34. Tahun baru dan kenyataan

308 24 1
                                    

Sudah 2 bulan lamanya Ana tidak mendapat kabar tentang Davian membuat dirinya uring-uringan dan membuat dirinya sedikit diam juga. Berbeda dengan Leon dan Derix yang melihat kasihan kepada Ana namun mau gimana lagi. Itu sudah permintaan Davian.

Davian sekarang sudah sembuh namun ia juga harus banyak istirahat mau gak mau dia harus gak masuk sekolah dulu.

Pagi ini Ana berangkat dengan Delvin dan Arsalan, ia mau berbicara cuma hanya 4 orang saja.

"Tar malam tahun baru, enaknya ngapain ya?" Tanya Arsalan membuat Aleta, Delvin dan Ana berfikir.

"Ke Bandung aja," usul Aleta membuat mereka berfikir sebentar.

"Nah bener banget tuh, nanti bakar-bakaran nya sekalian di sana. Gimana?" Kata Ana lalu di setujui oleh meraka.

Tanpa sadari mereka sudah berada di sekolah, lalu Ana dan yang lain langsung turun dari mobil.

Ana melihat Leon dan Derix membuat Ana menatap dari kejauhan saja dan mengurungkan niat untuk bertanya.

Ana melihat Leon dan Derix membuat Ana menatap dari kejauhan saja dan mengurungkan niat untuk bertanya. Akhirnya Ana dan Aleta segera masuk kelas dan meninggalkan Arsalan dengan Delvin yang masih di parkiran.

"Lu yakin mau ninggalin Ana? Lu gak tanya bunda gitu, bisa di undur gak perginya." Tanya Arsalan.

"Keputusan Ayah udah bulat, gue gak bisa buat apa-apa." Kata Delvin membuat Arsalan tahu. Yang sekarang Arsalan takutin bagaimana jika nanti Ana di tinggal Delvin.

Akhirnya mereka berdua segera ke kelas. Ana dan Aleta segera duduk di kursi lalu El baru saja dateng  membuat El bertanya nanti malam akan pergi kemana.

"Eh tar malam kan malam tahun baru, kalian berdua mau kemana?" tanya El yang duduk di depan meja Ana dan Aleta.

"Gue mau ke Bandung. Lu kemana?" tanya Aleta membuat El berfikir.

"Gak tau gue, palingan di rumah doang," jawab El sambil menampakkan muka sedihnya.

Ana berfikir sebentar lalu mengajak El pergi bersamanya. "kalau gitu ikut kita aja, aku sama Aleta soalnya perginya sama bang Delvin sama bang Arsalan soalnya," ajak Ana membuat El berfikir sebentar lalu mengangguknya.

"Boleh deh, tar kabarin perginya jam berapa ya." Tutur El membuat Ana mengangguk.

Akhirnya jam pertama dimulai mereka memperhatikan guru yang tengah menerangkan.

Saat menerangkan ada pengumuman membuat mereka mendengarkan pengumuman tersebut.

Tes.... Tes...

Bagi siswa dan siswi nanti malam pukul 10  malam  harus berangkat sekolah menggunakan pakaian bebas untuk melaksana tahun baru bersama di sekolah! Dan nanti acaranya di lapangan upacara!
Sekian terima kasih

Mereka semua yang mendengar itu bersorak heboh berbeda dengan Ana, Aleta dan El  yang kecewa karena tidak jadi ke Bandung.

"yah, kaga jadi ke Bandung dong," keluh El

"ya udah gak papa," jawab Ana.

Akhirnya jam istirahat tiba, mereka semua menuju kantin. Ana langsung menghampiri meja Arsalan dan Delvin.

"Yah bang, kaga jadi ke Bandung dong," tutur Ana sambil duduk di sebelah Delvin.

"ya udah gak papa, lagian ini juga dadak banget ngasih taunya tuh bapak tua itu," kata Delvin. Kalian tau tidak yang di sebut bapak tua itu siapa? Dia adalah kepala sekolah.

"Ngeselin banget deh," kesal Aleta.

"Udah lah, mending pesen makan sana," suruh Arsalan lalu Aleta dan El memesan makanan yang sama dengan mereka.

BERBEDA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang