7. permintaan maaf Davian

666 39 0
                                    

Bel pulang akhirnya tiba, Davian segera menata buku lalu menunggu guru keluar kelas. Setelah guru tersebut keluar kelas Davian segera beranjak pergi dari tempat duduknya.

"Eh.. Dav nunggu gue.." teriak Leon namun di hiraukan oleh Davian.

Davian lari parkiran membuat Leon dan Derix bingung sendiri dengan tingkah laku Davian.

Davian terus mencari keberadaan Ana dan dirinya Melihat Ana yang tengah berdiri di depan gerbang sambil mencari angkot.

Davian lari dan akhirnya sampai di depan Ana membuat Ana kaget melihat Davian yang ter engga-engga karena lari sangat kencang.

"Astaghfirullah Kakak kenapa bisa lari-lari gini sih!" Kata Ana sambil Memengang bahu Davian yang berjongkok di depannya.

Davian tak menjawab dia masih mengatur nafas yang tidak beraturan. Membuat Ana bingung sendiri akhirnya membawa Davian duduk di halte dekat sekolah.

"Ayok.. bangun kita duduk dulu." Ajak Ana sambil membantu Davian berdiri.

Davian mengikuti Ana dari sebelahnya lalu Ana terus menggandeng tangan Davian. Setelah jalan beberapa detik akhirnya sampai di halte lalu menyuruh Davian duduk.

Ana melihat pelipis Davian yang keluar keringat dan rambutnya yang menutupi kening. Akhirnya Ana memutuskan mengasih Air mineral milik dirinya.

"Nih minum dulu," suruh Ana membuat Davian langsung membuka tutup botolnya. Tanpa memikirkan bekas Ana. Davian langsung minum.

Ana akhirnya menyilakkan rambut Davian yang menutupi kening lalu mengambil tisu dalam tas lalu mengelap keringat yang ada di pelipis dan kening Davian.

Jarak Ana dan Davian sangat dekat membuat detak jantung Ana berdebar terus. Ana terus mengelap keringat Davian tanpa sengaja Davian memperhatikan Ana dari dekat.

Davian merasakan ada rasa yang berbeda saat dirinya dekat dengan Ana membuat dirinya rindu seseorang.

Davian terus menatap wajah Ana yang sangat lucu dengan, pipi chubby, mata sedikit sipit, dan hidung sedikit pesek membuat dirinya ingin mencubit pipi tersebut.

Akhirnya Davian memutuskan menatapnya dan membuat Ana berhenti membersihkan keringat.

"Maaf Kak.."

"Gak papa, gue mau minta maaf atas pelaku gue yang tadi sama lu. Gue beneran gak sengaja Na bentak lu. Maafin gue ya Na." Nyesal Davian sambil memegang kedua pundak Ana.

Ana yang mendengar itu hanya bisa menunduk dan dirinya tidak marah kepada Davian.

"Na? Mau kan maafin gue?" Sambung Davian sambil mengangkat dagu Ana membuat Ana menatap Davian.

"Iya Kak, Kakak gak salah kok. Maaf juga Ana udah membentak Kakak." Kata Ana membuat Davian menaruh jari teruntuk tepat di bibir mungil Ana.

"Itu bukan salah lu. Tapi ini salah gue oke." Ujar Davian membuat Ana mengangguk pasrah.

Akhirnya Davian memutuskan untuk mengantar pulang Ana.

"Kalau gitu, gue antar lu pulang oke. Gue gak menerima penolakan titik!!" Kata Davian sambil menekankan kata Titik.

"Iya-iya kak."

Davian menuju parkiran dan di ikuti oleh Ana yang berada di sampingnya. Ana hanya diam dan dirinya juga bingung harus bicara apa dengan Davian.

Akhirnya Davian dan Ana sampai parkiran lalu Davian menaiki motornya dan tak lupa memakai helm full face. Ana bingung karena dirinya memakai rok panjang akhirnya Ana menatap Davian.

"Kak. Gimana naiknya kan aku pendek," kata Ana.

"Makannya makan yang banyak biar tinggi," ejek Davian membuat Ana menatap datar.

Setelah udah siap Ana mengangguk lucu membuat Davian gemas ingin memegang pipinya. Akhirnya Davian melajukan motornya.

Ana memegang pundak Davian membuat Davian menghela nafas kasar. "Pegangan yang bener. Nanti lu jatuh, gue juga yang repot."

"Ini juga bener," jawab Ana santai membuat Davian geram sendiri.

"Jangan di situ. Tapi di sini, biar aman." Ucap Davian sambil melingkarkan kedua tangannya Ana di perutnya.

Ana membulatkan matanya membuat dirinya jantungnya tidak Aman, namun Ana masih menampilkan muka datar.

"Biar gak jatuh." Sambung Davian membuat Ana pasrah lalu Davian melajukan motornya.

Davian melajukan motornya sangat pelan lalu Ana bisa merasakan bahwa sore hari ini sangat macet banyak orang pada pulang kerja.

Ana juga melihat langitnya sudah menjadi jingga. Setelah lamanya melewati macet akhirnya Ana sampai di rumah, Ana segera turu dari motor Davian lalu tak lupa mengucapkan terimakasih, Davian hanya mengangguk lalu langsung segera pulang ke rumah.

Ana langsung masuk kerumah tak lupa mengunci pintu, karena kedua orang tuanya sibuk kerja tanpa memikirkan dirinya.

Ana langsung menuju kamar dan Ana langsung mengganggi bajunya.

Setelah selesai Ana langsung membuka room chat dan mengabari Davian sudah nyampai rumah atau belum.

Akhirnya Ana memutuskan untuk membereskan rumah dan dirinya juga belum makan akhirnya turun menuju dapur untuk memasak.

Ana akhirnya memasak mie instan setelah semuanya matang Ana memakan, beberapa menit makan dirinya langsung mencuci piring lalu setelah selesai ia menyapu seluruh ruangan.

Sudah 2 jam lebih Ana beres beres rumah akhirnya selesai ia langsung menuju kamar lalu mendapat chat dari Davian.

Ana menghela nafas sabar saat chatan dengan Davian. Ana akui Davian emang cuek jadi ana harus sabar dengan tingkah dia.


Akhirnya Ana melanjutkan scroll tiktok tanpa terasa dirinya tertidur.





Hiii apa kabar?

Gimana ujiannya? Susah gak?

Yang masih ujian semangat ya gaesss

Oh ya gimana part ini?

Jangan lupa vote dan komen ya gaess

See you ketemu lagi di part selanjutnya oke

BERBEDA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang