Pagi hari tiba Ana masih tidur pulas dan dirinya memutuskan tidak masuk sekolah untuk beberapa hari. Ia masih tertidur dengan wajah yang sangat pucat. Karena badanya sangat lemas Ana memutuskan untuk tidak beranjak dari kasur.
Berbeda dengan Davian yang sudah sampai di sekolahan dan ia sekarang menuju kantin untuk meminta penjelasan dari Leon kenapa Ana bisa seperti itu.
Tiba di kantin Davian langsung duduk dan bertanya kepada Leon.
"Le. Lu tau gak siapa yang buat Ana seperti itu?" Tanya Davian membuat Leon mengingat kejadian kemarin.
"Jadi gini."
Flashback
Leon tengah jalan dan ia mendengan suara tangisan seseorang lalu ia mendengarkan orang tersebut berbicara dengan seseorang.
"A-ampun kak, aku mohon aku gak tau apa-apa hiks.. hiks.." mohon Ana namun tidak di dengar oleh orang tersebut.
"Alah banyak alesan lu. Ngaku aja lu mau Deket-deket sama Davian kan." Bentak gadis tersebut membuat Ana menggeleng cepat.
"Enggak kak, aku gak deket-deket kak Davian aku mohon kak lepas kak." Rintih Ana
"Udah lah gak usah banyak alesan." Cibir teman gadis tersebut.
"Tau nih banyak drama lu!" Ketus gadis yang berambut cokelat.
Plak
Plak
Plak
"Makanya jadi cewek jangan kegatalan! Davian itu pacar gue! Ngerti gak lu hah!" Marah gadis tersebut.
Ana masih diam dan enggak membalas sama sekali ia menahan rasa pening di kepalanya.
Lalu gadis tersebut membenturkan kepalanya cukup keras di dinding membuat Ana menahan rasa sakit dan akhirnya ia pingsan, lalu gadis tersebut menyiram Ana dan meninggalkan Ana sendirian.
Leon langsung keluar dari persembunyian lalu melihat Ana dengan wajah pucat dan baju basah semua.
"Gila tuh anak, buat Anak orang celaka aja. Tapi kok suaranya gak asing ya, siapa ya dia?" Pikir Leon namun tidak mengingat nya. "Tau ah gue bilang ke Davian aja da," lari Leon.
Flashback end
"Gitu, tapi gue gak tau siapa di balik dalang ini." Kata Leon membuat Davian berfikir.
Derix akhirnya menatap Davian membuat Davian menaikkan alisnya.
"Apa jangan-jangan Amel pelakunya. Dia kan benci banget sama Ana." Tebak Derix membuat Leon dan Davian berfikir sebentar.
"Gak mungkin lah, ya kali Amel sejahat itu." Tutur Davian membuat Derix mengangkat bahu acuh.
"Ya udah nanti aja kita bahas, sekarang masuk kelas aja. Bentar lagi bel masuk juga." Kata Leon membuat Derix dan Davian beranjak dari tempat duduk.
Saat Davian dan kawan-kawannya menuju kelas tak sengaja ia bertemu dengan El. Lalu Davian menatap bingung El yang napak gelisah.
"Loh El, ngapain lu gelisah gitu mukanya?" Tanya Leon dan Davian menunggu jawaban dari El.
"Itu Kak, aku nunggu Ana berangkat. Kemana sih tuh anak gak dateng-dateng. Di telpon gak diangkat lagi," khawatir El sambil menatap seluruh murid yang berjalan.
Deg
Davian bingung bukanya tadi malam bilang Ana mau di temenin El, harusnya El udah tau dong kalau Ana masuk rumah sakit. Pikir Davian membuat dirinya bingung.
![](https://img.wattpad.com/cover/290164878-288-k72302.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BERBEDA (SELESAI)
Ficção Adolescenteseorang cowok yang mempunyai sifat dingin dan cuek namun banyak di gemari oleh kaum wanita, dia bernama Galen Daviandra yang biasa di sebut Davian. dia mempunya postur tubuh yang tinggi tegap, mata bak elang, alis agak tebal dan bibir sedikit tipis...