Ana yang di tatap seperti itu. Ia menatap balik mereka semua. Lalu Feli maju satu langkah membuat Ana mundur.
"Oh. Ini yang katanya suka Davian? Berani juga ya lu!" Sindir Feli membuat Ana menatapnya.
"Berani lah. Ngapain takut, orang sama-sama makan nasi juga. Kenapa harus takut?" Jawab Ana membuat Feli menatap sengit.
"Kok bisa lu suka Davian?" Tanya Amel.
"Bisa lah kan suka,"
"Apa Davian suka juga sama lu?" Tanya Amel membuat Ana diam.
"Kenapa Kakak tanya kaya gitu?" Jawab Ana.
"Nanya aja sih."
"Cuma bukan apa-apa ya, Davian hidupnya ga semulus itu, Davian punya topeng buat adiknya ga sedih," sambung Amel sambil bersedekap dada.
"Aku tau kak, Aku tau Kak Davian itu orangnya gimana. Aku tau di balik diem nya dia dia punya kehidupan yang kelam, tanpa Kakak kasih tau, Aku juga udah tau sendiri." Jelas Ana sambil menatap mereka semua.
"Berapa lama kenal sama Davian?" Tanya Amel sambil maju satu langkah.
"Baru lah,"
"Oh,"
"Terus kenapa Kakak tanya gitu?" Tanya balik Ana membuat Feli yang dari tadi menahan Amarah.
"Gue gak suka lu deket-deket dia! Jauh in dia!" Bentak Feli lalu ingin menampar Ana ia malah terpeleset.
Membuat Feli jatuh ke bawah, Ana, Amel dan yang lain melihat itu sangat terkejut.
"Feliii......." Teriak Amel lalu turun ke bawah dan melihat Feli yang kepalanya mengeluarkan darah segar.
"Gak- gak, ini bukan salah aku." Gumam Ana sambil turun kebawah dengan tubuh yang sangat lemah.
"Ini semua gara-gara lu anjing! Lu pembunuh!" Tuduh Amel dengan Nada tinggi membuat yang lain menghampiri dan melihat Feli yang terus mengeluarkan darah.
"Bukan aku. Itu salah dia sendiri!" Gertak Ana.
"Ini salah lu anjing! Kalau lu tadi gak menghindar pasti dia gak akan jatuh!" Teriak Amel membuat yang lain menatapnya.
Dan Davian, Leon lalu Derix datang lalu menghampiri kerumunan tersebut. Davian menatap Feli yang tak sadarkan diri lalu melihat darah yang terus mengalir.
"Lu itu emang pembunuh!" Kata Vera membuat Ana menggeleng cepat.
"Fel.. bangun.. bangun... Bangun sayang..." Ujar Davian lalu di dengar oleh Ana membuat hati Ana berdenyut.
"Gue gak akan maafin lu! Kalau sampai terjadi apa-apa sama Feli! Hidup lu gak akan tenang!" Bentak Davian membuat Ana menatap tak percaya.
"Bukan Aku, aku gak ngapa-ngapain dia." Kata Ana sambil tubuhnya bergetar hebat.
"Gak usah nangis! Gue gak suka liat orang yang banyak drama!" Seru Davian membuat Ana menundukkan kepalanya.
"Bawa dia ke rumah sakit!" Suruh Davian membuat Leon dan Derix berjalan cepat lalu Davian menggendong Feli.
Ana masih diam di tempat. El dan Aleta menghampiri Ana. Lalu membawa Ana menuju kelas.
Di setiap koridor banyak murid yang mengatakan Ana dan ada juga yang menimpuk Ana menggunakan kertas.
"Pembunuh! Ana pembunuh!"
"Huhhh... Pembunuh kaya dia itu gak pantes sekolah di sini! Pembunuh... Pembunuh!" Kata cowok bertubuh tegap sambil menatap sengit Ana.
"Tampangnya doang alim. Aslinya mah pembunuh!" Sindir gadis berambut keriting.
"Pembunuh itu harusnya di musnah kan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
BERBEDA (SELESAI)
Teen Fictionseorang cowok yang mempunyai sifat dingin dan cuek namun banyak di gemari oleh kaum wanita, dia bernama Galen Daviandra yang biasa di sebut Davian. dia mempunya postur tubuh yang tinggi tegap, mata bak elang, alis agak tebal dan bibir sedikit tipis...