papa kamu masih di kantor, masa Mama harus makan sendirian lagi."

Mendengar itu membuat Raksa menghela napas sebentar sebelum dia beranjak dan membuka pintu, disana masih ada Ara yang berdiri didepan pintunya.

"Ayo, kita makan."

Raksa hanya mengangguk dan berjalan dibelakang Ara, hingga langkah keduanya pun tiba di ruang makan.

"Kita udah lama banget gak makan bersama, Papa masih sibuk sama pekerjaannya dan kamu sering pergi keluar."

"Ma, tolong jangan bohongi perasaan Mama sendiri lagi. Raksa tahu, Mama gak baik-baik aja."

"Kenapa Mama harus gak baik-baik aja?"

"Papa udah khianatin Mama dan punya anak dari wanita lain, selama ini juga Papa udah bohongin kita. Ma, Mama berhak buat bersedih."

"Kan ada kamu, buat apa Mama sedih?"

Raksa terdiam mendengarnya, ucapan Ara membuat hatinya sesak. Dia tahu, Ara adalah wanita yang paling baik dan kuat yang Raksa kenal dan Raksa bangga memiliki Mama seperti Ara. Tapi melihat keadaannya sekarang, Raksa merasakan kesakitan terdalam dari Ara yang tak mampu terlampiaskan dan Raksa tak suka itu.

𝐊𝐄𝐋𝐀𝐒 𝐌𝐀𝐍𝐓𝐀𝐍 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang