Ana akhirnya memberanikan diri untuk chat Davian duluan. Ana pikir apa salahnya dirinya mencoba, walaupun pasti tau ujung-ujungnya gak di bales past.
"Bismillah deh," kata Ana sambil mencari namanya Davian. "Eh tapi kalau gak di bales gimana ya?" Ujar sendiri.
"Tau deh, yang penting aku chat dulu." Pasrah Ana lalu akhirnya mengetik.
Ana membulatkan matanya ketika mendapat jawaban dari Davian. Ana tak menyangka bahwa nanti Davian akan membalas seperti itu. Akhirnya Ana memutuskan untuk besok lagi.
Berbeda dengan Davian yang tengah mengerjakan tugas OSIS. Namun Davian juga selalu mengingat orang tuanya. Davian hanya bisa meminta kepada Tuhan, ketika Davian melihat foto Ibu Davian, ingin sekali Davian mengulang waktu agar bisa bersama Ibunya lagi.
Namun akhirnya Davian memutuskan menuju kamar Inez dan sekalian melihat sudah tidur atau belum.
Saat membuka kamar ternyata Inez belum tidur, akhirnya Davian memutuskan untuk duduk di sebelahnya.
"Dek. Kok belum tidur?" Tanya Davian dengan nada lembut.
"Belum bang, Inez gak bisa tidur." Jawab Inez sambil menatap Davian.
"Sini Abang temenin,"
Akhirnya Inez memeluk Davian dari samping dan menenggelamkan wajahnya di dada bidang milik Davian.
Davian dalam hati terus berkata, agar dirinya sehat terus dan bisa jagain adeknya sampai tumbuh dewasa.
"Dek.. maafin Abang ya, maaf Abang belum bisa jadi kakak yang baik buat kamu. Abang janji gak akan pernah ninggalin kamu sendiri, cukup Abang saja yang merasakan sakit ini. Jangan sampai kamu juga ikut sakit," ucap dalam hati sambil menahan diri agar tidak menangis.
Namun Davian akui bahwa dirinya sudah sangat cape, namun ia tetap semangat di depan Inez agar Inez tidak tau bahwa dirinya sangat lelah dengan semua ini.
Saat Davian melihat Inez sudah tertidur lelap. Davian segera bangun dan tak lupa mengecup keningnya sebentar.
Cup
Akhirnya Davian menyelimuti Inez lalu tak lupa mematikan lampu tidur dan segera keluar dari kamar Inez dan menutupnya kembali.
Davian segera masuk kamar lalu merenung di dalam kamar sendiri. Malam ini Davian merasakan semuanya badannya sakit. Davian menuju balkon, lalu menatap langit yang gelap dan juga bintang yang menyinari nya.
"Bu... Aku kangen Bu... Kapan Ibu kembali?"
"Ibu tau gak, sekarang rumah dah gak ada siapa-siapa lagi, sekarang rumah dah sepi gak kaya dulu lagi."
"Ibu gak kangen aku? Aku cape Bu disini, aku cape Bu...."
"Setelah Ibu ninggalin aku dan Ayah ninggalin aku juga. Hidup aku berantakan Bu. Aku selalu pura-pura baik-baik aja Bu di depan Inez, aku cape Bu..." Gumam Davian sambil menarik nafas dalam-dalam lalu tanpa terasa air matanya lolos tanpa izin dirinya.
Davian akhirnya memutuskan dirinya untuk tidur. Agar besok bisa menyiapkan makanan untuk dirinya dan Inez.
Setelah lamanya tidur, pagi pun tiba Davian segera bangun dan tak lupa membereskan tempat tidurnya dan dirinya memutuskan untuk mandi terlebih dahulu, setelah beberapa menit mandi Davian sudah siap dengan seragam sekolahnya lalu Davian segera turun ke bawah untuk membuat mie instan, untuk dirinya dan Inez.
KAMU SEDANG MEMBACA
BERBEDA (SELESAI)
Teen Fictionseorang cowok yang mempunyai sifat dingin dan cuek namun banyak di gemari oleh kaum wanita, dia bernama Galen Daviandra yang biasa di sebut Davian. dia mempunya postur tubuh yang tinggi tegap, mata bak elang, alis agak tebal dan bibir sedikit tipis...