10. tentang penyakit Ana

605 34 2
                                    

Akhirnya Davian sampai di ruang Dokter lalu membuat Dokter tersebut menyuruh Davian untuk duduk.

Davian menunggu Dokter tersebut bicara akhirnya Dokter tersebut bicara.

"Jadi Ana mengalami penyakit jantung dan dia juga tidak minum obat membuat jantungnya sering sakit lalu ia juga sudah lama tidak cek up. Lalu benturan di kepalanya sangat kerang membuat keningnya berdarah dan dia juga harus sering cek up. Apakah anda tau kenapa kepala bisa berdarah?" Jelas Dokter tersebut sambil bertanya-tanya membuat Davian menggeleng.

"Saya tidak tahu, karena saya melihat dia sudah pingsan."

Dokter tersebut hanya mengangguk paham lalu menjelaskan kembali. "Bilangin ke Ana suruh minum obat yang teratur dan juga jangan telat untuk cek up. Lalu dia mempunya trauma yang sangat besar membuat dirinya takut jika melihat benda tajam. Kalau anda ingin mengerti lebih lanjut anda bisa bertanya kepada dokter Zahra. Dia adalah psikiater Ana." Ungkap Dokter Dewi membuat Davian mengangguk paham karena dirinya masih sangat syok.

Lalu ia segera pamit untuk keluar.

"Oh ya, sebelumnya Ana tidak boleh pulang terlebih dahulu. Ia harus di rawat dahulu." Sambung Dokter Dewi membuat Davian mengangguk paham. Lalu ia segera keluar dan menuju ruangan Ana yang sudah di ganti di ruangan VVIP.

Davian tak menyangka jika  Ana mempunyai penyakit yang seberat ini. Akhirnya Davian memasukki ruangan Ana. Davian melihat wajah damai Ana membuat dirinya tak tega namun dia juga masih sangat bingung dengan dirinya kenapa ia bisa seperti ini terhadap orang yang baru kenal.

Perlahan mata Ana membuat sedikit demi sedikit membuat Davian menghela nafas lega.

Ana masih bingung menatap ruangan yang serba putih lalu melihat Davian yang tengah menatapnya.

"Aku dimana kak?" Tanya Ana sambil menatap sekeliling.

"Lu di rumah sakit."

Ana membulatkan matanya lalu langsung bangun dan ingin duduk. Membuat Davian menahannya.

"Gak usah banyak gaya! Tiduran aja!" Suruh Davian membuat Ana menghela nafas lalu akhirnya dirinya merebahkan tubuhnya lagi.

"Aku mau pulang kak, aku gak mau disini lagi." Rengek Ana membuat Davian menggeleng cepat.

"Lu masih sakit! Dan lu juga kenapa baru bilang kalau lu punya penyakit seberat itu hmm?!" Tanya Davian sambil menatap tajam Ana.

Ana membulatkan matanya membuat dirinya bingung kenapa Davian bisa tau kalau dirinya punya penyakit.

"Gak perlu tau, gue tau dari mana lu punya tuh penyakit! Sekarang jawab pertanyaan gue dulu!" Tegas Davian membuat Ana menundukkan kepalanya.

"A-ku gak papa kak, aku baik-baik aja." Bohong Ana membuat Davian tak percaya.

"Lu bohong sama gue!" Bentak Davian membuat Ana ketakutan dan badannya bergetar semua.

"M-maf kak,"

Davian menjambak rambutnya sendiri lalu menghela nafas dan memeluk Ana, membuat Ana nangis kencang.

"A-akkuh minn-ta Ma-a-af kak hiks.. hiks.. a-aku ga-k m-m-au k-ka-k ta-u pe-ny-a-kit a-aku hiks.. hiks..." Kata Ana sambil sesenggukan membuat Davian merasa tak tega lalu mengeratkan pelukannya.

"Aku gak mau nyusahin orang kak, apa lagi kita baru kenal. Aku malu hiks.. hiks.." ungkap Ana sambil sesenggukan.

Davian terus meminta maaf dalam hati. "Maafin gue, gue gak bermaksud membentak lu, sekali lagi maaf,"

Davian melepaskan pelukannya lalu mendongakkan kepalanya Ana membuat Ana menatap wajah Davian.

Lalu Davian meniup kedua mata Ana membuat Ana memejamkan matanya. Davian membersihkan air mata Ana yang terus mengalir menggunakan tangannya.

BERBEDA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang