Davian dan yang lain memutuskan untuk pindah tempat ke taman belakang rumah Leon. Mereka semua menghabiskan waktu untuk bercerita dan bergurau.
"Eh si Elpiji gak ke sini?" Tanya Derix membuat mereka semua bingung siapa Elpiji itu.
"Elpiji saha?" Tanya Leon.
"Itu loh si El temennya Ana sama Aleta." Jawab Derix membuat mereka ber oh ria.
"Anjir lu, enak banget kalau ganti nama orang." Kata Aleta sambil memakan kacang Garuda.
"Biar gampang aja manggilnya." Celetuk Derix yang tengah ikut memakan kacang Garuda.
"Dari pada lu! Cewek bar-bar," sungut Leon membuat mereka semua tertawa.
Berbeda dengan Ana, Davian dan Inez yang sibuk dengan pikirannya sendiri.
Inez masih belum menyetujui bahwa nanti Davian dekat dengan Ana. Karena ia tak mau kejadian yang dulu terulang lagi. Ana ia memikirkan gimana nanti kalau pulang ternyata orang tuanya pulang.
"Na? Ana......." Teriak Aleta membuat Ana terkejut lalu menatap menatap bingung ke arah Aleta.
"H-ha? Kenapa?" Bingung Ana sambil bertanya ke arah Aleta.
"Ayok pul---"
"Haloo kalian," sapa Feli membuat mereka ber 6 menatap ke sumber suara.
Feli menghampiri mereka semua lalu ikut bergabung bersama mereka, Leon dan Derix sudah menatap malas ke arah Feli.
"Davian, ayok jalan," ajak Feli.
Aleta sudah tau apa yang terjadi akhirnya mengajak Ana pulang. "Gaes gue sama Ana pulang dulu ya. Udah mau magrib soalnya," pamit Aleta membuat Feli menatap sengit.
"Pulang tinggal pulang pake segala pamit." Sindir Feli yang tengah duduk di sebelah Davian.
"Dih gue gak bilang sama lu ya!" Jawab Aleta sambil menatap malas ke arah Feli.
"Udah, gak usah berantem. Aku pulang dulu ya kak Leon, sama yang lain." Pamit Ana lalu tak lupa mengambil selling bag yang ada di sebelah Leon.
"Hati-hati Na," teriak Derix lalu di acungkan jempol oleh Ana.
Saat mengambil motor Bunda Leon keluar membuat Ana dan Aleta berpamitan terlebih dahulu.
"Tante Ana sama Aleta pamit pulang dulu ya," pamit Ana sambil menyalami tangan Bunda Leon.
"Ouh iya, hati-hati ya kalian," pintah Bunda Leon membuat mereka mengangguk mengerti.
Ana mengendarai motor dengan kecepatan sedang sambil menikmati angin sore. Aleta tau bahwa Ana sedang banyak pikiran.
"Na? Lu baik-baik aja kan?" Tanya Aleta membuat Ana mengangguk.
Setelah lamanya di jalan akhirnya ia sampai di rumah dan benar mobil orang tuanya ada di rumah. Ana sudah takut akhirnya ia memberanikan dirinya untuk masuk.
Saat dirinya masuk Hana sudah menghampiri Ana dengan menarik tangan Ana membuat Ana pasrah mengikuti.
"Dasar anak gak tau diri! Udah di sekolahin malah buat masalah! Kamu tau gak apa yang kamu perbuat hah?! Kamu udah buat anak orang masuk rumah sakit!" Bentak Hana membuat Ana diam.
"Plak.."
Satu tamparan mendarat di pipi mulus milik Ana. Ana melawan? Tidak ia hanya diam. Aleta? Dia hanya menyaksikan saja, karena percuma kalau dia ikut campur pasti nanti dia kena masalah juga.
"Kenapa kamu bisa buat anak orang jatuh dari tangga hah?! Jawab Mama!" Teriak Hana sambil menatap tajam Ana.
"Bukan aku Mah! Dia jatuh sendiri! Dan masalah ini sudah selesai! Sudah ada bukti juga kalau yang salah dia bukan aku!" Jawab Ana dengan sedikit nada tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BERBEDA (SELESAI)
Teen Fictionseorang cowok yang mempunyai sifat dingin dan cuek namun banyak di gemari oleh kaum wanita, dia bernama Galen Daviandra yang biasa di sebut Davian. dia mempunya postur tubuh yang tinggi tegap, mata bak elang, alis agak tebal dan bibir sedikit tipis...