12. Rumah sakit

511 28 0
                                    

Setalah jam pelajaran berakhir Davian, Leon, Derix dan El sudah berada di belakang parkiran sekolah. Akhirnya mereka ber 4 memutuskan menggunakan mobil Derix dan motor serta mobil El di tinggal di sekolah.

Derix melajukan mobilnya sangat pelan karena jalan sangat macet. Setelah beberapa jam berada di perjalanan akhirnya mereka sampai di rumah sakit.

Davian langsung menuju ke kamar rawat inap Ana namun pas membuka pintunya ternyata tidak ada Ana. El, Leon dan Derix langsung mengikuti Davian menuju tempat resepsionis lalu bertanya kepada suster.

"Sus, saya mau nanya atas nama Greta Ana Adora kok gak ada di ruangannya ya Sus?" Tanya Davian membuat Suster tersebut berfikir sebentar.

"Oh, dia. Sudah pulang dari semalam." Kata Suster tersebut membuat Davian menahan marah.

"Kalau begitu terima kasih Sus,"

"Gimana nih," khawatir El membuat Leon dan yang lain bingung sendiri.

"Kalau gitu kita samperin kerumahnya aja gimana?" Ujar Derix lalu di setujui yang lain.

Derix dan yang lain langsung menuju tempat parkiran, setelah jalan 15 menit akhirnya mereka memasukki mobil dan Derix melajukan mobilnya.

"Kalian emang tau rumahnya Ana?" Tanya Leon membuat El menatapnya.

"Gue tau," sahut Davian

Setelah lamanya di perjalanan akhirnya ia sampai di pekarangan rumah Ana. Davian membuka gerbang ternyata rumahnya sepi.

"Gimana nih Dav, rumahnya sepi lagi." Kata El membuat mereka semua  kebingungan.

Derix berfikir sebentar lalu ia mencoba mengetuk pintu.

Tok...tok...tok...

Ana mendengar ketokan pintu ia enggan untuk membukanya. Ana masih sama dengan posisi yang berbaring dengan wajah pucatnya.

"Gak ada orangnya apa sih, apa mungkin Ana gak di rumah?" Pikir Leon membuat mereka berfikir sebentar.

"Mungkin, kalau gitu kita balik ke sekolah lagi untuk mengambil kendaraan masing-masing, nanti kita lanjut besok nyarinya." Suruh Davian.

Akhirnya mereka sudah sampai di gerbang sekolah lalu Davian dan El segera turun dan El mengambil mobil lalu Davian mengambil motornya.

Davian melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, setelah melewati kendara lainnya akhirnya Davian sampai di rumahnya. Lalu Davian langsung masuk ke dalam rumah dan ia menuju kamar Inez terlebih dahulu untuk melihat dia sudah tidur apa belum. Saat membuka pintu kamar Inez.

Ceklek..

Ternyata Inez sudah tidur lalu Davian menutup kembali pintu tersebut dan dirinya langsung menuju kamar untuk membersihkan badannya.

Setelah lamanya di kamar mandi akhirnya Davian sudah menggunakan kaos oblong dan celana pendek lalu ia langsung merebahkan diri di kasur.

Ia menatap langit-langit kamarnya lalu ia terus berfikir.

"Ck, kenapa gue harus mikirin cewek gak jelas itu sih," gumam pelan

Davian kembali duduk lalu ia kembali ke meja belajar dan mengerjakan tugas untuk besok. Davian mengerjakan dengan teliti setelah semuanya selesai ia turun menuju ruang tamu untuk bermain PS.

Davian bermain PS sampai larut malam dan setelah melihat jam ternyata sudah malam akhirnya ia mematikan PS nya dan ia segera menuju kamar.

Berbeda dengan Ana yang tengah melamun sambil menatap ke arah jalan dari atas. Ia merasakan sakitnya seluruh badan namun dia hanya dia saja. Ana hanya bisa pasrah dan terus berdoa kepada Tuhan agar dirinya sehat terus.

Tanpa terasa darah mengalir dari hidungnya membuat Ana cepat-cepat masuk lalu ia menuju kamar mandi untuk membersihkan hidungnya yang terus mengalir darah.

Akhirnya darahnya berhenti lalu ia langsung mengambil beberapa pil lalu ia langsung tertidur, karena Ana berubah pikiran memutuskan ia besok berangkat.

Esok pun tiba setelah lamanya tertidur akhirnya Ana bangun dari tempat tidurnya lalu ia membereskan tempat tidurnya. Setelah selesai ia memutuskan untuk mandi.

Ana sudah siap lalu ia menatap dirinya dari pantulan cermin, wajahnya sangat pucat namun dia tetap berangkat karena dirinya sangat bosen, setelah siap semuanya.

Ana keluar dari kamar lalu turun menuju meja makan saat ia ingin menuju meja makan ia melihat kedua orang tuanya tengah makan, Ana bingung kapan dua orang tuanya pulang. Akhirnya Ana bergabung duduk di situ, saat ia ingin duduk Mama nya langsung menatap sinis.

"Nih buat kamu, abis itu cuci piring terus berangkat." Kata Hana ya Mama Ana bernama Hana.

"Iya Ma,"

Setelah selesai Ana langsung membereskan piringnya lalu ia mencucinya, setelah bersih ia langsung menaruh di rak piring lalu ia meminta uang saku kepada Hana.

"Ma, minta uang saku Ma," minta Ana membuat Hana menatap tajam.

"Gak ada! Sana gak usah jajan, udah besar juga ngapain sih minta uang saku!" Celetuk Hana membuat Ana menghela nafas berat lalu ia ingin mengulurkan tangannya untuk pamitan lalu sudah di tinggal dahulu oleh Hana.

"Mama gue aja benci gue, apa lagi gue. Gue aja benci diri sendiri yang lemah ini!" Greta Ana Adora
















Hai kalian apa kabar?

Maaf ya aku up nya lama, soalnya sibuk banget.

Oh iya gimana kemarin ujiannya bisa gak? Semoga nilai kalian bagus  ya.

Mau tau lanjutannya next selanjutnya.

Jangan lupa follow lalu kasih vote sama komen ya gaesss

Babay ketemu chapter selanjutnya muachhh

BERBEDA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang