Setelah pelajaran terakhir akhirnya semua murid pulang kerumah masing-masing dan ada juga yang masih di dalam sekolahan untuk melanjutkan kegiatan seperti ekstrakurikuler dan lainnya. Berbeda dengan Ana dan El yang memutuskan untuk pergi ke cafe deket sekolah.
Setelah mengendari mobil 15 akhirnya Ana dan El sampai di cafe tersebut. Di situ sangat ramai anak sekolah yang sedang pacaran dan yang lainnya. Ana dan El memutuskan untuk duduk di meja paling pojok. Ana dan El hanya memesan minuman saja, karena dirinya cuma ingin refreshing saja.
"Eh, Na. Kamu kenapa bisa pindah ke sini?" Tanya El sambil mengaduk jus yang ia pesen.
"Ngikut ortu lah," jawab Ana sambil menatap malas El.
"Iya tau. Maksudnya bokap kamu apa nyokap kamu, ada kerjaan di sini atau gimana?"
"Iya ada kerjaan di sini."
El hanya ber 'oh' ria namun akhirnya Ana mulai bertanya kepada El kembali.
"El aku ke nya suka kak Davian deh, aku suka liat matanya. Tapi aku takut." Ungkap Ana membuat El membulatkan matanya sempurna.
"What! Yang bener aja Lo, gila Lo ya. Jangan sampai deh Lo suka dia, gue takut Lo terlalu sakit nanti akhirnya." Kata El membuat Ana bingung.
"Lo bakalan tau suatu saat nanti, gue harap Lo gak terlalu jatuh ke dia. Ayok balik," suruh El.
"Eh, iya udah sore." Ajak Ana lalu di angguki oleh El.
"Yuk, aku juga pasti udah di tungguin sama mama aku juga. Mendingan kamu nebeng aku aja, kan rumah kita satu arah, biar gak kelamaan nungguin taxsinya. Mau gak?" Ajak El membuat Ana berfikir sebentar.
"Oke deh."
Ana tak lupa membayar minum tersebut. Akhirnya Ana dan El keluar dari cafe lalu El segera masuk ke dalam mobil dan di ikuti oleh Ana.
Bisa di bilang rumah Ana dan El lumayan Deket, cuma beda rumah El agak jauh sedikit dan beda blok juga. El dan Ana hanya mendengarkan musik, Ana melihat jalan yang sangat macet, karena sudah waktunya jam kerja pada pulang juga. Jadi harus sabar.
Setelah lamanya di perjalanan akhirnya Ana sudah sampai di depan rumah. Ana tak lupa mengucapkan terima kasih kepada El.
"El, terimakasih ya. Sampai ke temu besok lagi. Babay," ujar Ana sambil tersenyum manis.
"Iya sama-sama. Duluan ya." Pamit El lalu di angguki oleh Ana.
Ana segera masuk ke dalam rumah. Lalu melihat rumahnya yang masih sepi, Ana memutuskan untuk membersihkan badannya terlebih dahulu.
Setelah semuanya sudah bersih, dan badan Ana sudah segar. Ana memutuskan solat ashar terlebih dahulu. Walaupun sudah sangat telat, namun Ana tetap menjalankan sholat ashar.
Ana sudah selesai sholat lalu tak lupa berdoa, setelah sudah Ana melipat kembali mukenah yang ia gunakan. akhirnya Ana merebahkan dirinya sebentar.
Ana memutuskan untuk melihat room chat dan ternyata banyak chat dari teman lamanya dan teman barunya juga.
Saat Ana membuka chat dari Leon akhirnya Ana menggerutkan keningnya.
Ana coba menyimpan no terlebih dahulu dan ternyata nomor tersebut, Ana bingung mau ngasih no tersebut ke siapa. Saat di liat username ternyata no ketos yang kemarin. Ana tak menyangka akhirnya Ana memutuskan nanti saja untuk chat Davian.Ana mencari nama El dan akhirnya ketemu.
Ana sempat berfikir sebentar akhirnya dirinya memutuskan untuk memberanikan diri untuk chat Davian nanti malam.
Berbeda dengan Davian yang sedang beres-beres rumah bersama Inez. Karena di rumah hanya terdapat dua orang saja. Akhirnya Davian membagi tugas agar cepat selesai.
"Dek? Cape gak? Kalau cape Abang aja," tanya Davian yang sedang mempersiapkan Inez menyapa
"Gak usah bang. Abang mending cuci piringaja oke." Yakin Inez lalu diangguki oleh Davian.
Setelah piringnya bersih semua. Davian langsung duduk di karpet bersama Inez, pekerjaan rumahnya udemua lalu merek memutuskan untuk beristirahat sebentar.
"Bang? Abang gak cape?" Tanya Inez sambil menatap mata tajam Davian.
"Enggak dek, Abang gak cape kok." Jawab Davian sambil menepuk pundak Inez lalu tersenyum manis.
"Oke lah, kalau gitu Inez mandi dulu ya."
Davian hanya mengangguk kecil lalu menatap kepergian adeknya. Davian tidak boleh lemah, karena dirinya harus merawat adeknya, Davian akui dirinya tidak kuat dengan semua ini. Namun ia harus pura-pura kuat di depan adeknya. Karena Davian tidak mau Inez tau bahwa dirinya sangat rapuh.
Cape? Ya jadi Davian cape iya harus terlihat baik-baik saja nyatanya tidak, kalau di tanya orang tuanya ke mana? Dia masih mempunyai orang tua satu namun peran nya sebagai orang tua tidak ada.
Mau gak mau dirinya harus tetep semangat walaupun ia tahu melewati masa-masa itu sangat sulih.
Banyak yang mengira hidup jadi Davian itu enak nyatanya tidak. Ia harus menahan rasa sakit itu sendirian.
"Gak minta banyak gue cuma pingin ketemu ibu sambil bilang kalau gue selama di tinggal dia gak baik-baik aja," Galen Daviandra
Hai gimana?
Mau lanjut gak?
Buruan kepoin heheh
Davian kenapa hayo sebenarnya?
Kalau mau tau tunggu part selanjutnya oke 😉
Jangan lupa vote dan komen oke heheh
KAMU SEDANG MEMBACA
BERBEDA (SELESAI)
Teen Fictionseorang cowok yang mempunyai sifat dingin dan cuek namun banyak di gemari oleh kaum wanita, dia bernama Galen Daviandra yang biasa di sebut Davian. dia mempunya postur tubuh yang tinggi tegap, mata bak elang, alis agak tebal dan bibir sedikit tipis...