Di malam hari Davian masih mengerjakan tugas membuat dirinya merasakan pusing, namun ia tetap mengerjakan. Saat melihat jam ternyata pukul 00.00 Davian membuka room chat ternyata ada chat dari Ana.
Saat melihat chat dari Ana terakhir tadi sore Akhirnya Davian menentukan untuk tidak membalas chat dari Ana.
Karena dirinya masih sangat ragu untuk membalasnya, akhirnya Davian memutuskan untuk mencari kontak Leon.
Setelah mengakhiri chat tersebut. Davian langsung membereskan buku lalu membuka kaca balkon. Ia menatap jalan dari balkon membuat dirinya selalu mengingat Ibunya.
Davian malam ini sangat rindu dengan seseorang yang selalu ada di samping dia waktu dirinya sendiri.Namun orang tersebut sudah pergi jauh dan gak ada lagi yang bisa buat bercerita. Davian menatap kosong ke arah depan.
"Bu... Davian rindu Bu... Ayo kembali lagi Bu ..." Gumam Davian sambil menatap indah kota Jakarta dari atas.
"Kata Ibu nanti ada orang yang bisa buat Davian bahagia Bu. Tapi mana? Gak ada Bu. Dia udah pergi Bu sama yang baru, terus Davian sendiri Bu. Hidup Davian dah gak berwarna lagi Bu." Lirih Davian tanpa terasa air matanya menetes.
Davian memutuskan untuk masuk dan tak lupa mengunci pintu balkon dan ia mengambil obat tidur kalau dirinya tidak bisa tidur, ia mempunya 1 botol obat tidur untuk berjaga-jaga kalau dirinya sedang banyak masalah.
Davian mematikan lampunya akhirnya ia meminum i butir obat tidur tersebut. Namun dirinya masih tidak bisa tidur dan ia masih teringat masalalu.
"Argh... Kenapa mesti harus inget lagi sih..." Geram Davian sambil menjambak rambutnya.
"Arghhhhhh... Pergi lu... Pergiii..." Jerit Davian sambil memejamkan matanya. Tanpa terasa Davian mengambil kater kecil lalu ia Menyayat tanganya. Davian menatap darah dengan tatapan kosong. Namun dirinya tidak merasakan sakit sama sekali.
Setelah puas Davian membersihkan darah yang menetes di lantai menggunakan tisu. Lalu Davian langsung menaroh kembali kater tersebut di lemari kecil.
Davian langsung tidur tanpa membersihkan tangannya yang terus mengalir darah.
Tanpa terasa pagi tiba Davian langsung membereskan tempat tidur lalu menuju kamar mandi.
Setelah selesai Davian memakai Hoodie untuk menutupi sayatan tersebut. Lalu segera turun kebawah, Davian memutuskan untuk membeli makan.
Sebelum membeli sarapan Davian menuju kamar Inez untuk membangunkan Inez.
Tok...tok..tok...
"Dek... Bangun..." Teriak Davian di depan pintu.
"Iya Bang ..." Sahut Inez lalu keluar dari kamar.
"Abang beli sarapan dulu ya dek," ijin Davian lalu diangguki oleh Inez.
Davian membeli sarapan untuk dirinya dan adeknya, saat sudah sampai di depan penjual tersebut Davian memesan 2 nasi bungkus. Akhirnya setelah selesai membeli tersebut ia langsung pulang.
Setelah jalan 15 menit ia sampai di rumah lalu segera menuju meja makan dan melihat Inez yang sudah duduk di kursi.
"Nih Dek, makan."
"Iya Bang,"
Davian memakan nasi tersebut dan tak lupa sebelum makan ia membaca doa terlebih dahulu. Setelah beberapa menit makan akhirnya selesai lalu ia menaruh piring dan Inez pun selesai. Ia memutuskan mencuci piringnya pulang sekolah. Lalu ia segera berangkat bersama Inez.
KAMU SEDANG MEMBACA
BERBEDA (SELESAI)
Teen Fictionseorang cowok yang mempunyai sifat dingin dan cuek namun banyak di gemari oleh kaum wanita, dia bernama Galen Daviandra yang biasa di sebut Davian. dia mempunya postur tubuh yang tinggi tegap, mata bak elang, alis agak tebal dan bibir sedikit tipis...