Davian memasukki kelas lalu melihat gurunya yang sedang menerangkan, ia tak lupa mengetuk pintu terlebih dahulu.
Tok..tok..tok ...
"Permisi Bu.."
"Iya silakan masuk Davian." Suruh wanita paruh baya itu membuat Davian mengangguk lalu segera duduk di sebelah Leon.
Leon melihat itu lalu menanyakan gimana. "Gimana? Sakit gak?" Tanya Leon membuat Davian ingin memukul kepala Leon.
"Gak," ketus Davian membuat ia bersumpah di dalam hati. "goblok ya sakit lah," batin Davian sambil menatap datar Leon. Lalu Leon hanya tersenyum kikuk.
Davian memperhatikan guru tersebut dan jam pelajaran telah selesai. Davian membereskan buku lalu menunggu guru tersebut keluar, setelah keluar ia langsung keluar bersama Leon dan Derix untuk menuju ruang OSIS.
Davian, Leon dan Derix sudah sampai di ruang OSIS dan yang lain pun sudah sampai di ruang OSIS.
"Tumben banget kumpul ada apa Dav?" Tanya wanita dengan rambut sebahu.
"Gue mau bilang ke kalian semua, kita semua udah kelas 3 dan bentar lagi hampir PAS, jadi gue mau buat OSIS angkatan baru. Menurut kalian gimana? Nanti kita bagi tugas. Gue, Leon dan Derix buat brosur dan kalian bagiin brosur di setiap kelas. Ajak siapa yang mau jadi OSIS. Tapi yang bener-bener ingin jadi OSIS." Jelas Davian sambil menatap mereka semua.
"Oke gue setuju, gimana yang lain?" Tegas Derix.
"Setuju," jawab mereka semua.
"Ada yang mau ngasih pendapat lain? Silakan barangkali ada?" Tanya Davian membuat yang lain diam.
"Gak ada,"
"Oke kalau gitu gue akhiri dan kalian boleh pulang ke rumah masing-masing. Sekian terimakasih." Ujar Davian membuat mereka mengangguk dan mengucapkan 'sama-sama'.
Davian membuka laptop lalu membuat Leon dan Derix memperhatikan nya. Davian membuat logo membuat Leon jengah menatapnya.
"Dav mau pesen makanan gak? Laper nih gue." Tanya Leon membuat Davian berfikir sebentar.
"Boleh, apa aja dah,"
"Samain aja dah,"
Davian masih fokus dengan laptopnya membuat Derix menghela nafas lalu ia bangkit dan duduk di sebelah Davian.
"Dav gue bantu ya. Lu istirahat dulu aja. Lu keliatan cape banget mukanya." Ujar Derix membuat Davian menggeleng cepat.
"Gak usah, mending lu ngurus yang lain aja sana." Suruh Davian sambil fokus membuat brosur.
Derix menghela nafas panjang lalu akhirnya bangkit dan membereskan kertas-kertas yang berantakan.
Setelah beberapa menit membereskan kertas yang berantakan akhirnya semuanya sudah rapi lalu melihat Davian yang tinggal print doang akhirnya Derix duduk untuk beristirahat sebentar.
Berbeda dengan Leon yang tidak datang-datang membuat Derix menahan kesal setengah mati. Ya karena perutnya sudah bunyi dari tadi namun dia tidak sampai-sampai.
Beberapa jam kemudian akhirnya Leon datang dengan wajah tergesa-gesa.
BRAK.....
"Astaghfirullah..." Kaget Derix yang tengah tidur di lantai membuat dirinya bangun dengan memandang Leon.
"Kenapa sih lu!" Kesal Davian sambil merapikan brosur yang sudah jadi.
"I-tu, s-iapa i-tu--"
"Heh lu bacot yang bener!" Cela Derix membuat Leon mengatur nafas.
Leon mengatur nafas lalu menatap mereka semua dengan wajah panik.
"Ana. Ana pingsan di parkiran! Bajunya basa semua, terus keningnya berdarah." Histeris Leon membuat Davian dan Derix membulatkan matanya."Bohong lu! Yang bener anjir jangan buat kita panik." Bentak Derix.
"Udah mending kita kesana langsung aja." Ajak Leon sambil berlari menuju parkiran lalu di ikuti oleh Davian dan Derix.
Akhirnya mereka sampai di parkiran lalu Davian melihat Ana yang tergeletak di dekat mobil Derix.
Saat Davian membalikkan tubuhnya Ana. Wajahnya sangat pucat pasit, keningnya berdarah bajunya basa semua. Membuat Davian tak tega akhirnya membopong tubuh Ana.
"Cepet buka pintu mobilnya!" Panik Davian membuat membuat Derix mengambil kunci di saku lalu ia masuk ke dalam mobil di ikuti oleh Davian yang duduk di belakang.
"Lu nyusul aja Le, biar gue Ama Davian ke rumah sakit dulu. Jangan lupa tuh kunci ruangan OSIS nya." Ucap Derix membuat Leon mengangguk mengerti lalu Davian tak lupa mengasih kunci motornya buat Leon menyusul ke rumah sakit.
Derix melajukan mobilnya sangat kencang namun berbeda dengan Davian yang terus berdoa agar Ana tidak kenapa-kenapa.
"Ana lu harus kuat oke! Bentar lagi sampai!" Batin Davian sambil memegang tangan Ana yang sangat dingin.
"Tuhan Yesus kuat kan dia, semoga dia gak kenapa napa tuhan." Mohon Davian sambil terus menatap wajah Ana.
Setelah beberapa menit di perjalanan akhirnya Derix dan Davian sampai di rumah sakit lalu Davian langsung membuka pintu mobil Derix dan lari mencari suster.
"Sus... Tolongin temen saya sus..." Teriak Davian membuat Suster tersebut membawa bangkar lalu Davian segera menidurkan Ana di bangkar tersebut.
Davian ikut mendorong bangkar tersebut dan di ikuti Derik lalu suster tersebut membawa ke Ruang UGD.
"Tunggu sebentar ya mas." Suruh Suster tersebut lalu suster tersebut masuk dan menutup pintu UGD tersebut.
Davian duduk dengan wajah yang sangat khawatir lalu ia menundukkan kepalanya.
Derix menepuk pundak Davian membuat Davian terus menunduk.
"Gue yakin dia gak akan kenapa-kenapa, lu doa aja buat dia." Saran Derix namun tidak di gubris oleh Davian."Tuhan Yesus aku mohon sekali lagi, buat dia baik-baik saja." Batin Davian.
Setelah menunggu beberapa jam akhirnya dokter tersebut membuat Davian bangkit lalu membuat Dokter tersebut bertanya.
"Keluarga pasien?" Tanya Dokter sambil menatap Davian dan Derix.
"Saya temen nya Dok." Jawab Davian membuat Dokter tersebut mengangguk mengerti.
"Silakan ikut saya ke ruangan saya." Ajak Dokter tersebut membuat Davian mengangguk mengerti lalu meminta kepada Derix untuk menjaganya sebentar saja.
"Lo kuat Na, tapi gue takut Lo bakalan benci gue suatu saat nanti karena kelakuan gue." Galen Daviandra
Halooo maaf ya gaess up-nya lama heheh soalnya dari kemarin sibuk jadi maaf ya sekali lagi.
Menurut kalian Ana kenapa hayo?
Siapa yang buat Ana bisa begitu?
Mau tau kelanjutannya lanjut part selanjutnya oke
Jangan lupa vote dan komen biar author tambah semangat oke
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
BERBEDA (SELESAI)
Teen Fictionseorang cowok yang mempunyai sifat dingin dan cuek namun banyak di gemari oleh kaum wanita, dia bernama Galen Daviandra yang biasa di sebut Davian. dia mempunya postur tubuh yang tinggi tegap, mata bak elang, alis agak tebal dan bibir sedikit tipis...